Efek Samping Mariyuana yang Tidak Anda Ketahui


Dengan semakin banyaknya legalisasi mariyuana, maka kiranya penting untuk mencatat efek-efek samping dari obat ini. Meski daun ini mempunyai manfaat kesehatan dan manfaat ekonomi yang signifikan, namun jika nanti jadi dilegalisasi secara luas, masyarakat harus diberitahu tentang aspek-aspek negatif dari daun ini. Di bawah ini adalah efek-efek yang bisa jadi menakutkan dari mariyuana.

Kecanduan (Addiction)

Banyak orang memuja mariyuana karena kulaitas non-adiktifnya. Akan tetapi, pata dokter sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. “Tidak ada keraguan lagi bahwa mariyuana it bersifat adiktif,” kata Dr. Sharon Levy, direktur Program Penyalahgunaan Obat Terlarang pada Remaja di Rumah Sakit Anak-Anak Boston, pada Boston Globe. Benar bahwa sekarang ini, hanya ada satu dari 11 orang dewasa muda yang merokok ganja (mariyuana) yang akan mengalami kecanduan. Akan tetapi, dengan semakin banyaknya potent products (produk ampuh) yang memasuki pasar, maka angka kecanduan akan semakin meningkat. Dan dengan sistem layanan kesehatan yang tidak memasukkan mariyuana sebagai kecanduan serius, maka orang tidak mempunyai tempat mengadu.

Resiko serangan jantung dan stroke

Meski mudah saja melihat seorang pengguna mariyuana mengalami ketenangan seperti yang mereka inginkan, namun mariyuana bisa meningkatkan resiko penyakit jantung sebanyak 20% hingga 100% segera setelah merokok daun ini, dan efek tersebut bisa bertahan hingga 3 jam, menururt Live Science dan National Institute on Drug Abuse. Hal ini bisa meningkatkan resiko terkena serangan jantung.

Sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Einstein Medical Center di Philadelhia menyebutkan mereka yang menggunakan mariyuana 26 persen lebih besar kemungkinannya akan mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan mariyuana,” kata LiveScience. “Mereka yang diteliti juga mengalami 10 persen lebih besar kemungkinannya akan mengalami gagal jantung.”

Kehilangan memori

Pada tahun 2016, JAMA Internal Medicine menerbitkan sebuah penelitian yang mengonfirmasi bahwa mereka yang mengisap mariyuana dalam jangka lama, setiap hari, mengalami memori verbal yang lebih buruk di masa usia setengah baya mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok mariyuana. Penelitian tersebut menjelaskan istilah “jangka lama” berarti lima tahun atau lebih. Para peneliti meneliti 3.400 kebiasaan orang dalam periode lebih dari 25 tahun. Setiap orang di dalam kelompok tersebut menjalani ujian kemampuan kognitif di akhir masa penelitian, yang kemudian menentukan hasil dari penelitian tersebut. Legalisasi mariyuana di Amerika serikat boleh jadi akan membuat semakin banyak orang merokok mariyana setiap hari dalam jangka lama.

Iritasi paru-paru

Meski tidak ada bukti-bukti konklusif yang menunjukkan bahwa mariyuana bisa menyebabkan kanker paru-paru, namun tidak diragukan lagi mariyuana bisa menimbulkan serangkaian masalah respiratory (pernapasan) pada mereka yang sering menggunakannya, seperti batuk-batuk yang berkepanjangan, inflamasi saluran napas (airway inflammation), dan mengi (wheezing). Menurut Institut Obat-obatan dan Alkohol Universitas Washington, rokok ganja (mariyuana) mengandung zat-zat kimia berbahaya yang serupa dengan yang ada dalam rokok tembakau. Karena mariyuana menghendaki hisapan yang lebih dalam dibandingkan rokok sigaret, maka mariyuana menimbulkan konsenstrasi karbon monoksida lima kali lebih banyak dan konsenstrasi tar di dalam saluran pernapasan (respiratory) tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan yang dtimimbulkan oleh sigaret.

Skizofrenia

Berbagai penelitian tentang efek mariyuana telah dilaksanakan dari tahun ke tahun, namun NBC baru-baru ini melaporkan bahwa  salah satu resiko dari mariyuana adalah bersifat serius—penyakit mental. Mariyuana bisa meningkatkan resiko seseorang terkena skizofrenia. Penyakit ini menyebabkan delusi, halusinasi, dan pikiran yang tidak jelas, dan sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan baik. Mariyuana juga bisa meningkatkan depresi dan kecemasan sosial, menurut penelitan ini. Mereka yang menggunakan mariyuana dalam jumlah banyak juga lebih besar kemungkinannya akan melakukan bunuh diri.

Level testosteron yang rendah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kanabis (ganja) secara kronis bisa menyebabkan level testosteron rendah, dan bahkan jumlah sperma yang rendah. Para dokter setuju bahwa sangatlah memungkinkan bahwa penggunaan mariyana secara kronis bisa menyebabkan testosteron rendah. Akan tetapi, para peneliti tidak bisa memberi kesimpulan faktual  yang lengkap sebelum mereka menyelesaikan beberapa penelitian lagi. Level testosteron yang rendah juga bisa menyebabkan sesuatu yang disebut gynecomastia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon antara level testosteron dan estrogen pada pria.

Memperlambat waktu reaksi

Mengemudi kendaraan ketika sedang mabuk tentu saja tidak boleh, namun gangguan reaksi yang timbul akibat mabuk bisa berlangsung lebih lama daripada mabuk itu sendiri. “Persepsi visual dan kecepatan motor boleh jadi akan mengalami gangguan tidak saja ketika Anda sedang merokok mariyuana, namun juga hingga 28 hari setelahnya,” kata Marina Goldman, seorang ahli adiksi Pusat Penanggulangan Adiksi Universitas Pennsylvania, pada Philadelphia magazine. Melambatnya reaksi berarti bahwa kendaraan yang sedang dikemudikan bisa menimbulkan bahaya; boleh jadi akan terjadi delay antara waktu persepsi dan waktu reaksi yang seharusnya.  

Eksposur terhadap bahaya

Sekarang ini, produk-produk mariyuana lebih kuat daripada yang pernah ada dahulu. Produk-produk mariyuana yang bisa dimakan cenderung memiliki potensi yang bisa mencapai 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan rokok ganja tradisonal, menurut Steven Wright, seorang spesialis obat penghilang rasa sakit dan kecanduan di Denver. Wright mengatakan pada USA Today bahwa karena efek-efek dari produk mariyuana yang dimakan memerlukan waktu hingga satu jam untuk masuk ke otak—tak seperti rokok ganja, yang bisa mencapai otak hanya dalam beberapa detik—orang akhirnya mengonsumsi produk mariyuana makanan jauh lebih banyak dari yang mereka inginkan, yang bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan dibandingkan mariyuana dalam bentuk tradisional (rokok ganja).

Kehilangan nafsu makan

Setiap orang mengetahui bahwa mariyuana bisa meningkatkan nafsu makan, namun sebagian pengguna mengeluh bahwa nafsu makan mereka hilang ketika mereka menggunakan mariyuana.

“Saya temukan bahwa nafsu makan saya menurun kecuali jika saya sedang mabuk,” tulis seorang pengguna Reddit oz24. “Berpikir tentang makan dalam keadaan tidak mabuk membuat saya mengalami nausea. Mungkin ini adalah bagian terburuk dari semua efek samping yang ada,” kata pengguna newmilwaukee.

Para ilmuwan yang mempelajari hubungan antara mariyuana dan nafsu makan menemukan bahwa sebuah komponen dari mariyuana tampaknya bisa mengaktivasi hormon yang memproduksi rasa lapar, namun tidak jelas efek apa yang bisa ditimbulkan pada nafsu makan seseorang ketika mereka tidak sedang mabuk. Sebuah penelitian terpisah menemukan bahwa orang yang merokok ganja sekurangnya tiga kali seminggu lebih kurus dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok mariyuana, namun mengapa hal ini terjadi tidaklah begitu jelas.

Paranoia

Cerita-verita tentang ganja yang bisa menyebabkan paranoia bukannya tidak sering kita dengar. “Saya menghisap ganja selama 6-7 tahun dan akhirnya saya berhenti sama sekali karena itu menyebabkan saya menjadi SUPER cemas, paranoid, dan sering khawatir (self-conscious),” kata seorang pengguna Reddit. Setelah sekitar ¾ tahun mengisap ganja dalam takaran semi-berat,  mabuk itu berubah, kini saya menjadi loopy (bego) dengan kecenderungan menjadi cemas dan paranoia dan over thinking (terlalu banyak memikirkan) tentang setiap aspek dari kehiduan saya hingga saya bisa menemukan sisi negatif dari aspek tersebut,” tulis blue-skies.

Sains mengatakan bahwa hubungan antara penggunaan mariyuana dengan paranoia bukanlah omong kosong semata. Sebuah penelitian tentang 121 orang yang dilakukan di University of Oxford menemukan bahwa orang lebih cenderung mengalami pikiran-pikiran paranoid setelah menghisap THC, kandungan adiktif yang terdapat di dalam kanabis (ganja, mariyuana), dibandingkan dengan mereka yang mengggunakan placebo. Obat tersebut juga bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran negatif tentang diri sendiri dan bisa menurunkan mood.

“Tentu saja ada bukti-bukti bahwa jika Anda menggunakan kanabis—khususnya ketika Anda masih muda—dan Anda menggunakannya dalam jangka panjang, Anda akan menanggung berbagai resiko di kemudian hari,” kata profesor Daniel Freeman, yang mengepalai penelitian tersebut, pada WebMD. Namun paranoia bukanlah merupakan efek samping yang tak bisa dihindari dari mengisap ganja, katanya. “Jika Anda mempunyai rasa percaya diri yang lebih besar, maka Anda akan bisa memperbaiki self-esteem Anda, dan jika Anda coba untuk tidak khawatir atau ambil pusing tentang potensi-potensi ancaman di dunia ini ... maka efek dari THC diharapkan bisa lebih kecil kemungkinan akan menyebabkan paranoia.

Pembuatan keputusan yang benar-benar buruk

Meski mariyuana bukanlah satu-satunya zat yang bisa membantu menimbulkan keputusan yang jelek (bad decision making), namun mariyuana mengingatkan kita akan pentingnya self-control dan tanggung jawab.

Para ahli medis dan Badan Narkotika Nasional setuju bahwa mariyuana tidak pernah menimbulkan overdosis toksik yang fatal. Akan tetapi, ada beberapa laporan tentang penggunaan mariyuana secara berlebihan bisa menyebabkan pembuatan keputusan yang fatal (fatal decisions) sebagaimana kasus pada bulan Maret 2014 ketika seorang mahasiswa berusia 19 tahun melompat dari sebuah balkon gedung setelah menelan mariyuana dengan dosis lima kali lebih banyak dari yang direkomendasikan.
(By Julia Mulianey)

https://www.cheatsheet.com/health-fitness/horrible-side-effects-marijuana-people-never-talk.html/11/

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger