Orang telah menenggak bergalon-galon minuman berenergi selama 10 tahun terakhir ini—mungkin sekaranglah saatnya untuk rileks.
Penjualan “minuman relaksasi” dengan nama seperti Vacation in a Bottle, Dream Water dan Just Chill, meski kecil, kini sedang bertumbuh.
“Ada potensi yang jelas akan pertumbuhan yang pesat di masa yang akan datang,” kata Cecilia Martinez, analis pasar pada kelompok riset minuman Zenith Internasional yang berbasis di UK .
Minuman relaksasi membantu tubuh rileks dengan cara melegakan ketegangan otot-otot dan mengurangi level cortisone, hormon stress utama, menurut sebuah laporan yang ditulis oleh Martinez tentang minuman ini awal tahun ini.
Minuman ini, yang dikembangkan di Jepang sejak tahun 2005, tidak mengandung alkohol tapi sebagian mengandung melatonin, sebuah hormon yang bisa menyebabkan kantuk.
Merk minuman relaksasi yang terbesar termasuk Drank produksi Innovative Beverage Group, Purple Stuff dan Jones GABA. Merk lain yang bernama Slow Cow segera menyusul. Nama-nama merk tersebut terkesan kontras dengan nama-nama minuman pembangkit energi seperti Red Bull, Monster produksi Hansen Natural dan Venom Energy produksi Kelompok Dr. Pepper Snapple.
Sekitar 22, 4 juta peti, atau 127 juta liter (36 galon) minuman relaksasi terjual pada tahun 2010, dua kali lipat dari penjualan pada tahun 2008. pada tahun 2014, volume penjualan di AS diperkirakan akan melampaui 300 juta liter (79 juta gallon), kata Martibnez.
Jumlah itu tentu saja jauh di bawah angka penjualan minuman energi yang mencapai 1,35 miliar liter (357 juta gallon) pada tahun 2009, menurut Zenith.
“Trend konsumsi di Amerika menunjukkan bahwa orang Amerika selalu ingin mencoba yang baru—minuman relaksasi boleh jadi adalah salah satu di antaranya,” kata analis dari NPD Group Food & Beverage, Darren Seifer.
Minuman ringan berkarbonasi—atau dikenal sebagai minuman “soda” bagi kebanyakan orang di AS—angka penjualannya jauh melebihi minuman-miuman lainnya, dengan 9,36 miliar peti beredar pada tahun 2010.
Kini dengan semakin tumbuhnya kesadaran akan kesehatan telah menyebabkan banyak orang berpaling pada minuman yang mereka anggap menyehatkan, seperti jus dan air putih. Banyak di antara minuman ini yang diklaim bisa memacu energi, meningkatkan metabolisme dan kemampuan tubuh melakukan relaksasi.
Sebagai hasilnya, pangsa pasar yang kini kecil diperkirakan akan membesar pada sepuluh tahun mendatang, menurut Seiter, khususnya ketika pasaran minuman berkarbonasi jatuh.
“Minuman relaksasi bisa membawa kehidupan baru bagi dunia minuman,” kata Seifer.
Kandungan utama minuman relaksasi adalah melatonin, sebuah hormon yang bisa menimbulkan kantuk; L-theanine, sebuah asam amino yang terutama ditemukan dalam teh hijau; GABA, sebuah unsur kimia yang bisa menenangkan pikiran, dan chamomile—sebuah tumbuhan yang sering dianggap sebagai teh yang diminum orang untuk membantu mereka tertidur.
“Minuman ini memberi saya kesempatan untuk rileks dari kelelahan kerja tanpa harus menggunakan sesuatu yang bisa membawa saya ke penjara,” kata seorang konsumen minuman relaksasi Marcus Brook, seorang fan minuman relaksasi merk Drank di Facebook.
Bagi Denise Ivy, juga di Facebook, minuman relaksasi membantu dia mengatasi masalah dututupnya dua perusahaan keluarga mereka: “Jika bukan karena Drank, kami tidak bisa tidur selama berminggu-berminggu ketika itu,” tulisnya.
Namun demikian, Zenith melaporkan level ingredient yang terdapat dalam minuman tersebut mungkin terlalu kecil untuk dikatakan berkhasiat. Untuk menguasai pasar sepuluh tahun lagi, perusahaan-perusahaan yang membuat minuman tersebut harus membuktikan apa yang mereka katakan, menurut analis Moningstar Philip Gorham.
“Jika para konsumen tidak bisa merasakan khasiatnya, maka penjualan pasti akan jatuh,” kata Gorham. (By Eunju Lie, Reuters, Rab, Jul 20, 2011)
Source:
0 comments:
Post a Comment