Balai Pengawasan Obat-obatan (Drug Enforcement Agency) AS baru-baru ini mengeluarkan surat keputusan bahwa mariyuana tidak mempunyai manfaat medis yang diakui dan harus digolongkan sebagai obat-obatan berbahaya bersama heroin dan kokain.
Kepurusan IDEA tersebut dikeluarkan hampir 10 tahun setelah para pendukung mariyuana sebagai obat medis mengajukan sebuah petisi terhadap balai tersebut untuk meminta mariyuana dikeluarkan dari schedule I pada CSA dan di-reschedule sebagai cannabis dalam schedule III, IV atau V.
Meski ada banyak penelitian yang menunjukkan keampuhan mariyuana dalam mengobati penyakit tertentu, seperti glaucoma dan multiple sclerosis, dan efek samping dari kemoterapi, namun DEA menetapkan “bahwa mariyuana mempunyai potensi yang kuat untuk disalahgunakan (abuse), tidak mempunyai kegunaan medis yang diakui di AS, dan kurang mempunyai tingkat keamanan untuk digunakan bahkan di bawah pengawasan medis sekalipun.” (baca aturan selengkapnya di sini).”
Untuk me-review tinjauan literatur ilmiah selama satu decade tentang penggunaan klinis dari mariyuana, klik di sini.
Hingga bulan Mei 2011, 16 negara bagian AS dan Distrik Columbia telah menyetujui penggunaan mariyuana untuk kegunaan medis. Di negara-negara bagian tersebut, kejahatan bukan saja tidak meningkat, sebagaimana yang banyak diramalkan oleh mereka yang mengkritik legalisasi penggunaan mariyuana, tapi bahkan menurun; bahkan di daerah-daerah yang padat penduduk seperti Los Angeles dan San Diego .
Pernyataan dari Americans for Safe Access:
Penolakan juga datang pada minggu yang sama dengan saat ketika International Cannabinoid Research Society (ICRS) menyelenggarakan simposium mereka yang ke-21 di St. Charles, Illionis, di luar Chicago . Simposium tersebut sebagian disponsori oleh sekelompok perusahaan farmasi, U.S. National Institute on Drug Abuse (NIDA), dan ElSohly Laboratories, Inc., satu satunya sumber pemerintah federal yang berlisensi dalam hal penelitian tentang cannabis (mariyuana) yang digunakan dalam peneltian-penelitian therapeutik. Akhir-akhir ini, beberapa perusahaan farmasi meminta pemerintah untuk me-reshedule THC yang terproduksi secara organik, kandungan utama dalam tumbuhan mariyuana, sehingga mereka bisa menjual Marinol versi generiknya, yang sekarang sudah dibuat secara sintetis.
“Pemerintah tidak bisa mengakui kedua-duanya sekaligus, mariyuana sebagai obat atau bukan obat,” kata Direktur eksekutif ASA Steph Sherer. “Jika pemerintah mau mensponsori sebuah konferensi tentang mariyuana sebagai obat medis, mereka juga harus menghormati jutaan orang pasien di seluruh Amerika yang ingin mengakses konferensi tersebut.” ASA dan para pasien berbasis grassroots-nya telah mendesak Presiden Obama semenjak dia menjabat untuk mengembangkan sebuah kebijakan federal yang komprehensif yang akan menggolongkan mariyuana sebagai sebuah isu kesehatan publik.
Seperti yang dilaporkan oleh Amelia T. dari Care2, dalam sepucuk suratnya yang dikirimkan awal minggu ini kepada para jaksa federal, Deputi Jaksa Agung M. Cole menulis bahwa pemerintah Obama, yang secara umum melakukan pendekatan tidak ikut campur (hands-off approach) terhadap penindakan penggunaan mariyuana untuk kepentingan medis, “tidak pernah bermaksud melindungi segala tindakan dan penuntutan yang dilakukan aparat penegak hukum federal, bahkan meski tindakan mereka tersebut sesuai dengan hukum negara bagian (state law).
Pembalasan yang terang-terangan ini menimbulkan banyak kekhawatiran bahwa tindakan pemerintah Federal terhadap para pengguna dan pengedar mariyuana untuk keperluan medis akan menimbulkan perlawanan dalam bentuk baru, meski sebenarnya mereka tidak melanggar hukum negara bagian manapun.
Terlepas dari perkembangan yang mendadak dan kontradiktif ini, para pendukung mariyuana sebagai obat medis merasa optimistis.
“Kami telah berhasil menggagalkan strategi penundaan dari pemerintah ini, dan kita sekarang bisa berhadap-hadapan di depan hukum, bahwa mariyuana benar-benar mempunyai manfaat terapeutik,” kata Joe Elford pada L.A. Times. Elford adalah penasihat kepala pada Americans for Safe Access dan merupakan penasihat kepala dalam tuntutan hukum yang baru-baru ini diajukan itu.
Times mencatat bahwa ini adalah yang ketiga kalinya petisi untuk meng-klasifikasi ulang mariyuana gagal disetujui. Yang pertama, diajukan pada tahun 1972, yang memakan waktu 17 tahun hingga mencapai keputusan. Yang kedua diajukan pada tahun 1995 dan ditolak enam tahun kemudian. Kedua keputusan tersebut diajukan banding, namun pengadilan berpihak pada pemerintah federal.
by Beth Buczynski ,July 9, 2011 5:10 pm
Related Reading :
Image Credit: Flickr - ElPablo!
0 comments:
Post a Comment