Di bawah ini adalah review saya tentang PimEyes—plus, apa yang dikatakan
para ahli tentang teknologi AI
Pada tahun 2012, saya adalah mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi dan,
ketika itu, saya baru membuat sebuah blog. Tak ada niche, tak ada target
audiens. Saya hanya ingin menulis—atau, lebih tepatnya ngeblog. Jadi, saya muat
saja foto saya yang paling keren mengenakan sebuah bubble necklace (sejenis
kalung besar yang lagi trend ketika itu), dan menyuruh ibu saya mengambil
‘headshot” saya ketika saya sedang berdiri di depan rumput yang tak terawat di
pantai. Satu dekade kemudian, dan, ketika saya sudah melupakan foto itu sama
sekali,--foto itu muncul di PimEyes, sebuah website yang menggunakan teknologi
AI untuk mengenali wajah Anda dan menemukan semua gambar Anda. Bahkan gambar
yang tidak Anda ketahui pernah ada.
Saya tidak menyukai ini. Saya tidak menyukainya sama sekali. Dan nyatanya,
itulah saya: 2012, rumput pantai dan bubble necklace. Di manakah foto
ini berada ketika itu. Apakah saya sendiri masih memiliki foto ini di laptop
saya? Apakah foto ini di simpan di cloud? Bagaimana, di mana, kenapa—AI?
Related: Why Is April 24 Trending on TikTok? Here Are the Disturbing Details for Parents and Women To Know
Dalam beberapa hal, Pim Eyes memiliki versi gratis yang bisa Anda gunakan
hingga tiga kali pencarian terpisah. Setelah itu, harga premiumnya terbagi
menjadi:
· Open
Plus Plan: $29,99 per bulan untuk akses selama satu bulan, 25 kali
pencarian sehari, dan tiga kali Pim Eyes alerts (pemberitahuan) ketika
foto Anda muncul di sebuah situs.
· PROtect
plan: $79,99 per bulan untuk PROtect plan (satu bulan akses, 25
pencarian sehari, 15 PimEyes alerts, dan 80 DMCA otomatis dan GDPR Takedown
Notice (pemberitahuan GDPR jika foto Anda dihapus).
· Advance
Plan: $299,99 per bulan untuk akses selama satu bulan, pencarian tak
terbatas, 500 PimEyes alerts, deep search (pencarian mendalam),
dan ekspor dalam bentuk PDF dan CSV.
Mereka memberi penjelasan dalam situs mereka: “Cari sebuah wajah dan periksa
di mana gambar wajah tersebut muncul secara online. Face finder
kami membantu Anda menemukan sebuah wajah dan melindungi privasi Anda. Situs
pengenalan wajah online memungkinkan Anda melakukan pencarian berbasis imej.
PimEyes adalah sebuah mesin pencari gambar wajah dan foto yang bisa digunakan
siapa saja. Ini adalah alat yang hebat untuk mengaudit copyright
infringement (pelanggaan hak cipta).”
Ini aneh dan cukup meresahkan, tapi jangan
lupa Google Image Reverse Search (aplikasi pencarian gambar oleh Google)
telah ada sejak lama. PimEyes tampaknya merupakan sebuah versi dari mesin
pencari milik Google ini—yang diberi steroids.
Apakah aplikasi
pengenalan wajah telah melangkah terlalu jauh?
Pengenalan wajah (facial recognition)
adalah salah satu bentuk pertanyaan yang paling banyak dicari jawabnya di
internet. Metode pengenalan wajah yang dikembangkan oleh AI —yang, lebih dari
sekedar alat pencari seperti Pim Eyes, juga mengacu pada pengenalan seseorang
bukan melalui sidik jari atau password, namun dari wajah mereka yang sebenarnya—adalah
99% akurat di kalangan laki-laki kulit hitam, wanita kulit hitam, laki-laki
kulit putih, dan wanita kulit putih (tergantung pada algoritma) menurut sebuah
evaluasi pada tahun 2022.
Saya menghubungi Richard Gardner, CEO Modulus,
untuk meyakinkan saya, atau membantah keyakinan saya akan AI. Gardner merupakan
seorang ahli masalah yang sudah dikenal dunia selama lebih dari dua dekade,
menawarkan pandangan dan analisis yang mendalam dan kompleks tentang AI dan
perkembangan software. Modulus telah membuat teknologi untuk klien-klien
seperti NASA, NASDAQ, Yahoo!, Microsoft dan banyak lagi. Modulus juga merupakan
pemegang saham terbesar dari FinTech IP (kekayaan intelektual teknologi
finansial) di planet ini.
Related: What You Need to Know About Artificial
Intelligence
“Ada banyak alasan mengapa kita harus khawatir
tentang bagaimana teknologi pencarian berbasis AI akan mengganggu privasi kita
di internet,” kata Gardner pada Parade. “Meski kita sudah maklumi bahwa privasi
data kita selalu rendah, namun para konsumen biasanya memilih jebakan privasi
dengan cara membuat akun media sosial, sharing foto-foto, dan lainnya. Dengan
adanya AI yang bisa memproses data dalam jumlah yang sangat-sangat besar secara
efektif, maka, dengan demikian, AI juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi
orang dalam foto-foto yang, sebenarnya, mereka sendiri tidak ingin diidentifikasi
atau di-tag.
Dan ini membawa kita pada algoritma yang 99%
efektif. Tentu, AI pintar, tapi apakah dia cukup manusiawi untuk
mengenali mana yang seharusnya dan yang tak seharusnya diidentifikasi untuk
kepentingan privasi?
Related: Be Wary of These 15 Common Facebook Marketplace Scams
“Algoritma yang digunakan adalah kekhawatiran
kita yang lain,” kata Gardner. “Apakah algoritma tersebut akan mampu membedakan
foto-foto publik dan foto-foto yang bersifat privat?”
Ini tetap menjadi pertanyaan terbesar tentang
AI.
Beranjak dari hal ini, saya memutuskan untuk melanjutkan
melakukan hal ini—“hal ini” adalah mencari gambar saya sendiri dengan PimEyes.
Saya masuk ke versi gratisnya, yang hanya mengizinkan pencarian lunak—atau
“pencarian aman.” Pencarian mendalam hanya bisa diakses oleh mereka yang
mengambil paket Advance Plan, dan saya tidak berminat membelanjakan $299,99
sekarang ini.
Related: These Were the 100 Most Common Passwords Used in 2022, See If Yours Made
the List
Pertama-tama, saya melakukan pencarian satu
foto diri saya sendiri. Hasilnya relatif terbatas dan saya tidak terlalu
terkesan. Foto yang saya muat di blogger pada tahun 2012 itu berhasil
saya temukan dan tentu saja, saya merinding, terheran-heran bahwa foto ini
masih ada di internet, namun apa yang saya antisipasi selama ini jauh lebih
buruk lagi—foto-foto kuliah di mana saya sedang minum di latar belakang atau
mungkin foto-foto security footage ketika saya sedang mencairkan uang di
ATM sebuah bank.
Saya kira dengan mengantisipasi dampak
terburuk, hasil-hasil yang sebenarnya akan tidak terlalu menakutkan.
Saya melakukan percobaan lagi dan meng-upload
foto selfie yang kedua, dengan bertanya-tanya dalam hati apakah ini akan meningkatkan
akurasi pencarian lunak. Kali ini, saya gugup. Saya ragu-ragu menekan “Start
Search,” dan dada saya berdebar-debar kencang.
Bagaimana jika saya melihat sesuatu yang
tidak saya inginkan? Bagaimana jika si robot ini mengetahui sesuatu yang tidak
saya ketahui? Bagaimana jika saya menggunakan kecerdasan artifisial ini
untuk mencari wajah saya dan saya temukan sebuah gambar rahasia yang telah
diambil seseorang tanpa sepengetahuan saya?
Related: Is
My Money Safe in the Bank? Here's What's Covered and What To Know
Hal ini tidak jadi soal jika Anda tidak pernah mengirim foto-foto telanjang.
Bagi saya, tak ada apapun yang bisa ditemukan oleh robot ini tentang saya di
internet. Sekurangnya, tidak sejauh yang saya ketahui … jadi, kenapa saya jadi
berkeringat dingin? Apakah ada? Adakah? Maksud saya, Sesuatu yang bisa
ditemukan mesin ini?
Bagaimana jika seseorang telah memainkan tipuan Catfish (menggunakan
gambar profil palsu untuk menipu) dan meng-hack komputer saya atau HP
saya, lalu mengupload gambar-gambar saya sedang berganti pakaian selama berjam-jam.
Atau video saya sedang mandi sambil meraih HP saya untuk memainkan musik? Semua
tanpa sepengetahuan saya? *bergidik*
Terlintas dalam pikiran saya untuk menutupi kamera saya dengan tape hitam
lagi. Seperti tahun, 2014, tapi sekarang 2023.
Untungnya, PimEyes tidak memunculkan apapun
yang menakutkan meski sebagian dari gambar-gambar tersebut—ada total 123
gambar, yang sebagiannya duplikat—diberi label peringatan “potentially explicit.”
Secara teknis, websites yang merupakan host bagi gambar-gambar innosen
ini (yang kebanyakan berasal dari tutorial makeup lama yang telah saya posting)
bisa, bagaimanapun, terhubung dengan konten eksplisit. Namun versi gratis ini
tidak menyediakan link website yang merupakan host foto-foto
tersebut. jika Anda menginginkan fitur ini, Anda harus membayar. Jadi, saya
tidak tahu pasti.
Related: We Asked ChatGPT To Give Us a List of Baby
Names Inspired by Taylor Swift—and It Did Not Disappoint
Versi gratis ini juga tidak melakukan “pencarian
mendalam,” jadi, secara teoritis, ada lebih banyak foto-foto yang beada di
dalam jangkauan AI, namun sementara ini, pencarian lunak ini cukuplah bagi
saya. Perlu pula diperhatikan, bahwa dari 123 foto-foto tersebut semuanya
adalah foto yang saya ambil dan upload sendiri (bukan difoto dan di-upload
orang lain).
Tidak ada foto-foto candid saya sedang
berada di mesin ATM, tidak ada pula foto-foto selfie yang dijual oleh Snapchat (Tuhan akan membantu kita jika Snap dan
PimEyes bekerja sama untuk berbagi informasi). Tak ada yang mencurigakan.
Namun, betapapun menakutkannya, Pim Eyes juga
bisa digunakan untuk kebaikan. Sebagaimana pengguna Twitter Kristen Ruby
mengatakan, ada manfaatnya juga mendeteksi foto-foto dirinya yang telah di-upload
tanpa sepengetahuannya. Akan tetapi, seperti yang dikatakan oleh pengguna Twitter
Soo Schreiber, ini bisa digunakan untuk niat jahat pula. (Stephanie Osmanski)
https://www.yahoo.com/lifestyle/website-every-photo-online-15-232013550.html
0 comments:
Post a Comment