Rahasia di Balik Obat Semprot




Setiap kali pemain sepakbola terluka—apakah luka beneran atau hanya pura-pura—tim dokter datang berlarian memasuki lapangan dengan membawa sekantong trik untuk membantu usahanya memulihkan si pemain yang mengerang kesakitan tersebut. Lalu, hampir senantiasa, untuk bagian tubuh yang mana pun yang dirasakan si pemain sakit, si dokter mengeluarkan sebuah kaleng obat semprot dan menyemprot si pemain dengan semprotan serupa kabut putih dalam dosis tertentu.

Semprotan biasanya diberikan pada mata kaki, Achilles, tulang kering, lutut yang baru saja terkilir. Obat semprot ini juga digunakan pada mulut yang terluka, seperti yang diberikan pada defender Spanyol Gerard Pique. Setelah menendang bola dengan mulutnya, dalam pertandingan melawan Honduras, hari Senin lalu, Pique yang cedera babak belur, diberi semprotan ke dalam mulutnya, seperti semprotan penyegar nafas sebelum berangkat ke tempat kerja (lihat gambar), sebelum diberi sumpalan kapas.

Kadang-kadang, obat semprot itu manjur seperti bayamnya Popeye, kadang-kadang hanya berfungi sebagai pengobatan sementara sebelum si pemain diangkut dengan stretcher, tetapi sejauh ini, obat semprot ini adalah andalan utama dalam pengobatan kilat di lapangan.

Jadi, apakah obat semprot aerosol itu?

Well, seperti yang dijelaskan Slate’s piece on the matter pada tahun 2006, sebenarnya ada beberapa “obat semprot ajaib” yang digunakan, tergantung masalah dan situasinya.

Mereka boleh jadi menggunakan air dingin, misalnya, untuk mendinginkan seorang atlit yang overheated. Atau boleh jadi mereka menyemprotkan sebuah abrasi dengan sebuah larutan benzoin sehingga mereka bisa menempelkan perban pada kulit yang berkeringat. Kuat dugaan sebagian obat semprot kaleng itu mengandung “pendingin kulit,” zat kimia seperti ethyl chloride yang berfungsi mendinginkan dan meredam permukaan kulit ketika terjadi kontak.

Pendingin kulit mempunyai fungsi sebagai alat bius singkat yang bisa, secara sementara, meredam rasa sakit yang timbul akibat stud marks pada mata kaki, atau, paling tidak, membuat si pemain berpikir bahwa obat itu berguna. Dan, ketika obat itu tidak mampu untuk mengatasi cedera serius seperti, katakanlah, cedera ligamen pada lutut atau cedera akibat tembakan bola keras ke dada, kiranya pertolongan yang sementara itu cukup berguna untuk membawa sang pemain kembali ke lapangan.

Tentu saja, ketika terjadi cedera parah seperti itu, obat semprot tersebut tidak lagi tampak ajaib, melainkan hanya sekedar obat semprot biasa.

(Brooks Peck/ Yahoo! Sports)

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger