BARU-BARU ini, TV NHK Jepang menggelar acara diskusi panel yang bertajuk East Asian Development Conference. Dalam diskusi yang para panelisnya terdiri dari para pejabat ekonomi negara-negara Asia timur itu Indonesia diwakili oleh kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan, sedangkan panelis lainnya antara lain, Peter Ong, sekretaris permanen kementerian keuangan Singapura, Naoko Ishii, deputi perdana menteri bidang keuangan untuk urusan-urusan internasional, Jepang, Cayetano Paderenga, Pilipina, Juree Vichit Vadakan, Thailand, Vikram Nehru, India, yang masing-masing jabatannya saya lupa, dan lain-lain. Dalam diskusi yang dimoderatori oleh penyiar TV NHK tersebut, Gita Wiryawan tampil mempesona dengan jawaban-jawaban yang tangkas, bernas, dan cerdas. Dan yang paling mengagumkan saya adalah bahasa Inggrisnya yang excellent, terbaik dari semua peserta, menurut saya.
Ini bukan pertama kalinya saya mendengar atau menyaksikan orang Indonesia berbicara bahasa Inggris dengan sempurna, fasih dan tanpa cela. Dari acara-acara yang saya tonton di TV dan saya dengar di radio, ada banyak sekali orang Indonesia yang berbicara bahasa Inggris dengan sempurna. Sempurna yang saya maksud di sini adalah lancar (tidak putus-putus), jelas dan tidak menunjukkan logat (accent) Indonesia .
Pembicara asli bahasa Inggris (native English speaker) pun berpendapat demikian. Saya pernah bertemu dengan orang Amerika yang sudah berkelana ke berbagai penjuru dunia yang terpesona dengan kemampuan orang Indonesia berbicara bahasa Inggris. “Mengherankan, setiap orang Indonesia yang saya temui berbicara bahasa Inggris dengan sempurna, berbeda dengan orang-orang dari negara lain,” katanya.
Dari pengalaman menonton TV dan mendengar radio tersebut pula saya mendapati betapa banyak pembicara bahasa Inggris yang bukan native speaker berbicara dengan gagap, tidak jelas dan menunjukkan accent yang kental. Dan jika saya banding-bandingkan, orang Indonesia adalah pembicara bahasa Inggris non-native speaker yang terbaik di dunia.
Orang Singapura yang bahasa nasionalnya termasuk bahasa Inggris, atau orang Pilipina yang bahasa Inggris merupakan bahasa ke-dua mereka, pun berbicara bahasa Inggris dengan accent yang kental. Orang India , orang China , orang Arab, orang Perancis, orang Jerman pun demikian pula. Dan yang terburuk adalah orang Jepang. Dari pengalaman saya menonton TV NHK, orang Jepang berbicara bahasa Inggris dengan accent yang sangat, sangat kental. Saking kentalnya, sehingga bahasa Inggris mereka terdengar seperti bahasa Jepang.
Logat atau accent menunjukkan bahasa ibu si pembicara, atau dari mana orang itu berasal. Orang yang berbicara bahasa Inggris dengan logat China menunjukkan bahasa ibunya adalah bahasa China , dan bisa ditebak dia berasal dari China . Begitupun dengan orang yang berlogat Jepang, Arab, atau India , misalnya. Orang yang berbicara bahasa Inggris tanpa accent tidak akan diketahui apa bahasa ibunya, dan tidak diketahui dari mana dia berasal.
Logat atau accent bukanlah komponen pokok dalam penguasaan bahasa. Tidak penting benar apakah Anda berbicara bahasa Inggris dengan accent atau tidak dengan accent. Yang paling penting adalah apakah yang Anda bicarakan bisa dimengerti atau tidak, atau pesan Anda tersampaikan dengan tepat atau tidak, alias tidak disalahmengerti oleh orang yang mendengarnya. Orang boleh saja berbicara bahasa Inggris dengan logat China , Arab, atau Jepang asalkan bisa dimengerti oleh orang yang mendengarnya atau lawan bicaranya. Berbicara bahasa Inggris dengan accent atau tidak itu terserah Anda, yang penting pesan Anda tersampaikan.
Namun berbicara bahasa Inggris tidak dengan accent, atau sounds English, adalah mempesona, mengagumkan siapa saja yang mendengarnya, dan lebih menarik bagi lawan bicaranya, apalagi kalau lawan bicaranya native English speaker.
Namun, tentu saja, tidaklah mudah menghilangkan accent atau logat bahasa ibu kita sendiri. Semenjak lahir, lidah kita sudah terbentuk menurut tipe bahasa pertama yang kita kuasai atau gunakan. Proses pembentukan lidah yang berlangsung selama bertahun-tahun ini semakin lama semakin solid sehingga pada suatu titik tertentu lidah kita tidak lagi bisa dilenturkan, alias tidak lagi fleksibel. Maka tidak heran jika orang Jawa berbicara bahasa melayu dengan medok, alias dengan logat Jawa, atau orang Melayu berbicara bahasa Jawa dengan logat Melayu, atau orang Jepang yang tergagap-gagap dalam berbicara bahasa Inggris, dan bahasa Inggris mereka kedengarannya seperti bahasa Jepang.
Adalah mengherankan ketika orang Indonesia berbicara bahasa Inggris dengan tanpa accent. Dari manakah kemampuan ini mereka dapat. Apakah hal ini karena bunyi-bunyi ujaran dalam bahasa Inggris hampir sama dengan bunyi-bunyi ujaran dalam bahasa Indonesia . Ataukah karena orang Indonesia memang diberkahi kemampuan berbahasa, seperti halnya menyanyi dan menari, lebih dari bangsa-bangsa lain. Entahlah.karena di sisi lain penguasaan bahasa Inggris oleh siswa di sekolah justru lebih rendah dari negara-negara lain.
2 comments:
Artikel yang sangat bagus, sangat di rekomendasikan untuk di republish
Emang orang indonesia nggak blagu dan sombong,menerima perbedaan dan juga cepet beradaptasi di situasi apapun,maha suci allah oleh anugerah yang ia berikan,
Post a Comment