Setiap orang ingin mempunyai jantung yang sehat. Namun, penyakit kardiovaskuler menyerang lebih dari 1 dari 3 orang dewasa di Amerika Serikat.
Berita baiknya adalah beberapa kebiasaan sehari-hari yang sederhana bisa membawa peningkatan besar bagi peluang Anda untuk hidup sehat.
Di bawah ini adalah 17 kebiasaan yang buruk bagi jantung Anda, dan bagaimana cara menghindarinya.
Menonton TV
Duduk berjam-jam bisa meningkatkan resiko Anda terhadap serangan jantung dan stroke, meski Anda tetap berlatih secara teratur.
“Latihan yang sesekali tidak bisa menjadi kompensasi bagi waktu duduk Anda yang berjam-jam itu,” kata Harmony R. Reynolds, MD, asosiat direktur Pusat Riset Kardiovaskuler di NYU Langone Medical Center, di New York City .
Mengapa? Kurang gerak bisa mempengaruhi level lemak dan gula darah.
Dr. Reynolds menasehati agar sekali-sekali bangkit dari tempat duduk dan berjalan-jalan dan, jika Anda berada di tempat kerja, berdirilah dan berbicara melalui telefon.
Membiarkan rasa permusuhan dan depresi
Apakah Anda sedang merasa stress, merasa bermusuhan, atau depresi? Hal itu bisa berakibat buruk bagi jantung Anda.
Meski setiap orang merasakan hal ini sekali-kali, namun cara Anda mengatasi emosi Anda bisa mempengaruhi kesehatan jantung Anda. “Mereka yang suka memelihara stress lebih berbahaya lagi, penelitian menunjukkan bahwa tertawa dan dukungan sosial itu bermanfaat,” kata Dr. Reynolds.
“Dan adalah penting untuk menemui seseorang dan membicarakan masalah Anda.”
Mengabaikan mendengkur
Lebih dari sekedar gangguan minor, mendengkur boleh jadi merupakan tanda-tanda sesuatu yang lebih serius: apnea tidur yang obstruktif. Gangguan ini, yang ditandai dengan napas yang terganggu selama tidur, bisa meyebabkan tekanan darah meningkat tajam.
Lebih dari 18 juta orang Amerika dewasa menderita apnea tidur, yang meningkatkan resiko penyakit jantung. Orang yang kelebihan berat badan atau kegemukan lebih besar kemungkinan terkena apnea tidur, tapi orang kurus bisa juga terkena.
Jika Anda mendengkur dan sering terjaga dan merasa kelelahan, bicarakanlah dengan dokter Anda, kata Roberts Ostfeld, MD, asosiat profesor pengobatan klinis pada Montefiore Medical Center, di New York City.
Tidak membenangi gigi
Meski alasan pastinya masih belum diketahui, namun ada hubungan yang kuat antara penyakit gusi dengan penyakit jantung, kata Dr. Ostfeld.
Jika Anda tidak membersihkan gigi Anda dengan benang gigi (floss), maka lama kelamaan akan terbentuk plak yang lengket dan mengandung bakteri, yang bisa menyebabkan penyakit gusi. Salah satu teori mengatakan bahwa bakteri-bakteri ini bisa memicu inflamasi di dalam tubuh.
“Inflamasi bisa menimbulkan pelbagai aspek atherosclerosis,” kata Dr. Ostfeld. Merawat penyakit gusi bisa memperbaiki fungsi pembuluh darah.
Menarik diri dari dunia luar
Bukan rahasia lagi bahwa kadang kala, orang lain bisa jadi menjengkelkan, menganggu, dan sulit untuk dijadikan teman.
Akan tetapi, masuk akal bila Anda memperkuat hubungan dengan orang yang Anda sukai saat ini. Orang yang mempunyai hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan masyarakat secara umum cenderung hidup lebih lama, dan lebih sehat.
Semua orang memerlukan waktu untuk menyendiri, tapi Anda tetap harus bergaul dengan orang lain dan berhubungan dengan mereka kapan saja Anda bisa.
Terlalu memforsir diri dalam latihan
Sebutlah ini Sindrom Pahlawan Akhir Pekan.
“Saya melihat banyak orang dalam usia mereka yang 40-an atau 50-an melakukan latihan dengan tujuan yang baik, lalu cedera, dan kemudian menghentikan latihan tersebut sama sekali,” kata Judith S. Hochman, MD, direktur Pusat Riset Klinis Kardiovaskuler di Langone Medical Center, NYU.
Dengan berlatih, bijak kiranya dilakukan secara slow dan mantap. “Adalah lebih penting untuk mempunyai komitmen untuk melakukan latihan secara teratur,” kata Dr. Reynolds. “Berlatihlah santai tetapi berjangka lama .”
Minum (terlalu banyak) alkohol
Tentu, studi mengisyaratkan bahwa minum sedikit alkohol bisa berguna untuk jantung Anda. Sayangnya, banyak yang minum berlebihan.
Alkohol berlebih berhubungan dengan resiko tekanan darah tinggi, lemak darah yang tinggi, dan gagal jantung. Lagi pula, kalori berlebih bisa meningkatkan berat badan, yang merupakan sebuah ancaman bagi kesehatan jantung.
Jika Anda minum, jangan lebih dari dua takar per hari untuk laki-laki, dan tidak lebih dari satu takar untuk wanita. (Satu takar berarti 12 ons bir atau 4 ons anggur.)
Makan berlebihan
Kelebihan berat badan adalah faktor resiko utama terkena penyakit jantung, dan 72% pria dan 64% wanita di AS mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan.
Cobalah mengurangi makan, hindari porsi makan berlebih, dan ganti minuman yang mengandung gula dengan air biasa.
Dr. Reynolds dan Dr. Hochman juga menyarankan mengurangi porsi makanan yang mengandung karbohidrat kalori tinggi (pikirkan pasta dan roti yang dimurnikan (refined)) dan hati-hati dengan makanan yang berlabel “low-fat,” yang sering kali kaya akan kalori.
Menganggap diri tidak beresiko
Penyakit kardiovaskuler—termasuk stroke, penyakit jantung, dan gagal jantung—memakan lebih banyak korban di Amerika Serikat daripada penyakit lainnya, termasuk kanker.
“Jangan pernah menduga Anda tidak beresiko,” kata Dr. Ostfeld.
Tekanan darah tinggi dan kolesterol, diabetes, kelebihan berat badan, dan merokok adalah faktor-faktor resiko yang harus diperhatikan.
Makan daging merah
Sebaiknya daging merah dianggap sebagai makanan selingan daripada makanan utama sehari-hari. Daging merah kaya akan lemak jenuh, dan ada bukti-bukti bahwa daging yang diproses, seperti bacon dan hot dog, bisa meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler dan kanker kolorektal. Idealnya, kurang dari 10% diet Anda berasal dari hewan atau produk hewan, kata Dr. Ostfeld.
Tak bisa meninggalkan daging (beef)? Pilihlah seiris tipis daging merah dan batasi konsumsi Anda. “Orang harus tahu bahwa jika mereka menginginkan makan steak beberapa kali sebulan, itu boleh-boleh saja,” kata Dr Hochman. “Yang jadi masalah jika Anda memakannya tiga kali sehari. Jadikan ini kebiasaan untuk jangka waktu yang lama. Makanlah dengan diet yang seimbang.”
Menunda-nunda pemeriksaan kesehatan
Periksakanlah ke dokter sehingga Anda bisa tahu jumlah kolesterol Anda, tekanan darah Anda, dan gula darah Anda.
Jika angkanya naik, maka Anda beresiko terkena penyakit pembunuh yang diam-diam seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Salah satu pendapat: Resiko terkena hipertensi, atau tekanan darah tinggi pada orang dewasa yang berusia pertengahan 50-an adalah mendekati 90%, bahkan bagi mereka yang sebelumnya tidak mempunyai masalah dengan tekanan darahnya. “Intinya adalah, meski Anda tidak terkena hipertensi pada usia 24, tidak berarti Anda tidak akan mengalaminya ketika Anda berusia 54,” kata Dr. Ostfeld.
Merokok atau tinggal bersama orang yang merokok
Tentu, Anda pernah mendengar ini jutaan kali: Jangan merokok. Tapi peringatan seperti itu selalu berulang-ulang.
“Merokok adalah bencana total bagi jantung Anda,” kata Dr Ostfeld. Merokok bisa menyebabkan penggumpalan darah, yang akhirnya bisa menyumbat aliran darah ke jantung, dan menimbulkan plak di dalam arteri.
Merokok juga merupakan bom yang ditujukan pada orang-orang di sekitar Anda, kata Dr Ostfeld. Faktanya, sekitar 46.000 orang yang tidak merokok yang hidup bersama dengan perokok tewas karena penyakit jantung setiap tahunnya karena mereka menjadi perokok pasif.
Menghentikan minum obat
Jujur saja. Minum pil itu tidak menyenangkan. Di samping itu pil juga mempunyai efek samping. Dan adalah mudah melupakan minum obat, khususnya jika Anda merasa baik-baik saja.
“Tekanan darah tinggi dinamakan pembunuh diam-diam karena kita tidak merasakannya,” kata Dr. Ostfeld. “Mengatakan bahwa Anda merasa baik-baik saja bukan berarti Anda harus menghentikan minum pil obat darah tinggi ini.”
Menghindari makan buah-buahan dan sayur-sayuran
Makanan yang paling baik bagi jantung adalah makanan yang berbasis tumbuhan,” kata Dr. Ostfeld. Itu berarti kita harus memenuhi makanan kita dengan buah-buahan dan sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, susu rendah lemak, dan protein, dan mengurangi makanan junk food hingga minimum. Faktanya, bimbingan diet dari pemerintah federal yang baru menyarankan bahwa separuh dari makanan kita harus terdiri dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang makan lebih dari lima porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan stroke 20% lebih rendah daripada mereka yang makan kurang dari tiga porsi sehari.
Mengabaikan simptom-simptom fisik
Jika Anda biasa berjalan menaiki tiga tingkat tangga tanpa masalah, namun tiba-tiba Anda merasa kehabisan napas setelah menaiki satu tingkat tangga atau merasa mendapat tekanan di dada, maka inilah saatnya menghubungi dokter Anda—sekarang. Jangan pernah menyangka itu karena tubuh Anda sedang tidak fit.
Dokter mengatakan “waktu adalah otot,” yang berarti semakin cepat Anda mendapat perawatan untuk mencegah kemungkinan buruk, semakin kecil kemungkinan Anda akan mengalami kerusakan permanen pada otot jantung Anda.
“Lebih baik memeriksakan diri dan mendapati tubuh Anda tidak apa-apa daripada duduk selama enam jam untuk dirawat karena serangan jantung,” yang bukannya tak biasa terjadi, kata Dr. Ostfeld.
Suka makan yang asin-asin
Semakin banyak Anda mengkonsumsi garam, maka semakin tekanan darah Anda meningkat. Satu dari tiga orang dewasa Amerika menderita tekanan darah tinggi, sebuah faktor resiko untuk terkena stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
“Hindari junk food dalam kemasan, bacalah labelnya untuk mengetahui kandungan sodiumnya, dan tetaplah berbelanja pada bagian makanan tanpa kemasan di supermarket, di mana buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan (yang tidak asin) terdapat,” kata Dr. Ostfeld.
Kebanyakan dari kita harus menjaga asupan sodium kita di bawah 2.300 miligram sehari. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi atau berusia di atas 50, turunkan konsumsi sodium Anda hingga 1.500 miligam.
Makan makanan hampa kalori (empty calories)
Makanan yang kaya akan gula, lemak, dan minyak banyak mengandung kalori, tapi sangat sedikit—jika ada—mengandung nutrient (gizi) yang bisa bermanfaat bagi tubuh Anda.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa diet yang hampa kalori bisa meningkatkan resiko obesitas dan diabetes.
Carilah makanan yang kaya akan nutrient, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, makanan laut, kacang-kacangan dan peas (kacang polong), dan kacang-kacangan dan biji-bijian yang tidak asin. Daging tanpa lemak (lean meats) dan daging unggas (poultry), bersama-sama dengan susu rendah lemak dan susu tanpa lemak, juga merupakan pilihan yang baik. (Lisa Zamovsky, Health.com
Kamis 25 Agustus 2011)
0 comments:
Post a Comment