Lucunya Terjemahan 'Google'

MENERJEMAHKAN bukanlah pekerjaan mentransfer kata-kata dari bahasa sumber ke bahasa sasaran semata.

Menerjemahkan pada pokoknya adalah mengalihkan pesan—dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.

Pesan-pesan yang ditulis dalam bahasa sumber, tentu saja ditulis mengikuti aturan tata bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut, di samping budaya, dan gaya penalaran yang umumnya berlaku pada penutur bahasa tersebut, yang kemungkinan berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya. Dengan demikian, di samping mentransfer kata-kata, pekerjaan menerjemahkan harus pula memperhatikan aspek-aspek di atas.

Dengan kata lain, pekerjaan menerjemahkan adalah pekerjaan yang memerlukan penalaran dan pemahaman budaya dan adat-istiadat yang berlaku dalam bahasa sasaran, di samping pemahaman akan kosakata.

Di samping itu, pekerjaan menerjemahkan adalah juga pekerjaan seni. Hal ini berlaku pada usaha kita untuk menjadikan tulisan terjemahan itu tidak saja menyampaikan pesan dari bahasa sumber dengan tepat, tepati juga enak dibaca. Sebuah tulisan dalam bahasa sumber yang enak dibaca, tetapi menjadi kaku dalam bahasa sasarannya (terjemahannya), akan kurang berharga, meskipun pesan yang disampaikan tepat.

Itulah sebabnya pekerjaan menerjemahkan tidak bisa diserahkan pada mesin, karena mesin tidak bisa memahami aspek-aspek di atas. Mesin hanya mampu menerjemahkan kata demi kata sederhana, dan beberapa pola kalimat sederhana, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif dan kalimat-kalimat kompleks tidak bisa dipercayakan pada mesin. Pada kasus Google Translation, bahkan tidak bisa membedakan kalimat lampau (past tense) dalam bahasa Inggris dengan kalimat pasif (passive voice). Kalimat yang menggunakan kata kerja past sering diterjemahkan sebagai kalimat pasif yang tidak menggunakan to be.

Di samping itu, Google Translation kebanyakan tidak mampu mentransfer pola menerangkan-diterangkan (DM) dalam bahasa Inggris ke dalam pola diterangkan-menerangkan (MD) dalam bahasa Indonesia, terutama jika hubungan kedua kata tersebut tidak begitu kuat, atau belum secara umum digunakan.

Kata benda jamak dalam bahasa Inggris tidak diterjemahkan menjadi jamak dalam bahasa Indonesia, baik dengan pengulangan kata, maupun dengan menggunakan kata penolong bilangan ‘para’.

Kelemahan lainnya adalah dalam hal referensi. Google Translation sering menggunakan kata ‘ini’ dan ‘itu’ dengan acuan yang tidak jelas. Referensi dengan menggunakan kata lain yang bukan kata ganti, lebih membingungkan lagi mencari rujukannya. Perhatikan contoh-contoh berikut:

Dari Inggris ke Indonesia

(Inggris)

Workers at the World Trade Center site are excavating a 32-foot-long ship hull that apparently was used in the 18th century as part of the fill that extended lower Manhattan into the Hudson River.

(Indonesia)

Pekerja di situs World Trade Center menggali lambung kapal 32-kaki-panjang yang tampaknya digunakan pada abad ke-18 sebagai bagian dari mengisi diperpanjang rendah Manhattan ke Sungai Hudson.


(Inggris)

“We noticed curved timbers that a back hoe brought up,” McDonald said Wednesday. “We quickly found the rib of a vessel and continued to clear it away and expose the hull over the last two days.”


(Indonesia)

“Kami menyadari bahwa kayu melengkung cangkul kembali dibesarkan,” kata McDonald Rabu.“Kami dengan cepat menemukan tulang rusuk kapal dan terus jelas itu pergi dan mengekspos lambung selama dua hari terakhir.”

(Inggris)

The world’s most famous Hollywood humanitarian might not have single-handedly erased gender inequality in the movie industry, but she sure has struck a major blow for actresses. How else to explain her $20 million payout for Sony’s next big summer release, “Salt,” an action project that originally was written to star a man — no less than Tom Cruise ?

(Indonesia)

Dunia yang paling terkenal Hollywood kemanusiaan mungkin tidak ketidaksetaraan gender sendirian terhapus dalam industri film, tapi ia yakin telah merupakan pukulan besar bagi aktris.Bagaimana lagi untuk menjelaskan 20.000.000 $ pembayaran nya untuk rilis musim panas mendatang besar Sony, “Salt,” sebuah proyek tindakan yang awalnya ditulis untuk bintang pria - tidak kurang dari Tom Cruise?


(Inggris)

No actress in Hollywood history has been able to chisel out the supremacy Jolie has in a male-dominated genre. Actually, her achievement is bigger than that. Her standard deal, which she received for “Salt” and “Tourist,” is matched by only one or two other actors in the world, with $20 million up front, a hefty share of the profits plus other sizable ancillary benefits. She already was getting $15 million for ” Smith ” and ” Wanted .”

(Indonesia)

Tidak aktris dalam sejarah Hollywood telah mampu pahat keluar supremasi Jolie telah dalam genre didominasi laki-laki. Sebenarnya, prestasi-nya lebih besar dari itu. menangani standar-nya, yang ia terima untuk “Garam” dan “turis,” ini diimbangi dengan hanya satu atau dua aktor lain di dunia, dengan kekayaan 20 juta sampai depan, bagian cukup besar dari keuntungan plus manfaat tambahan lain yang cukup besar. Dia sudah mulai $ 15 juta untuk “Smith” dan “Wanted.”

Dari Indonesia ke Inggris:

(Indonesia)

Satu pertanyaan yang cukup membuat saya tersadar akan arti sebenarnya dari ilmu adalah ketika seorang adik kelas SMA bertanya kepada saya, “kuliah dimana, Mas?”. Lalu saya jawab, “Psikologi”. Pertanyaan berikutnya yang cukup mengagetkan saya adalah: “kalau kuliah di Psikologi nanti kerjanya jadi apa?”. Jawaban saya berikutnya adalah jawaban yang membuat saya tersadar tentang apa arti dari ilmu, yaitu “saya di Psikologi UGM mau kuliah, bukan mau kerja”.

(Inggris)

One question that will be enough to make me realize the true meaning of science is that when a sister high school class asked me, “lecture in which, Mas?”. Then I replied, “Psychology”. The next question that quite surprised me is: ‘if lectures in Psychology will work so what? “. My next answer is an answer that made me aware of what the meaning of science, namely “I am going to college at GMU Psychology, not willing to work.”

(Indonesia)

Effendi Gozali, pengajar Ilmu Komunikasi Politik UI dalam koran Kompas (16/07/2010), mengatakan bahwa politik empati politisi mati. Para politisi lebih cenderung untuk mengamankan dirinya dengan cara tidak melawan kebijakan penguasa. Politisi pun cenderung melindungi posisi untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok.

(Inggris)

Gozali Effendi, a lecturer in Science Communication Politics UI Kompas newspaper (16/07/2010), said that the politics of empathy politicians die. The politicians are more likely to secure themselves against the policy by not ruling. Politicians also tend to protect a position to gain personal advantage or group.


Dengan ‘Trans Tool’

(Indonesia):

Memang sepertinya Pemerintah belum mampu untuk mengatasi masalah kemiskinan. Program-program yang ada hanya bersifat karitas (charity) dan tidak produktif. Hendry Saparini mengatakan bahwa ada dua macam kemiskinan, yaitu miskin non-produktif, dan miskin produktif. Orang-orang miskin yang non produktif seperti jompo dan anak-anak terlantar, seharusnya menjadi tanggungjawab Pemerintah, sesuai amanat UUD 1945. Di sini Pemerintah dapat melaksanakan program karitas tadi. Orang-orang miskin produktif, seperti pengangguran seharusnya bisa distimulisasi agar dapat produktif. Pemerintah dapat membina mereka, lalu memberikan kemudahan pemodalan untuk menjadi entrepreneur. Dengan program stimulan tersebut, maka masalah pengangguran dan kemiskinan dapat diatasi sekaligus.


(Inggris):

(It) is true governmental Likely not yet can to overcome the problem of poorness. Existing programs only having the character of karitas ( charity) and is unproductive. Hendry Saparini say that there [is] two kinds of poorness, that is is impecunious [of] non-produktif, and productive impecunious. Impecunious people which the non productive like children and jompo unemployed, ought to become Governmental tanggungjawab, according to commendation of UUD 1945. Here Government can execute program of karitas mentioned. productive Impecunious people, like unemployment ought to can distimulisasi [so that/ to be] earning is productive. Government can construct them, then give amenity of capitalization to become entrepreneur. With program of stimulan, hence problem of poorness and unemployment can overcome at the same time.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger