Tips Untuk Penulis Pemula

Sebenarnya berat bagi saya untuk menurunkan tulisan ini, karena tulisan ini seolah mengesankan bahwa saya adalah seorang penulis senior, seseorang penulis profesional, seorang penulis kelas kakap, atau seorang penulis yang berhasil, padahal tidak sama sekali. Nyatanya saya juga adalah seorang penulis pemula. Saya tidak punya prestasi yang besar dalam bidang tulis menulis. Saya menulis hanya sekadar menyalurkan hobi. Kemampuan saya menulis juga, sampai saat ini, hanya sebatas menulis di Kompasiana ini dan di blog pribadi saya karena hanya di sinilah tulisan saya tidak pernah ditolak.

Dengan tidak mengecilkan sidang pembaca sekalian, dan tidak menempatkan posisi saya sebagai orang yang lebih tahu, dan dengan anggapan pasti ada di antara pembaca sekalian yang merupakan penulis pemula, maka saya memberanikan diri menurunkan tulisan ini. Tulisan ini saya tujukan untuk penulis pemula, atau mereka yang baru belajar menulis. Para penulis profesional atau mereka yang sudah berpengalaman luas dalam bidang tulis menulis, silakan meng-klik tanda panah go back one page disudut kiri atas halaman komputer Anda.

Ada tiga tahap dalam proses menulis yang baik, yaitu tahap persiapan menulis, penulisan, dan tahap revisi, dengan rincian sebagai berikut:


Persiapan menulis

Brainstorming. Diskusikan topik yang akan Anda tulis dengan teman-teman Anda. Catat semua masukan dari teman-teman Anda, baik berupa kata, frasa, maupun kalimat-kalimat, baik yang berhubungan langsung dengan topik yang akan Anda tulis maupun tidak. Jangan pikirkan apakah masukan dari teman-teman Anda itu penting atau tidak, tulis saja apa adanya. Kalau Anda tidak mempunyai teman, Anda bisa melakukan brainstorming sendiri dengan cara yang sama, yaitu mencatat hal-hal yang berhubungan dengan topik yang akan Anda tulis.

Gunakan kata tanya. Gunakan katanya apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, . Misalkan Anda ingin menulis tentang ‘kenakalan remaja’ maka pertanyaan ‘apa’-nya kira-kira ‘remaja jenis apa’ dengan kemungkinan jawaban: remaja dalam kondisi yang tidak stabil. Untuk pertanyaan ’siapa’, misalnya, ’siapa yang bertanggung jawab’, dengan kemungkinan jawaban: remaja itu sendiri, polisi, orang tua, masyarakat, misalnya. Untuk pertanyaan ‘bilamana’, misalnya ‘kapan remaja melakukan kenakalan’, dengan kemungkinan jawaban: ketika memasuki usia SLTA, misalnya, dan seterusnya.



Mulai Menulis 

Tulisan yang baik terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pengantar, isi, dan kesimpulan. Pengantar terdiri dari satu atau dua paragraf, isi terdiri dari beberapa paragraf yang mendukung pernyataan dalam pengantar, sedangkan kesimpulan adalah summary dari pengantar dan isi.

Tulislah satu atau dua kalimat untuk bagian pengantar pengantar. Tulis jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda susun secara berurutan misalnya, apa, siapa, mengapa, dst masing-masing satu kalimat untuk bagian isi. Kemudian, tulis satu atau dua kalimat sebagi kesimpulan.


Contoh draft tulisan dengan topik ‘kenakalan remaja’

Pengantar: Kenakalan remaja dewasa ini telah meresahkan banyak pihak
Isi
  1. Remaja yang terlibat dalam kenalan adalah yang kondisi kejiwaannya tidak stabil, dll
  2. Remaja yang labil akibat tekanan rumah tangga, ekonomi, sosial, psikologis, dll
  3. Kenakalan remaja terjadi di rumah, di sekolah, di lingkungan sosial, dll
  4. Kenakalan remaja mulai terjadi pada waktu mereka sekolah SLTA
  5. Semua pihak harus beratnggung jawab; orang tua, guru, polisi, masyarakat. dll
  6. Berikan pengarahan dan bimbingan bagi remaja yang masuk usia SLTA
  7.  
Kesimpulan: Kita harus melakukan sesuatu untuk mencegah kenalakan remaja


Setelah draft disusun seperti di atas, kembangkan masing-masing kalimat yang sudah Anda tulis dengan menambahkan beberapa kalimat pendukung. Gunakan informasi yang sudah Anda dapat pada waktu brainstorming untuk membuat kalimat pendukung sekuat mungkin. Penulis yang sudah mahir bisa meletakkan kalimat-kalimat di atas di mana saja; di awal paragraf, di tengah paragraf, atau di ujung paragraf. Bagi kita penulis pemula, sebaiknya letakkan saja kalimat-kalimat yang sudah kita susun itu di awal paragraf, atau sebagai kalimat pertama dari paragraf. Ini untuk memudahkan Anda menyusun kalimat-kalimat pendukung berikutnya, agar tulisan Anda tampak mengalir lancar dan rapi. Kalimat-kalimat yang sudah disusun dalam bentuk draft seperti di atas tidaklah kaku, bentuknya boleh saja diubah dengan tidak mengubah artinya.


Revisi

Revisi adalah bagian yang sangat penting dalam kegiatan tulis menulis. Tidak ada penulis yang tidak melakukan revisi, tidak ada penulis satu kali jadi kecuali penulis yang sudah berpengalaman luas.
Setelah Anda selesai menulis, jangan langsung diterbitkan atau dikirim, tapi baca kembali tulisan Anda. Jangan cuma sekali baca, tapi baca berulang-ulang. Semakin sering Anda baca ulang, semakin banyak Anda menemukan bagian-bagian yang perlu direvisi. Selesai melakukan revisi, endapkan tulisan Anda selama dua atau tiga hari. Biasanya, setelah dua atau tiga hari, pikiran Anda mengenai topik yang sedang anda tulis akan lebih matang. Ini berguna untuk me-refresh tulisan Anda.

Selain dengan membaca, revisi juga bisa dilakukan dengan cara mengetik ulang. Revisi dengan cara mengetik ulang akan lebih matang hasilnya dibandingkan dengan hanya membaca. Karena dengan mengetik ulang, Anda bukan hanya memeriksa hubungan paragraf dengan paragraf, kalimat dengan kalimat, tetapi juga hubungan kata dengan kata, huruf dengan huruf, dan tanda baca. Dengan mengetik ulang, Anda akan menemukan lebih banyak variasi dalam menyusun kalimat-kalimat pendukung. Dengan mengetik ulang satu kali, berarti Anda telah menimbang tulisan Anda sebanyak dua kali. Semakin banyak Anda menimbang-nimbang tulisan Anda, semakin matang hasil yang Anda dapat. Selamat mencoba.***

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger