http://news.yahoo.com/nazi-acquired-buddha-statue-came-space-172319961.html |
Kedengarannya seperti cerita
film Indiana Jones, namun para peneliti Jerman mengatakan sebuah patung buda
yang berat yang dibawa ke Eropa oleh Nazi dibuat dari sebuah meteorit yang tampaknya jatuh ke Bumi 10.000 tahun yang
lalu di sekitar wilayah perbatasam Siberia-Mongolia.
Buddha dari ruang angkasa
ini, yang juga dikenal sebagai “iron man” bagi para peneliti, usianya tidak
diketahui dengan pasti, meski perkiraan terbaik menyebut bahwa patung tersebut
dibuat pada sekitar antara abad ke delapan dan ke sepuluh. Pahatan tersebut
menggambarkan seorang laki-laki, mungkin dewa Buddha, sedang duduk dengan kaki ditekuk,
sambil memegang sesuatu di tangan kirinya. Di dadanya ada sebuah swastika
Buddha, sebuah simbol peruntungan yang kemudian digunakan sebagai lambang
partai Nazi di Jerman.
“Orang bisa saja berspekulasi
bahwa lambang swastika yang ada pada patung tersebut telah mendorong orang
untuk membawa artefak meteorit ‘iron man’ tersebut ke Jerman,” tulis para
peneliti secara online pada tangga 14
September dalam jurnal Meteoritics &
Planetary Science.
Petualangan si Iron Man
Si Iron Man tersebut pertama kali tiba di Jerman setelah ekspedisi Tibet
yang dilakukan oleh ahli zoology Ernst
Schäfer pada tahun 1938-1939, yang dikirim ke wilayah tersebut oleh partai Nazi
untuk mencari asal muasal bangsa Arya. Patung tersebut kemudian jatuh ke tangan
seorang pemilik swasta. [Fallen Stars: A
Gallery of Famous Meteorites]
Peneliti dari
Universitas Stuttgart Elmar Burcher dan para koleganya pertama kali
menganalisis patung tersebut pada tahun 1987, ketika sang pemilik mengijinkan
mereka untuk mengambil lima sampel yang serba sedikit dari patung tersebut.
Pada tahun 2009, tim tersebut diijinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar
dari bagian dalam patung tersebut, yang cenderung kurang mengalami kontaminasi
oleh cuaca atau tangan manusia dibandingkan dengan bagian luarnya tempat sampel
pertama diambil.
Mereka menemukan bahwa
patung tersebut ternyata dipahat dari bebatuan ruang angkasa yang langka yang
dikenal sebagai meteorit ataksit (ataxite
meteorites). Meteorit yang sebagian besar berupa besi ini mempunyai
kandungan nikel yang tinggi. Meteorit yang terbesar yang pernah dikenal,
meteorit Hola dari Namibia, adalah sebuah ataxite
meteorite yang beratnya lebih dari 60 ton.
Berasal dari ruang
angkasa luar
Analisis kimia tentang
sampel dari Iron Man tersebut
menunjukkan bahwa bahan patung tersebut menyerupai bebatuan ruang angkasa yang
terkenal banyak berserakan yang ditemukan di perbatasan Siberia dan Mongolia.
Ladang meteorit Chinga menampung sekurangnya 250 pecahan meteorit, yang
kebanyakan berukuran relatif kecil, meski ada dua buah di antaranya yang mempunyai
berat melebihi 22 pond (10 kg) yang pernah ditemukan di sana. Para ilmuwan
memperkirakan meteorit Chinga jatuh antara 10.000 hingga 20.000 tahun yang
lampau. Penemuan meteorit pertama di ladang tersebut tercatat pada tahun 1913,
namun keberadaan patung tersebut mengisyaratkan bahwa orang mulai mencari
benda-benda artistik di ladang tersebut jauh
sebelum masa itu, kata Buchner.
Identitas dari makhluk
pahatan tersebut tidaklah jelas, namun para peneliti menduga dia adalah dewa
Buddha Vaisvarana, yang juga dikenal sebgai Jambhala. Vaisvarana adalah dewa
kesejahteraan atau perang, dan dia sering digambarkan sedang memegang sebuah
lemon (lambang kesejahteraan) atau pundi-pundi uang di tangannya. Si Iron Man ini sedang memegang sebuah benda tak dikenal di tangannya. Patung
tersebut tingginya sekitar 9,5 inci (24 cm) dan beratnya sekitar 23 pond (10,6
kg).
Banyak kebudayaan yang
menggunakan besi meteorit (meteorite iron)
untuk membuat pedang dan bahkan perhiasan, tulis Buchner dan para koleganya,
dan pemujaan terhadap meteorit banyak terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan
kuno. Namun patung Buddha tersebut mempunyai keunikan.
Patung Iron Man tersebut merupakan satu-satunya
ilustrasi sosok manusia yang dipahat dari meteor, yang artinya kita tidak punya
pembanding untuk menentukan harganya,” kata Buchner dalam sebuah pernyataannya.
“Bahannya saja boleh jadi berharga $20.000; akan tetapi, jika perkiraan kita
tentang usia patung tersebut benar, dan usianya hampir seribu tahun, maka
harganya bisa jadi tak terhingga.” (By Stephanie Pappas, LiveScience
Senior Writer | LiveScience.com – Wed,
Sep 26, 2012)
Follow Stephanie Pappas
on Twitter @sipappas or
LiveScience @livescience.
We're also onFacebook & Google+.
Copyright 2012 LiveScience,
a TechMediaNetwork company. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten or redistributed.
0 comments:
Post a Comment