BANYAK orang percaya mereka telah mengalami dua kehidupan setelah selamat dari sebuah kecelakaan maut, sebuah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa mereka. Sedemikian dahsyatnya kecelakaan itu sehingga hanya kuasa Tuhan yang bisa menyelamatkan mereka, seperti yang dialami Roger Woodward yang tengah menjalani kehidupannya yang ke-dua setelah lolos dari kecelakaan maut yang nyaris merenggut nyawanya di Air Terjun Niagara.
LIMAPULUH tahun lalu, Roger mendapatkan hak untuk meng-klaim dan mengumumkan diri sebagai salah satu dari sedikit orang yang selamat setelah terjatuh di Niagara Falls (air terjun Niagara)
Tapi dia tidak pernah menggunakan hak itu.
Tentu, si bocah ajaib yang ketika itu berusia 7 tahun ini, yang jatuh tergelincir dalam sebuah kecelakaan perahu, kemudian menjadi sebuah bagian dari cerita rakyat yang penuh warna. Kisahnya diceritakan dengan nafas yang sama dengan kisah sekelompok petualang yang mencari ketenaran dan keberuntungan yang dipimpin oleh seorang guru sekolah Annie Taylor, yang mengapung dengan drum bersama kucingnya.
Akan tetapi jika ada sesuatu perbedaan yang jelas selama 50 tahun terakhir ini, itu adalah bahwa Woodward tidaklah sama dengan Taylor atau keluarga Karel Souceks, atau Steve Trotters dan John Mundays yang mengikuti jejaknya, yang membuat rakit dari drum bekas asinan dan ban dalam kendaraan, sekedar untuk menunjukkan keberanian dan kenekadan mereka.
Pada peringatan yang ke 50 peristiwa tersebut, Woodward masih bersikukuh tidak ingin bergabung dengan klub tersebut. “Kisah kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan aksi heroik dan keberanian menantang maut,” katanya dalam sebuah interview dari Hampton Cove, Alaska, di mana dia, pada usianya yang kini 57 tahun, bekerja sebagai seorang agen real estate yang tengah memasuki masa pensiun.
Woodward dan keluarganya berusaha mengembalikan kehidupan normal mereka setelah dia dan kakak perempuannya yang ketika itu berusia 17 tahun, Diane Wooward, diselamatkan dari Sungai Niagara setelah terlempar dari perahu aluminium sepanjang 12 foot milik teman keluarga mereka James Honeycutt.
Turis dari New Jersey John Quattrochi menarik Diane Woodward ke pinggiran sungai tepat sebelum mencapai pinggiran air terjun. Honeycutt bersama Roger Woodward kemudian terhanyut dan ditelan oleh Air Terjun Horseshoe (Horseshoe Falls) dan tewas. “Kami saat itu cuma dua orang bocah yang bertamasya di sungai bersama teman keluarga kami,” kata Woodward sekarang. “Itu adalah sebuah tragedi. Seorang manusia kehilangan nyawanya, dan atas pertolongan yang Maha Kuasa, kami sangat bersyukur kami selamat.”
Selama 34 tahun, Woodward dan kakak perempuannya tidak pernah membicarakan hal itu, bahkan tidak di antara mereka berdua. Orang tua mereka berpikir adalah yang terbaik menyelamatkan mereka. Tetapi Woodward ingat bahwa rasa ingin tahu orang ketika itu sungguh berlebihan, begitu berlebihan sehingga ayahnya memboyong mereka sekeluarga dengan truk, pindah dari Niagara Falls, di tengah malam.
Kini, Woodward akan menceritakan kembali kisah itu dengan suka hati.
Para wartawan mengingat-ingat kembali peristiwa tersebut, atau ketika Niagara Falls menjadi headlines di surat khabar, seperti peristiwa tahun 2003 ketika seorang salesman spare parts mobil selamat dari usahanya bunuh diri, dan pada bulan Maret 2009 ketika seorang Kanada yang juga selamat ketika berusaha bunuh diri di sana. Woodward adalah satu-satunya yang selamat dari terjun tanpa menggunakan pelindung.
Woodward menandai ulang tahun ke 50 peristiwa itu dengan mendengarkan siaran ulang siaran radio mengenai peristiwa itu, bersama istrinya, Susan Woodward.
“Sampai hari ini, setiap kali saya mendengarkan peristiwa itu, saya seperti mencium bau air,” katanya. Bagi Woodward, bagian yang terburuk dari peristiwa itu adalah ketika laju perahu menjadi brutal ketika melewati air berwarna putih yang membuat nafasnya jadi sesak, di mana dia kemudian terlempar dari perahu boat yang mereka tumpangi setelah perahu itu menabrak sesuatu, kemudian rusak dan ditelan air jeram yang ganas.
“Air itu terlihat seperti sebesar rumah dengan ombak dan batu-batu,” katanya. “Satu menit Anda tenggelam dalam air, Anda tak akan bisa bernafas, pada saat itu, Anda pikir mungkin Anda tidak akan bernafas kembali selamanya. Detik selanjutnya ketika Anda muncul kembali ke udara dan tubuh Anda terhanyut, Anda tidak akan kuasa melihat batu-batu besar itu ketika tubuh Anda terhanyut disapu jeram.”
Dia mengatakan ada pula saat-saat damai ketika itu, meskipun—tubuhnya hampir mencapai tepian air terjun. “Saya seperti melayang dia atas awan,” katanya. “Saya tidak punya sensasi senang atau sedih. Saya tidak punya sensasi apapun di perut saya seperti yang mungkin Anda rasakan ketika naik roller coaster … saat Anda merasa perut Anda seperti berada di tenggorokan..”
Dia tidak ingat apakah dia telah membentur dasar sungai. Dia mungkin telah terlindung dari batu oleh apa yang dikenal sebagai kerucut air (water cone), sebuah formasi yang menyembur dari permukaan setelah air dan udara bertabrakan dengan kekuatan yang sedemikian rupa, kata sejarawan Niagara Falls Paul Gromosiak.
“Itu seperti sebuah tangan yang menjangkau,” jelas Gromosiak. “Pastilah demikian adanya—atau ini adalah sebuah keajaiban.”
“Keajaiban” adalah apa yang dinyatakan oleh berita utama surat kabar, ketika itu, mengenai sebuah foto hitam putih seorang bocah pirang bermata biru yang sedang menggelantung pada sebuah apung penyelamat sebelum ditarik ke atas perahu boat wisata Maid of the Mist, yang berada di dekatnya ketika ia muncul ke permukaan dari air bergolak. Dia tampak seperti tersenyum—tapi sebenarnya dia kaget.
“Saya takut setengah mati,” katanya.
Foto lain menunjukkan dirinya berada di tempat tidur rumah sakit, pulih dari gegar otak ringan, tergores dan memar. Foto berikutnya menunjukkan dirinya, dengan rambut berminyak tersisir rapi, berpose dengan Kapten Clifford Keech, yang mengemudikan perahu wisata tersebut sehingga para kru dapat melemparkan sebuah apung penyelamat.
Tahun-tahun berikutnya, sulit menggambarkan betapa peristiwa itu telah mempengaruhi kehidupan sang putra tukang kayu yang menyukai alam bebas ini.
Itu adalah pengalaman naik perahu pertama baginya dan hampir menjadi yang terakhir pula. Bukannya kapok, sebaliknya, Woodward malah mengembangkan rasa cinta berperahu, dengan menjadi penyelam bersertifikat, bahkan bergabung dengan Angkatan Laut selama Perang Vietnam. Tapi Anda tidak akan menemukan dia di Niagara bagian atas dengan perahu motor mencapai 7,5 tenaga kuda seperti yang punya Honeycutt, yang mereka tumpangi ketika itu.
“Saya adalah seseorang yang berpikiran waras dan sangat memperhatikan keselamatan,” katanya.
Woodward sering disebut-sebut dalam kisah-kisah orang yang selamat dari kecelakaan di laut lepas, juga dalam catatan circumnavigasi dunia, dengan tema kegigihan melawan kekuatan alam yang mungkin terjadi. “Saya menyukai bagian penyelamatannya, cara mereka menemukan cara untuk bertahan hidup dalam kondisi buruk,” katanya.
Woodward mengatakan bahwa dia sering mendengar orang berkata bahwa “Tuhan telah menolong Anda hari itu” atau “Tuhan punya beberapa misi penting yang harus Anda selesaikan dalam hidup Anda.” Tapi baru setelah 20 tahun kemudian, si bocah laki-laki yang tidak teratur pergi ke gereja ini, terdorong untuk pergi ke gereja oleh seorang temannya, setelah menemukan dirinya terganggu oleh pertanyaan “Mengapa saya berada disini?”
“Sejak hari itu, saya bisa menjawab satu pertanyaan besar itu,” katanya, “dan jawaban atas pertanyaan itu adalah ini: Tuhan menyelamatkan saya hari itu, 9 Juli 1960, karena Dia tahu bahwa pada usia 27, saya akan datang untuk mengenalnya sebagai penyelamat saya. “
Hal ini membawanya kepada kementerian selama dua tahun, tetapi ia menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di dunia usaha, dalam bidang produk-produk kantor dan industri telekomunikasi.
Dan sementara ia tetap rendah diri sebagai korban yang selamat dari air terjun Niagara, justru ketiga putranya yang lebih banyak mengeksploitasi cerita itu, dalam masa pertumbuhan mereka.
“Saya adalah sebuah bahan cerita yang cukup laku di sekolah anak-anak saya” katanya. (yahoo.com)
0 comments:
Post a Comment