Quantum Teaching

The Hudson Community School District telah mengadopsi filosofi Quantum Teaching (Pembelajaran Quantum). Filosofi pembelajaran yang brain-based ini mencakup banyak GBPP yang spesifik guna untuk menciptakan sebuah lingkungan pembelajaran yang efektif, mendisain kurikulum, menyampaikan materi pembelajaran, dan guna untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Quantum Teaching adalah tentang bagaimana cara membawa rasa senang ke dalam proses pembelajaran dan akhirnya mencapai moments penemuan “Aha” yang bertambah dan semakin bertambah.

Quantum Teaching berlandaskan konsep: Kepunyaan Mereka menjadi Kepunyaan Kita, Kepunyaan Kita menjadi Kepunyaan Mereka. Itulah Instruksi Utama-nya Quantum, sekaligus premis dasar di balik strategi-strategi, model-model dan kepercayaan-kepercayaan terhadap Quantum Teaching. Kepunyaan Mereka menjadi Kepunyaan Kita, Kepunyaan Kita menjadi Kepunyaan Mereka menekankan betapa pentingnya guru memasuki dunia siswa sebelum mereka terhanyut dalam aspek pembelajaran. Karena sebelum seorang siswa ingin tahu apa yang diketahui seorang guru, mereka ingin tahu terlebih dahulu bahwa sang guru peduli terhadap mereka. Begitulah jalan dinamika manusia.

Quantum Teaching mencakup lima prinsip kebenaran asli (resident truth), yaitu ….
Segalanya Berbicara – Segalanya, mulai dari lingkungan dan nada bicara sampai pendistribusian materi, mengandung pesan pembelajaran yang penting.

Segalanya Bertujuan – Segala yang kita kerjakan mempunyai sebuah tujuan.

Alami Sebelum Dinamai – siswa memahami sebuah materi dan mentransfer materi baru ke dalam memori jangka panjangnya dengan cara menghubungkannya dengan dunia nyata (schema). Pembelajaran mendapatkan fasilitas terbaiknya ketika para siswa mengalami informasi itu terlebih dahulu dalam beberapa aspek sebelum mereka mengenal namanya.

Hargai Setiap Usaha – Menghargai setiap usaha siswa akan membuat siswa lebih semangat dalam belajar dan melakukan percobaan.

Jika Penting Dipelajari, Penting pula Dirayakan! – Perayaan memberi umpan balik (feedback) terhadap kemajuan (progress) dan meningkatkan hubungan emosional yang positif terhadap pembelajaran.

Model Quantum Teaching sangat mirip dengan sebuah simponi. Ada banyak elemen yang memfaktori pengalaman belajar. Elemen-elemen ini bisa di letakkan dalam dua kategori: konteks dan isi (context and content).

Konteks adalah seting dari pengalaman belajar. Dia berfokus pada lingkungan (environment), atmosfir, dasar-dasar (foundation), dan desain ruang kelas. Semua elemen ini berbaur, menciptakan pengalaman belajar. Adalah merupakan tujuan kita untuk membuat pengalaman berlajar menjadi positif. Oleh karena itu, guru harus bekerja keras untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif yang akan memungkinkan siswa-siswa kita mendapatkan sebuah kesempatan untuk belajar.

Konten (isi) adalah sama penting dengan konteks. Pembelajaran terjadi ketika skills disampaikan dengan cara yang memungkinkan seorang siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan keajaiban-keajaiban dari materi yang sedang diajarkan pada mereka. Quantum Teaching tidak memandang guru sebagai “distributor fakta atau ilmu.” Dengan cara seperti ini, kita bisa menyerahkan kepemilikan pembelajaraan ke tangan siswa. Guru menggunakan sebuah kerangka desain yang merupakan wahana dalam presentasi dan fasilitasi konten (isi). Desain ini mencakup elemen-elemen sebagai berikut…

Enroll – Guru menggunakan gerakan-gerakan yang menangkap minat, rasa ingin tahu dan perhatian siswa.

Alami – Ciptakan atau munculkan sebuah pengalaman yang umum, atau masuki wilayah ilmu pengetahuan umum yang bisa dimasuki semua siswa. Alami sebelum Dinamai menciptakan sebuah schema yang bisa membangun content yang baru.

Pelajari dan Namai – Tampilkan, urutkan dan definisikan content utama. Siswa mempelajari nama-nama, skill-skill berpikir dan strategi-strategi akademis. Siswa menambahkan content baru ke dalam schema mereka yang sudah ada.

Demonstrasikan – Beri siswa sebuah kesempatan untuk mendemonstrasikan dan menerapkan pelajaran yang mereka yang baru.

Tinjau dan Refleksikan – Gunakan strategi-strategi tinjauan (review) multi sensor yang efektif bervariasi dan berdayakan siswa untuk memproses content mereka yang baru melalui refleksi.

Rayakan – Kenali pembelajaran. Dia merekatkan content dan menambahkan sebuah kelengkapan ( sense of completion).

Dengan desain seperti ini, siswa tidak saja akan mempunyai kesempatan untuk mempelajari content, tetapi juga menemukan model pembelajaran (learning style) mereka yang tepat dan mengembangkan beberapa life skills yang akan membantu mereka mengambil tanggung jawab yang lebih besar terhadap pilihan yang telah mereka ambil.

Otak mengandung tiga jalan tol utama untuk memproses stimuli yang datang pada kita dari dunia di luar kita. Jalan tol-jalan tol itu adalah modalitas visual, auditory dan kinestetik. Adalah dari jalan tol ini kita bisa memberi pemahaman pada dunia kita. Sebagai contoh, sebagian orang bisa belajar sambil duduk dan mendengarkan orang lain menerangkan sesuatu. Tipe pelajar seperti ini disebut pelajar auditor (auditory learners). Dan, kelompok pelajar yang terakhir menyukai menyentuh sesuatu dan memanipulasinya. Kelompok pelajar yang ini disebut pelajar kinestetik. Sementara kebanyakan orang mempunyai akses terhadap ketiga modalitas di atas, hampir semua orang mempunyai modalitas kesukaannya dalam pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi.

Seperti yang kami kemukakan di awal, adalah tujuan dari Hudson Community School District’s untuk menciptakan sebuah mentalitas “Punya Mereka menjadi Punya Kita, Punya Kita menjadi Punya Mereka” di dalam wilayah sekolah kami. Untuk mencapai ini, kami harus bekerjasama dengan murid-murid kami dan orang tua mereka guna untuk menciptakan sebuah pengalaman belajar berbasis Quantum. Jadi, bergabunglah bersama kami untuk “Mengorkestrasi Kesuksesan Anak Anda”.


Sumber : 8 Keys Page
Judul asli : Quantum Teaching/Learning
Alihbasa : Muhamad Hasim

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger