man-over-board.com |
Facebook, salah satu anggota Open Internet Coalition, mengatakan mereka tidak mendukung adanya proposal kerjasama tersebut. Google adalah juga merupakan anggota koalisi tersebut, dan perusahaan itu sedang menghadapi kritikan mengenai apa yang tampak sebagai sebuah kemunduran dari prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya.
“Facebook akan terus mendukung prinsip-prinsip netralitas jaringan baik untuk jaringan landline maupun jaringan wireless,” kata juru bicara Facebook Andrew Noyes dalam sebuah pernyataan.
“Mempertahankan internet tetap terbuka sehingga bisa diakses oleh para inovator—dengan tidak memandang ukuran dan kekayaan mereka—akan menciptakan sebuah pasar kompetitif yang bergairah di mana para konsumen mempunyai kontrol yang tinggi terhadap konten dan layanan yang disampaikan melalui koneksi internet,” demikian bunyi pernyataan Facebook.
Amazon.com baru-baru ini mengatakan bahwa mereka bisa mendukung ko-lokasi para server, di mana saja perusahaan-perusahaan konten menyukainya dan Google membayar lebih untuk berada lebih dekat dengan para pelanggan mereka. Hal ini akan membuat layanan dan konten mereka cepat tersampaikan.
Tetapi tidak demikian halnya untuk ide layanan terkelola—dengan menjual sebagian pipabroadband milik Verizon untuk diberikan pada penawar tertinggi (sebagai contoh, jika melakukanstreaming Netfix pada FiOs, konsumen akan dikenai biaya karena kualitasnya lebih baik).
“Kami sudah lama mendukung netralitas jaringan dan meskipun kami setuju bahwa operator-operator jaringan harus dijinkan untuk menawarkan layanan-layanan tambahan, kami berpendapat bahwa proposal ini mengabaikan layanan-layanan yang bisa merugikan akses internet para konsumen,” kata Amazon dalam sebuah pernyataan.
Brad Burnham, seorang investor ventura dalam firma-firma seperti Twitter, Foursquare danstartups web lainnya, telah mengatakan kurangnya netralitas jaringan yang kuat adalah faktor perusak utama yang meghalangi perusahaan-perusahaan seperti miliknya untuk berkembang.Menurut Brad FCC harus terus maju menegakkan aturan-aturan broadband, meskpun banyak ditantang oleh para carrier.
Dan dalam harian New York Times hari Senin lalu, partner dari Union Square Ventures menulis tentang dua tujuan utama dari proposal kerjasama Google-Verizon. Tidak ada aturan bagiwireless, ketika “makin banyak layanan internet yang dapat diakses secara wireless … (mengingat) tidak ada jaminan konsumen akan mendapat aplikasi dan konten pada perangkatwireless mereka. Dia mengatakan bahwa ambang batas dari apa yang disebut perlakuan yang tidak fair terhadap konten pada jaringan wireless adalah terlalu rendah. “Akses yang tidak boleh didiskriminasi oleh para provider terhadap para provider aplikasi-aplikasi spesifik hanya berlaku jika hal itu dipandang dapat menimbulkan “kerusakan yang berarti baik bagi kompetisi maupun bagi para pengguna.”Ketentuan manajemen jaringan tersebut memberi ruang gerak yang luas bagi provider akses internet untuk mencampuri urusan layanan lapisan aplikasi.
Kelompok-kelompok kepentingan publik dan beberapa akademisi juga mengkritik keputusan itu.
Public Konwledge, sebuah kelompok kepentingan publik yang bertugas memberi advokasi tentang akses yang setara terhadap media, mengatakan bahwa persetujuan antara Google dan Verizon menyebabkan industri wireless tak beraturan dan memungkinkan timbulnya prioritas pada layanan-layanan berbayar seperti yang diuraikan di atas, yang dengan demikian akan mematahkan kompetisi.
Mereka juga mengatakan bahwa pakta kerjasama kedua perusahaan itu memperlemah Komisi Komunikasi Federal, yang dalam hal ini hanya akan menjadi penonton para aktor yang buruk secara case-by-case, berdasarkan aturan-aturan yang dipimpin oleh kelompok penasehat yang dipimpin oleh industri. Dengan kata lain, FCC akan mematuhi petunjuk-petunjuk dari perusahaan-persahaan.
“Jika digabungkan dengan rekomendasi proposal tersebut di mana FCC tidak mempunyai kekuasaan membuat aturan yang berkenaan dengan perlindungan konsumen dan nondeskriminasi, maka persetujuan tersebut telah melampaui kuasa dan wewenang FCC terhadap industri-industri di mana peraturan ini ditujukan,” kata Sherwin Siy, deputi direktur legal dari Public Knowledge.
Sebagian akademisi mengatakan bahwa persetujuan itu berat sebelah, lebih menguntungkan para carrier jaringan yang selama ini sudah bosan dengan aturan-aturan baru.
“Proposal kerja sama Verizon-Google adalah sebuah gabungan dari 90 persen posisi antinetralitas jaringan milik Verizon dan hanya 10 persen posisi pro netralitas jaringan milik Google, “ kata Nicholas Economides, seorang professor di New York University’s stern School of Business.
“Saya percaya bahwa FCC seharusnya melindungi konsumen dengan cara mengadopsi aturan-aturan netralitas jaringan yang ketat, seperti yang seringkali ditekankan oleh presiden Obama,” katanya. (Cecelia Kang/The Washington Post)
0 comments:
Post a Comment