“Tanggal berapa sih tujuhbelas Agustus?” Pertanyaan itu benar-benar pernah ditanyakan oleh salah seorang teman saya ketika saya kecil, dan dia pun masih kecil. Meski teman saya tersebut kemudian menyadari kekeliruannya, setelah diingatkan, tapi saya yakin teman saya tersebut bukannya tak paham konsep penanggalan, saya yakin dia paham betul satu tahun ada dua belas bulan, dan dalam masing-masing bulan terdapat tanggal 1, 2, 3, dst sampai sekurangnya 28, dan di antara bulan-bulan tersebut ada satu bulan yang bernama Agustus, apalagi tanggal 17 Agustus adalah tanggal keramat dalam pelajaran di sekolah.
Saya yakin maksud teman saya tersebut adalah kapan diselenggarakan perayaan kemerdekaan yang biasanya ditandai dengan pertandingan berbagai cabang olahraga. Ya, siapa sih yang peduli dengan makna sebuah tanggal, apalagi generasi muda saat ini tidaklah paham benar arti kemerdekaan yang ditandai dengan tanggal 17 Agustus tersebut. Maklum, mereka kan tidak pernah merasakan penjajahan. Bukankah kemerdekaan yang hakiki itu adalah keadaan terbebas dari penjajahan. Dan dalam konteks itulah tanggal 17 Agustus itu mereka pelajari di sekolah.
Kemerdekaan bagi generasi muda masa kini adalah kebebasan. Bebas melakukan apa saja tanpa ada yang melarang. Itulah kemerdekaan bagi mereka. Mereka tidak paham benar kemerdekaan yang hakiki yang ditandai dengan tanggal 17 Agustus yang digelorakan oleh bapak proklamator kita itu..
Peringatan hari merdeka bagi mereka adalah hura-hura, pertandingan, perlombaan, pawai ekstravaganza, dan upacara bagi yang masih sekolah.
Setiap tahun, menjelang tanggal 17 Agustus pelbagai pertandingan dan perlombaan digelar dengan kemeriahan dan kegembiraannya masing-masing. Semua yang menonton larut dalam kegembiran, eforia, dan histeria sebagaimana layaknya penonton sebuah tontonan.
Di sini tidak diperlukan tema, tidak perlu upacara, tidak perlu mengheningkan cipta karena nyaris tidak ada yang tahu apa artinya. Yang diperlukan adalah suasana yang meriah, kegembiraan, dan suka cita. Peringatan 17 Agustus adalah itu semua. Itulah sebabnya mereka menyebutnya Agustusan. Dan Agustusan tidak harus dimulai pada bulan Agustus. Di beberapa daerah seperti di Krui, Lampung Barat, Agustusan dimulai pada bulan Juli.
Dan ketika panggung usai, suasana riuh rendah kembali hening, maka semuanya berlalu. Dan mereka menantikan tanggal yang sama di tahun depan.
0 comments:
Post a Comment