Pemanasan Global, Hewan Berpindah Lebih Cepat


This undated handout photo provided by the Butterfly Conservation shows a Comma butterfly. A new study in Science shows that species across the world are moving further away from the equator and higher in elevation and doing so faster than before because of global warming. This is a photograph of a comma butterfly, which has moved north 135 miles in just 21 years in Great Britain. (AP Photo/Butterfly Conservation, Jim Asher)
Kupu-kupu comma/(AP Photo/Butterfly Conservation, Jim Asher)

WASHINGTON (AP)—Hewan-hewan di seluruh dunia kini sedang melarikan diri dari pemanasan global dengan berpindah menuju utara jauh lebih cepat daripada kurang dari satu dekade lalu.
Sekitar 2.000 spesies yang diteliti sedang bergerak menjauh dari ekuator dengan kecepatan rata-rata lebih dari 15 kaki per hari, sekitar satu mil per tahun, menurut penelitian baru yang diterbitkan pada hari Kamis lalu dalam jurnal Science yang menganalisis studi-studi terdahulu. Spesies-spesies juga bergerak naik ke pegunungan untuk menghindari panas, tetapi lebih lambat, dengan rata-rata 4 kaki setahun.
Spesies tersebut—yang kebanyakan berasal dari Belahan Bumi Utara dan termasuk tumbuh-tumbuhan—bergerak secara tidak teratur, namun setelah beberapa dekade gerakan mereka mencapai rata-rata 8 inci per jam, menjauh dari ekuator.
“Kecepatan adalah isu yang penting,” kata penulis utama studi tersebut Chris Thomas dari Universitas York. “Gerakannya lebih cepat dari yang kita kira.”
Termasuk dalam analisis tersebut adalah sebuah studi pada tahun 2003 yang menemukan spesies bergerak ke utara dengan rata-rata kecepatan hanya lebih dari sepertiga mil per tahun dan dengan rata-rata 2 kaki per tahun. Camille Parmesan dari Universitas Texas, yang mengadakan studi tahun 2003 tersebut, mengatakan riset baru ini masuk akal karena data yang dia miliki berakhir sekitar akhir 1990-an, sedangkan tahun 2000-an temperaturnya jauh lebih panas.
Data cuaca Federal menunjukkan dekade terakhir ini adalah dekade yang terpanas yang pernah tercatat, dan 2010 menyamai tahun 2005 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Gas-gas yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, khususnya karbon dioksida, menjerat panas di atmosfir, membuat bumi menjadi panas dan mengubah iklim dengan pelbagai cara, menurut mayoritas ilmuwan yang dan organisasi-organisasi ilmiah dunia yang ternama.
Ketika temperatur melambung tinggi pada tahun 2000-an, spesies-spesies yang diteliti tersebut berpindah lebih cepat menuju tempat-tempat yang lebih sejuk, kata Parmesan. Dia menunjuk secara khusus pada kupu-kupu city copper di Eropa dan kupu-kupu emperor warna ungu di Swedia. Kupu-kupu comma di Inggris Raya telah pindah lebih dari 135 mil dalam 121 tahun, kata Thomas.
Perpindahan tersebut adalah “bukti independen bahwa iklim berubah,” kata Parmesan.
Salah satu spesies yang bergerak lebih cepat adalah laba-laba Inggris yang bernama silometopus, kata Thomas. Dalam 25 tahun, laba-laba kecil ini telah memindahkan tempat tinggalnya sejauh lebih dari 200 mil ke utara, dengan rata-rata 8 mil setahun, katanya.
Ahli biologi dari Universitas Stanford, Terry Root, yang tidak ikut dalam penelitin tersebut memuji penelitian tersebut sebagai cerdas dan konservatif, dengan menunjuk pada spesies lainnya, yaitu pika Amerika, sejenis makhluk seperti kelinci yang telah diteliti di Yellowstone National Park selama lebih dari satu abad. Pika tidak berpindah lebih tinggi daripada 7.800 kaki pada tahun 1900, tapi pada tahun 2004 mereka terlihat pada ketinggian 9.500 kaki, katanya.
Bagi Thomas, ini adalah sesuatu yang dia perhatikan setiap kali dia kembali ke kampung halamannya semasa kanak-kanak di Inggris selatan. Ahli biologi berusia 51 tahun ini tidak pernah melihat egret, sejenis burung yang hidup di iklim yang hangat, di Cuckmere Valley ketika masa kanak-kanaknya. Tepai sekarang, katanya, “Semua selokan mempunyai burung egret kecil. Benar-benar merupakan pemandangan yang aneh.”
Thomas membuat plot pergerakan spesies tersebut dan membandingkannya dengan berapa jauh mereka akan berpindah berdasarkan perubahan temperatur. Kecocokannya hampir sempurna, yang menunjukkan bahwa perubahan temperatur menjelaskan apa yang terjadi terhadap makhluk hidup dan tumbuhan, kata Thomas. Kecocokannya tidak cukup tepat dengan perpindahan naik ke pegunungan dan Thomas mengira hal itu karena spesies beralih ke utara atau karena gerakan mereka terhalangi. 
Thomas menemukan bahwa semakin ke dekat utara spesies tinggal, semakin cepat mereka berpindah. Itu masuk akal karena pada umumnya wilayah utara mengalami pemanasan lebih cepat daripada wilayah yang lebih dekat ke ekuator.
Ahli biologi konservasi. Mike Dombeck, seorang bekas kepala Dinas Kehutanan AS, mengatakan perubahan-perubahan yang terjadi di tempat di mana spesies hidup—terutama perpindahan menuju pegunungan—adalah masalah bagi banyak spesies yang terancam punah.
Thomas mengatakan apa yang telah dia pelajari bukanlah masalah yang mengada-ada.
“Ini sudah terjadi pada seluruh kehidupan satwa di planet ini,” kata Thomas dalam sebuah wawancara telefon. “Masalahnya bukan apa yang akan terjadi pada anak cucu kita nanti. Jika Anda tengok ke dalam kebun Anda, Anda bisa melihat efek dari perubahan iklim itu sudah terjadi.” (By SETH BORENSTEIN - AP Science Writer | AP – Thu, Aug 18, 2011)
___
Online:

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger