Mitos tentang
alkohol adalah sama banyaknya dengan zat alkohol itu sendiri, dengan kisah-kisah
rumor tentang segala sesuatunya mulai dari cara-cara untuk pulih dari pengaruh
alkohol secara cepat, trik-trik untuk mengakali test Breathalyzer atau cara mengobati mabuk secara ajaib. Adalah sulit
memisahkan kenyataan dengan fiksi.
Sementara
perusahaan alkohol sering kali menampilkan iklan-iklan yang mempromosikan citra
pemberontakan, kesenangan dan sex appeal pada minuman yang mereka tawarkan, cerita desas-desus beredar pada sisi
ekstrem yang lain, yang mengaitkan alkohol dengan segala sesuatu mulai dari
kerusakan sel-sel otak hingga menyebabkan perut membuncit—bahkan meski minuman
keras tersebut bukanlah biang keladi yang sebenarnya.
Di bawah ini
adalah 7 mitos umum tentang alkohol.
1. Mitos: Minum sebutir aspirin sebelum
minum minuman keras bisa mencegah mabuk.
Fakta: Dalam
kenyataannya, yang benar justru kebalikannya. Penelitian menunjukkan bahwa
aspirin sebenarnya meningkatkan jumlah alkohol yang berakhir di dalam sistem
tubuh Anda, yang bisa membuat Anda mabuk dengan lebih cepat—dan lebih lama
dalam keadaan mabuk. Lagi pula, mencampur aspirin dengan minuman keras bisa
menyebabkan pendarahan gastrointestinal (pencernaan).
Minum minuman
beralkohol setelah minum obat yang mengandung acetaminophen, yang terdapat dalam Tylenol, bisa jadi malah berakibat lebih buruk dan bisa menyebabkan
kerusakan liver—jadi yang terbaik adalah memperhatikan label peringatan pada
botolnya jika Anda membeli obat ini di toko obat.
2. Mitos: Mengulum uang koin bisa
mengelabui hasil test Breathylizer
karena tembaga yang terkandung dalam koin tersebut.
Fakta: Orang
yang ingin membahayakan dirinya sendiri dan orang lain dengan cara mengemudi
dalam keadaan mabuk harus mengetahui bahwa mengulum segenggam koin di dalam
mulut mereka ketika mereka menepikan kendaraan tidak akan bisa membantu mereka menghindari
tanggung jawab.
Teorinya
adalah bahwa tembaga yang terkandung dalam koin akan menyerap ethanol. Namun perlu diketahui, uang
koin sekarang ini hanya mengandung sedikit sekali tembaga—hanya 2,5 persen
semenjak tahun 1982, menurut U.S Mint. Dan meski Anda menemukan banyak koin
lama, atau zat ajaib lain yang bisa menyerap alkohol, hal itu tetap tidak akan
berhasil.
Polisi
sebenarnya menunggu selama limabelas menit terlebih dahulu sebelum Anda diberi test Breathalyzer, dan mereka juga akan
memeriksa mulut Anda untuk memastikan tidak ada yang bisa mempengaruhi hasil
test. Dan test tersebut mengukur udara yang ada di dalam paru-paru Anda—jadi
meski sebagian dari trik ini sebenarnya mempunyai efek terhadap udara di dalam
mulut Anda, namun tidak bisa menipu Breathalyzer.
3. Mitos: Terlalu banyak minum minuman
beralkohol akan membuat perut Anda buncit.
Fakta: Ini
yang benar—minum bir secara berlebihan tentu saja bisa menyebabkan berat badan
naik. Namun penambahan berat badan tersebut tidak serta merta mempengaruhi garis pinggang Anda, menurut sebuah studi yang
diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition. Meski minum bir bisa menyebabkan lingkar
pinggang membesar—yang berhubungan erat dengan meningkatnya berat badan secara
keseluruhan—termasuk membesarnya panggul dan bertambahnya garis pinggang. Dan
sebuah studi pada tahun 2003 menunjukkan bahwa perut yang besar berhubungan
erat dengan faktor genetika, yang bisa menjadi petunjuk mengapa berat badan
ekstra berakhir di perut.
4. Mitos: Pria dan wanita yang mempunyai
tinggi badan yang sama bisa minum dalam jumlah yang sama—dan dengan hasil yang
sama.
Fakta: Wanita
sebenarnya memproses alkohol dengan cara yang jauh berbeda dengan pria—bahkan
meski ukurannya disesuaikan. Pria biasanya lebih ramping dibandingkan wanita,
namun kedua jenis kelamin tersebut kira-kira mempunyai ukuran liver yang sama.
Hal ini berarti bahwa wanita membersihkan lebih banyak alkohol per unit massa
tubuh yang ramping (lean)
dibandingkan pria, yang dengan demikian wanita melepas alkohol ke dalam aliran
darah dengan lebih cepat.
Dengan lebih
banyak alkohol di dalam darah berarti wanita bisa jadi mabuk lebih cepat, dan
juga bisa menyebabkan masalah lain. Wanita mempunyai enzim yang memecah alkohol
di dalam darah mereka dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, sehingga hampir
tidak mungkin mereka bertanding minum satu lawan satu bahkan dengan teman
lelaki mereka yang tubuhnya paling kecil sekalipun tanpa jadi mabuk lebih cepat.
5. Mitos: Kopi bisa membuat Anda pulih
dari mabuk.
Fakta: Riset
tentang hewan mengisyaratkan bahwa kafein bisa membuat Anda lebih awas, namun keadaan
awas ini tidak serta merta membuat keadaan mabuk Anda jadi hilang. Sebuah studi
tentang simulasi minum dan mengemudi menunjukkan bahwa meski kafein bisa
sedikit memperbaiki waktu reaksi selain meningkatkan kesadaran, namun dia tidak
benar-benar menghilangkan efek merusak dari alkohol pada para pengemudi mabuk
yang diberi kafein.
Intinya,
satu-satunya yang bisa membuat Anda pulih dari pengaruh alkohol adalah waktu.
6. Mitos: Alkohol bisa membunuh sel-sel
otak.
Fakta: Cukup
mengejutkan, yang benar justru kebalikannya. Alkohol, dalam jumlah sedikit,
tampaknya mempunyai pengaruh kesehatan yang positif. Dan alkohol bisa
menciptakan efek positif terhadap otak.
Faktanya,
sebuah studi pada tahun 2005 tentang 11.000 wanita yang lebih tua menunjukkan
bahwa alkohol sebenarnya bisa memperbaiki fungsi otak dan menurunkan resiko
jatuh mental sebesar 20 persen. Wanita yang menenggak minuman beralkohol satu
kali sehari berhasil membukukan hasil sekitar 18 bulan “lebih muda,” secara
rata-rata, dalam test mental skills
dibandingkan dengan mereka yang tidak minum.
Akan tetapi,
kuncinya adalah tidak berlebih-lebihan: satu kali minum sehari bagi wanita dan
dua kali bagi pria mempunyai sejumlah manfaat kesehatan. Tapi peminum berat memperbesar
ancaman kerusakan liver, beberapa jenis
kanker, dan masalah kesehatan.
7. Mitos: Obat terbaik untuk pulih dari
mabuk adalah minum kembali di pagi harinya.
Fakta: Minum
lagi untuk mengobati mabuk minuman adalah salah satu mitos minuman beralkohol yang
paling luas dikenal. Meski minum satu kali di pagi hari setelah mengikuti pesta
di malam harinya boleh jadi akan menunda simptom mabuk, namun begitu kandungan
alkohol dalam darah Anda kembali ke normal, maka simptom yang Anda alami akan
kembali—mungkin jadi lebih buruk, disebabkan oleh alkohol tambahan tersebut.
Air dan
waktu adalah obat mabuk yang paling sah. Air bisa meringankan dehidrasi dan
waktu akan mengurangi simptom. Alkohol tambahan juga tidak akan membantu. Dan
yang lebih buruk, pola minum di pagi hari bisa menyebabkan ketergantungan alkohol.
(By Lisa Collier Cool
Aug 02, 2012)
Aug 02, 2012)
0 comments:
Post a Comment