Detektif Belajar Facebook untukMencari Para Pembunuh



PARA detektif akan dilatih menggunakan media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter untuk menangkap para pembunuh.
The National Policing Improvement Agency (NPIA) sekarang sedang mengevaluasi kualitas pelatihan mereka untuk menjaganya tetap up to date.
Polisi dilaporkan sedang memeriksa post-post pada Facebook yang diterbitkan sebelum dan sesudah terjadinya pembunuhan terhadap Marvin Henry yang berusia 17 tahun pada awal minggu ini di London Utara.
Adam Mann dipenjara seumur hidup bulan ini karena membunuh bekas istrinya Lisa Beverly setelah dia merayunya di Facebook.
Detektif memeriksa aktifitas Facebook-nya Adam Mann dalam
melakukan investigasi tentang pembunuhan bekas istrinya.

Dan pada bulan Mei 2008 Vicky Couchman, seorang gadis yang ketika itu berusia 19 tahun, hilang di East Sussex. Page Bebo-nya di-update oleh ayahnya Tony Couchman, yang dipercaya telah membunuhnya, setelah dia menghilang. 
Tony Couchman ditemukan tewas di selnya di penjara pada awal tahun ini pada malam sebelum pengadilan atas dirinya dilaksanakan.
Deputy Chief Constable Nick Gargan, yang bertindak selaku kepala NPIA, mengatakan “Program ini adalah bagian penting dari jalur karir para detektif dan pelatihan baru ini meliputi area-area metode penyidikan kepolisian yang sensitif di mana belum banyak terdapat bimbingan sebelumnya.”
“Penataran ini adalah benar-benar apa yang dibutuhkan oleh para detektif untuk menjawab tantangan dan kompleksitas penyidikan kepolisian yang modern secara efektif.”
Sekitar 3.500 detektif mengikuti program pengembangan penyidik kejahatan setiap tahunnya.
Kebanyakan detektif yang akan dilatih oleh NPIA berasal dari England dan Wales tapi mereka bekerja sama dengan pasukan Skotlandia dan PSNI dan mereka juga menyediakan kursus-kursus bagi para penyidik Kejahatan Serius dan Terorganisasi dan para penyidik Perbatasan Kerajaan Inggris (UK).
Pelatihan itu juga akan mencakup cara-cara mencatat-rekam tuduhan kejahatan rumah tangga dan pemerkosaan dan bagaimana cara memperlakukan tersangka “kejahatan karena membela kehormatan” (honour-based crime).
Para detektif tersebut juga akan diajari mengenali gangguan penyakit Stres Setelah Trauma (Post Traumatic Stress) pada korban dan para saksi untuk menghindari trauma mereka menjadi semakin parah.
Mereka juga akan diajari cara-cara memberdayakan sebuah database nasional yang baru tentang sidik telapak kaki (footprints) yang dibuat dengan sepatu khusus.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger