Sinar matahari yang menembus asap, menerobos sela-sela pohon damar, di pagi hari, ini menciptakan suasana yang romantis, sekaligus mistis, seperti panggung sebuah sandiwara, seperti setting sebuah film silat Mandarin, yang sering kita saksikan di bioskop-bioskop, seperti untaian selendang sutera yang diulurkan bidadari dari langit, seperti mata pedang para dewa yang dihujamkan dari atas sana.
Kalau Anda berjalan memasuki hutan damar, atau ghepong damar dalam bahasa Krui, di pagi hari, tidak jarang Anda akan menemui suasana seperti ini. Suasana yang sejuk di bawah pohon-pohon besar yang rindang, dan semak-semak yang baru saja ditebas menciptakan kesan bersih dan nyaman, membuat Anda merasa betah berlama-lama.
Asap seperti itu biasanya berasal dari perapian, atau peghun dalam bahasa Krui, yang sengaja dibuat oleh pemilik ghepong untuk menghangatkan suasana yang dingin di pagi hari, sekaligus mengusir nyamuk, atau ghenyit.
Di ghepong damar, di musim durian, di pagi hari, sinar matahari yang menembus asap itu adalah sebuah puisi.
0 comments:
Post a Comment