Bisakah 'Lebah Super' Mengatasi Krisis Pangan Dunia?

Honeybees have been dying off in record numbers since 2006, and Canadian researchers are trying to breed disease-resistant "super-bees" to reverse the trend.Lebah madu yang menyerbuk tanaman kita kini mulai menghilang, namun para peneliti kini mencoba mengembangbiakkan lebah-lebah yang masih tersisa untuk melanjutkan pekerjaan ini.

 

Lebah madu perlahan punah, dan para ilmuwan tidak begitu mengetahui apa penyebabnya. Karena kita tergantung pada lebah-lebah tersebut untuk melakukan penyerbukan pada tanaman kita, maka kepunahan lebah ini bisa menimbulkan bencana, memperparah krisis makanan yang sudah memburuk. Para peneliti di Universitas Manitoba Kanada kini mencoba membantu mengatasi masalah ini dengan menciptakan lebah super yang bisa bertahan dalam kondisi yang lebah biasa tidak bisa bertahan. Di bawah ini adalah ulasan singkat mengenai hal ini:

Lebah mulai punah?
Sebuah fenomena yang dikenal sebagai "Colony Collapse Disorder" (gangguan kepunahan koloni) mulai menyusutkan jumlah populasi lebah madu pada tahun 2006. Tungau dan virus berkontribusi terhadap kepunahan lebah-lebah ini, tapi para ilmuwan menyebut banyak gangguan yang lain yang juga bisa berkontribusi, termasuk pestisida, perubahan iklim, dan bahkan penggunaan HP.

Berapa banyak lebah mati yang kita bicarakan di sini?
Para ilmuwan telah menghitung kepunahan sekitar 85 persen dari semua lebah yang terdapat di Timur Tengah, hingga 30 persen lebah di Eropa, dan lebih dari 30 persen lebah di Amerika.

Jadi bagaimana cara tepatnya menciptakan seekor lebah super?
Pertama-tama, para peneliti mengumpulkan ratu-ratu lebah dari sarang yang telah terbukti luarbiasa resisten terhadap tungau. Ratu-ratu lebah tersebut kemudian dipindahkan ke sarang lainnya, yang dengan demikian mengekspos mereka terhadap “tekanan penyakit” secara lebih besar lagi. Teorinya adalah bahwa masing-masing generasi lebah yang bisa  bertahan hidup akan menjadi lebih bugar daripada generasi yang terakhir.

Apakah hal ini bisa berhasil?
Memisahkan lebah yang kuat dari yang lemah tentu saja merupakan cara yang efektif. Lebah-lebah super  yang resisten terhadap tungau juga lebih tahan terhadap gangguan lainnya, seperti cuaca dingin. Hanya 46 persen dari lebah madu Eropa yang normal yang secara tipikal bisa bertahan hidup melalui musim dingin, namun lebah-lebah yang telah diisi ketangguhannya (supercharged bees) mampu bertahan hidup dengan rata-rata 75 persen.

Mengapa hal ini begitu penting?
Dari 100 jenis tumbuhan yang merupakan sumber hampir semua makanan di dunia ini, lebah membantu penyerbukan sebanyak 70 jenis. Jumlah buah-buahan dan sayur-sayuran yang diserbuk oleh lebah tersebut jika dikalkulasikan mencapai senilai $83 miliar setahun. Harga bahan bakar yang tinggi dan faktor-faktor lainnya telah menyebabkan harga makanan melonjak hingga menyulut kerusuhan pada tahun 2008. Prospek menurunnya persediaan  suplai makanan akibat kepunahan lebah bisa ini menimbulkan masalah yang jauh lebih buruk lagi.

Jadi akankah lebah super menyelamatkan kita dari bencana kekurangan makanan?
“Lebah-lebah yang tahan terhadap tungau mungkin bukanlah panacea (obat mujarab) untuk mengatasi krisis lebah yang kita hadapi ini,” kata Ariel Schwartz di Fast Company. Tapi “paling tidak,” kata Schwartz, “membudidayakan lebah unggul bisa memberi kita waktu untuk mengetahui lebih banyak lagi penyebab mengapa lebah-lebah penyerbuk tersebut menghilang dari permukaan bumi ini—sebelum terlambat.” (POSTED ON JULY 15, 2011, AT 3:28 PM)
Photo: Ted Horowitz/Corbis

Sources: Christian Science MonitorDVICEDigital TrendsFast Companyio9

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger