Ada masalah penting yang perlu dibahas dalam Piala Dunia kali ini, yaitu bola. Bola Adidas Jabulani yang digunakan dalam Piala Dunia kali ini ternyata menuai banyak kontroversi. Bukannya keluhan si pecundang semata, tetapi yang menangpun mengeluhkan hal yang sama. Kiranya keluhan ini adalah sebuah masalah yang objektif untuk dibahas. Dengarkan pula apa kata si pembuat bola.
Bola aneh Piala Dunia Afrika Selatan yang bernama Jabulani menyebabkan banyak penjaga gawang cemas, panik dan mengeluh di minggu terakhir ini. Sekarang bahkan menyebabkan salah seorang di antaranya meneteskan air mata.
Kiper Algeria Faouzi Chaouchi adalah penjaga gawang terakhir yang merasakan dampak bola aneh tersebut, ketika dia tak kuasa menampik serangan jarak jauh dari pemain Slovenia Robert Koren dan menyebabkan kekalahan Algeria 1-0, di stadion Peter Makoba, hari Minggu ini.
Chaouchi tak bisa menahan emosinya setelah pertandingan usai. Setelah melewati zona wawancara tanpa berhenti berbicara pada wartawan, dia langsung naik bus tim dan menangis.
“Anda lihat sendiri dia mengeluarkan air mata dan dia tidak bisa menahannya,” kata seorang fan Algeria Mohammed Dahbi. “Ini menyedihkan bagi negara kami tapi ini bukan salah dia. Semua orang bisa membuat kesalahan dan kesialan-kesialan bisa terjadi dengan bola itu.”
Bola itu adalah bola Adidas yang diberi nama Jabulani, dan telah menimbulkan badai kontroversi. Si pembuat bola meng-klaim bola tersebut adalah bola yang paling akurat yang pernah dibuat, akan tetapi kejadian-kejadian aneh di lapangan membuktikan sebaliknya.
Sifat bola ini yang tidak bisa ditebak telah menguntungkan AS pada malam Minggu kemarin, ketika tendangan lemah Clint Dempsey berhasil membobol gawang Inggris yang dijaga Robert Green. Sebenarnya, baik Green maupun kiper Algeria Chaouchi seharusnya bisa menyelamatkan gawang mereka dengan nyaman. Pada dua kejadian tersebut, terjadi gerakan yang signifikan di udara begitu bola ditendang.
“Tidak salah lagi, ini karena bola itu,” kata gelandang Algeria Madjid Bougherra. “Anda bisa melihat bola itu bergerak, dan ketika bola tersebut terlepas dari tangannya, bola tersebut melenceng dan melambung dengan cara yang aneh.”
Goal itu terjadi di menit ke 79. Algeria, yang bermain dengan 10 orang setelah pemain pengganti Abdelkader Ghezzal dikeluarkan, mencoba menyamakan kedudukan. Akan tetapi goal satu-satunya dalam pertandingan tersebut tampaknya terjadi lebih karena bolanya daripada situasi 11 melawan 10. Tanya saja si pencetak goal.
“Setiap pemain, jika dia jujur, akan mengatakan ada yang aneh mengenai bola itu,” kata Koren, kapten Slovenia. “Bola itu berbeda dengan yang biasa kami mainkan dan menyulitkan penjaga gawang—seperti yang kita saksikan hari ini.”
Slovenia mungkin satu-satunya tim di grup C yang tidak punya banyak masalah. Tentu saja, keadaan ini akan membuat gugup AS, Inggris dan Algeria nantinya.
Dan, tentu saja, keadaan ini juga membuat gugup perusahaan pembuat bola yang produknya sedang banyak dipertanyakan ini. Akan tetapi, Adidas membela bola tersebut.
“Bola ini sudah beredar sejak Desember dan telah digunakan di seluruh dunia dengan hanya sedikit komentar,” kata Andy Harland, si pembuat bola, dalam wawancara baru-baru ini dengan stasiun TV Inggris Sky Sports News. “Banyak tim yang telah berjaya dengan bola ini dan Anda telah menyaksikan apa kata mereka.”
Publik yang skeptis—dan 32 penjaga gawang yang baru mulai—mungkin sedikit lebih merasa yakin dengan penjelasan tersebut.
(Martin Rogers, Yahoo! Sports)
0 comments:
Post a Comment