Aneh! Penggabungan Kuantum Bisa Menjangkau Masa Lampau


Para ilmuwan telah menggabungkan partikel-partikel dengan cara yang 
sedemikian rupa sehingga sebuah keputusan di masa depan 
bisa mempengaruhi keadaan partikel-pertikel tersebut di masa lalu. 
CREDIT: Jon Heras, Equinox Graphics Ltd. 

Penggabungan kuantum (quantum entanglement) yang menakutkan itu kini menjadi semakin menakutkan lagi.

Penggabungan (entanglement) adalah sebuah keadaan yang ganjil di mana dua partikel tetap terkoneksi secara erat, meski terpisah dengan jarak yang sangat jauh, seperti dua mata dadu  yang harus selalu menunjukkan jumlah yang sama ketika diputar. Untuk pertama kalinya, ilmuwan telah menemukan partikel-partikel yang tergabung (entangled) setelah partikel-partikel tersebut diukur (measured) dan bahkan dalam keadaan tidak eksis lagi.

Jika hal ini kedengarannya membingungkan, para peneliti pun setuju bahwa hal ini agak sedikit “radikal,” dalam sebuah paper yang melaporkan eksperimen yang diterbitkan secara online tersebut pada tanggal 22 April lalu dalam jurnal Nature Physics.

“Apakah dua partikel ini tergabung atau terpisah diputuskan setelah partikel-partikel tersebut diukur,” tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Xiao-song Ma dari Institute for Quantum Optics dan Quantum Information di Universitas Wina.

3.8µm to 11.5µm, low to high power many packaging options

Secara esensial, para ilmuwan menunjukkan bahwa perbuatan di masa yang akan datang boleh jadi mempengaruhi kejadian-kejadian di masa lalu, sekurangnya ketika hal itu menyangkut fisika kuantum yang rumit dan mengacaukan pikiran itu.

Di dalam dunia kuantum, segala sesuatu bertingkah laku secara berbeda-beda dibandingkan dengan ketika mereka berada di dunia yang nyata dan makroskopik yang kita bisa lihat dan sentuh di sekitar kita. Nyatanya, ketika penggabungan kuantum (quantum entanglement) pertama kali diprediksi oleh teori mekanika kuantum, Albert Einstein menyatakan rasa tidak sukanya atas ide tersebut, dengan menyebutnya sebagai sebuah “tindakan yang menakutkan di kejauhan” ("spooky action at a distance.")

Para peneliti, membawa penggabungan (entanglement) ini selangkah lebih jauh, yang dimulai dengan dua set partikel cahaya, yang disebut foton. [Stunning Photos of the Very Small]

Konfigurasi (setup) dasarnya adalah sebagai berikut:

Kedua pasang foton tersebut tergabung (entangled), sehingga kedua partikel di dalam set yang pertama tergabung satu sama lain, dan kedua partikel di dalam set yang kedua juga tergabung satu sama lain. Kemudian, salah satu foton dari masing-masing pasangan dikirim untuk seseorang yang bernama Victor. Dari kedua partikel tersebut yang tertinggal, salah satunya dikirim ke Bob, dan yang lainnya ke Alice.

Tapi sekarang, Victor telah menguasai partikel-partikelnya Alice dan Bob. Jika dia memutuskan untuk menggabungkan kedua foton yang dia punya, maka foton-fotonnya Alice dan Bob, yang masing-masing menggabung ke salah satu dari fotonnya Victor, juga menjadi menggabung satu sama lain. Dan Victor bisa memilih untuk mengambil tindakan ini kapan saja, bahkan setelah Bob dan Alice boleh jadi telah mengukur (measured), mengubah, atau mengancurkan foton-foton mereka.

“Hal baru yang fantastis adalah bahwa keputusan untuk menggabungkan dua foton ini bisa dilakukan jauh di belakang hari,” kata co-author peneliti Anton Zeilinger, yang juga dari universitas Vienna. “Ketika foton-foton tersebut mungkin sudah tidak ada lagi.”

Eksperimen seperti itu pertama kali telah diramalkan oleh seorang alhi fisika Asher Peres pada tahun 2000, tapi tidak kunjung direalisasikan hingga sekarang.

“Cara Anda menggabungkan (foton-foton tersebut) adalah dengan cara mengirim (foton-foton tersebut) pada cermin separuh-perak,” kata Zelinger pada LiveScience. Cermin separuh-perak merefleksikan separuh dari foton-foton tersebut, dan mentransmisikan separuhnya lagi. Jika Anda mengirim dua foton, satu ke kanan dan satu ke kiri, kemudian masing-masing dari kedua foton tersebut telah lupa dari mana mereka berasal. Maka foton-foton tersebut akan kehilangan identitas mereka dan menjadi tergabung (entangled).

Zeilinger mengatakan teknik tersebut suatu saat bisa digunakan untuk mengkomunikasikan komputer-komputer kuantum yang supercepat, yang tergantung pada penggabungan (entanglement) untuk menyimpan informasi. Mesin seperti ini belum pernah dibuat, tapi percobaan-percobaan seperti ini adalah langkah menuju hal itu, kata para peneliti.

“Idenya adalah untuk menciptakan dua pasang partikel, yang salah satunya dikirim ke satu komputer, dan yang satu lagi dikirm ke komputer yang lain,” kata Zeilinger.” Kemudian jika kedua foton ini tergabung (entangled), maka komputer-komputer tersebut bisa menggunakannya untuk saling tukar infromasi.” Clara Moskowitz, LiveScience Senior Writer

You can follow LiveScience senior writer Clara Moskowitz on Twitter @ClaraMoskowitz. For more science news, follow LiveScience on twitter @livescience.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger