“Columbus memaksa kita memikirkan kembali, merancang ulang,
dan membangun kembali pandangan kita tentang dunia ini. inilah yang kita
lakukan di sini sekarang. Mengulang istilah yang berlaku pada abad ke-15, 'kita
telah mencapai Kepulauan Canary.'”
Dimitar Sasselov, profesor astrofisik
dan direktur Proyek Asal Muasal Inisiatif Kehidupan di Universitas Harvard.
“Adalah memungkinkan (feasible) bahwa suatu saat kita akan menemukan makhluk-makhluk
hidup sentient dari planet lainnya
dan melakukan perdagangan dengan mereka,” kata Sasselov, merujuk pada planet exo yang dia temukan pada tanggal 12
November, 2002, yang secara resmi dia namai Sheila, mengambil nama istrinya, di
laboratorium jurusan astronomi Harvard. “Kita sekarang belum mempunyai
teknologi untuk secara fisik berpergian ke luar sistem tata surya kita untuk
melakukan kerja sama perdagangan serupa itu, tapi keadaan kita sekarang sama
dengan Columbus
beberapa abad yang lalu, yang belajar dengan cepat bagaimana cara mencapai
sebuah tempat yang oleh orang lain tidak mungkin dicapai.
Meski sulit kita memahami bahwa, pada usianya
yang sekitar 14 miliar tahun ini, alam semesta ini sebenarnya masih cukup muda,
katanya. Elemen-elemen berat yang membentuk planet-planet seperti Bumi sebenarnya
tidak terdapat dalam masa permulaan alam semesta ini; elemen-elemen ini baru terbentuk
setelah ada bintang-bintang. Sekitar 7 miliar hingga 8 miliar tahun yang lalu,
elemen-elemen ini terdapat dalam jumlah yang cukup untuk membentuk
planet-planet yang berkarang seperti Bumi ini. Jika kita menyadari bahwa
diperlukan waktu hampir 4 miliar tahun baru ilmu pengetahuan bisa berkembang di
Bumi ini, maka mungkin tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan kita sekarang
masih minim.
Sasselov berharap Pesawat Ruang Angkasa Keppler (Keppler Spacecraft) bisa dengan cepat menambah jumlah planet-planet
yang sudah ditemukan mengorbit bintang-bintang yang lain. Data Kepler yang
belum dianalsis boleh jadi mengungkap adanya planet “super Bumi” dalam jumlah
yang tak terhingga atau planet-planet yang sebesar Bumi hingga yang ukurannya
dua kali lebih besar dari Bumi yang menurut Sasselov bisa mempunyai stabilitas
yang memungkinkan makhluk hidup berkembang biak.
Jika makhluk hidup benar terdapat pula di tempat lain selain di Bumi, kata Andrew Knoll, Fisher Professor bidang Sejarah Alam dalam konferensi Harvard, gunakan pelajaran dari planet Bumi untuk mencari tahu hal-hal apa yang kira-kira dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
“Dari tiga kelompok makhluk hidup yang utama: bacteria, archaea, dan eukaryotes,” katanya, hanya eukaryotes yang berkembang secara kompleks. Dan dari sekian banyak jenis eukaryotes, makhluk hidup yang kompleks hanya terdapat di beberapa tempat: yaitu hewan, tumbuhan, fungi, dan ganggang merah dan ganggang coklat. Knoll mengatakan bahwa dia percaya bahwa meningkatnya mobilitas, level oksigen, dan predasi, bersama-sama dengan kebutuhan akan sistem sensor yang canggih, aktifitas yang terkoordinir, dan sebuah otak, adalah syarat utama bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Baru pada abad terkahir ini kita punya kemampuan teknologi untuk melakukan komunikasi ke luar Bumi, kata Knoll. Dan, meski Kepler mungkin akan meningkatkan pencarian planet-planet lain yang serupa Bumi, namun pesawat tersebut tidak bisa memberi tahu kita apakah ada kehidupan di
The Daily Galaxy via harvardscience.harvard.edu
0 comments:
Post a Comment