Orang Denmark Ini Mengaku Pernah Bekerjasama dengan Al-Qaeda


Dane claims he worked inside al-Qaida

Morten Storm/ Photograph by: The Associated Press , The Associated Press

Setelah memilih masuk Islam, seorang bekas anggota gang sepedamotor Denmark pergi ke Yaman untuk mempelajari Al-Qur’an dan tidak lama setelah itu di sana dia bertemu dengan para ustadz radikal yang tengah mengobarkan perang suci melawan Barat. 

Ketika hampir menjadi seorang anggota kelompok jihad, dia kemudian malah berbelok meninggalkan agama yang baru dianutnya itu dan ikut serta dalam sebuh misi rahasia yang berbahaya untuk membantu agen-agen intelijen Barat menangkap para teroris.

Kisah Morten Storm yang sulit dipercaya ini, yang diceritakan dalam sebuah buku dan wawancara dengan The Associated Press, mempunyai alur cerita drama dan intrik yang sama dengan sebuah episode dari serial TV Homeland. Namun si orang Denmark yang perkasa dan berjanggut merah ini bersikeras kisahnya tersebut bukanlah fiksi semata.

Storm, 37, mengklaim dia pernah bekerja selama enam tahun sebagai seorang informan untuk CIA, agen rahasia Inggris MI-5 dan MI-6 dan polisi rahasia Denmark, PET. Namun semua dinas rahasia tersebut menolak berkomentar.

“Mungkinkah semua dinas rahasia tersebut ingin mengatakan ‘dia tidak pernah bekerja untuk kami’? Kadang-kadang diam juga merupakan informasi,” kata Storm. “Saya tahu ini benar. Saya tahu apa yang telah saya lakukan.”

Buku tersebut, Storm, the Danish agent in al-Qaida, dirilis pada hari Senin minggu lalu di Denmark.  
Storm mengatakan dia memutuskan untuk membuka rahasianya sebagai agen mata-mata untuk media—dia pertama-tama berbicara dengan sebuah surat kabar Denmark pada bulan Oktober—karena dia merasa dikhianati oleh agen-agen yang mempekerjakannya. 

Terutama, dia kecewa karena perannya tidak diakui dalam sebuah serangan udara yang telah berhasil membunuh Anwar al-Awlaki, seorang tokoh senior dalam al-Qaeda, di Yaman pada tahun 2011.

Storm mengklaim bahwa CIA tidak mengakui bantuannya dalam usaha mereka mencari seorang kiai kelahiran AS, yang banyak dihubung-hubungkan dengan penembakan di Fort Hood, Texas dan usaha pengeboman pesawat jet yang sedang terbang mendekati Detroit tahun 2009. 

Storm juga mengklaim telah memainkan peran dalam serangkaian operasi anti-teror yang terdokumentasi dengan baik dalam enam tahun terakhir ini dengan cara menyusup ke dalam mesjid-mesjid kaum ekstrimis di Inggris dan kelompok-kelompok militan di Somalia. Dia sering bertemu dengan agen-agen rahasia lainnya di lokasi-lokasi yang eksotik dan memberikan sebuah foto tempat-tempat rendezvous serupa itu pada agen-agen PET yang dipercaya, di sebuah spa geothermal di Islandia. 

Sebuah foto lain menunjukkan sebuah koper yang penuh berisi uang tunai-$250.000 yang dia klaim dia terima dari CIA untuk sebuah operasi rahasia untuk melacak al-Awlaki meski usaha tersebut pada akhirnya gagal.

Bob Ayers, seorang bekas pejabat intelijen AS, meragukan pengakuan Storm.

“Hanya karena dia mengaku telah bekerja dengan agen-agen rahasia tersebut tidak berarti bahwa dia merupakan orang bayaran dan hampir bisa dipastikan dia tidak mempunyai akses terhadap informasi-informasi rahasia,” kata Ayers, yang sekarang tinggal di London.

“Juga meragukan bahwa dia pernah menjadi orang kepercayaan Awlaki. Satu-satu orang yang kurang bisa dipercaya daripada agen rahasia musuh adalah agen rahasia musuh yang membelot.”

Seorang pejabat kemanan Eropa yang tidak berafiliasi dengan keempat agen yang diklaim Storm telah mempekerjakannya tersebut mengatakan boleh jadi dia pernah menjadi seorang informan, namun dia mempertanyakan cara Storm menggambarkan perannya tersebut. 

“Saya punya dugaan kuat bahwa dia telah melebih-lebihkan perannya,” kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk membicarakan hal ini untuk publik.

Storm mengatakan dia telah memberi informasi yang kemudian menyebabkan tertangkapnya Hassan Tabbak, seorang kelahiran Syria yang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena mencoba membuat bom untuk persiapan serangan teroris.

Dalam bukunya tersebut, Storm juga mengatakan bahwa dia pernah terlibat dalam sebuah operasi yang ditujukan untuk membunuh Saleh Nabhan, seorang mata-mata senior al-Qaeda yang tewas oleh Navy SEALs dalam sebuah serangan helikopter di wilayah Somalia tahun 2010.

Operasi yang paling rumit melibatkan al-Awlaki. Pada tahun 2009, kata Storm, dia membantu si kiai penyendiri tersebut dalam usahanya untuk mencari seorang istri dari Eropa, dengan memberinya pasangan seorang wanita Krosia yang telah masuk Islam yang bernama Aminah. Storm mengatakan dia telah membantu membawa pesan-pesan video yang terinskripsi antara kedua pasangan tersebut di dalam flash drive, sebelum mereka memutuskan untuk bertemu di Yaman. Dia memberikan klip-klip video tersebut pada AP. 

Sebuah alat pelacak dipasang di dalam koper Aminah, namun rencana tersebut gagal ketika dia diminta memindahkan barang-barang miliknya ke dalam sebuah tas plastik setibanya di Yaman, kata Storm.

Akan tetapi, Storm dikirim kembali ke Yaman, untuk menyuplai berbagai item melalui seorang kurir kepada al-Awlaki, yang masih tidak curiga kalau dia sedang dikhianati.

Si orang Denmark ini percaya pekerjaannya tersebut telah membantu CIA menemukan tempat persembunyian al Aw-laki. 

Intelijen Amerika “merengek-rengek pada dinas intelijen Denmark untuk meminta saya kembali ke Yaman dan mencoba untuk menciptakan kembali atau membangun kembali kontak tersebut, komunikasi dengan Anwar,” kata Storm. “Dalam tempo empat minggu kontak tersebut terbangun kembali.”

Storm yang berasal dari Korsoer, 120 km barat daya Kopenhagen, pernah dihukum karena kasus  perkelahian di dalam bar, kekerasan, penyelundupan rokok dan pencurian kecil-kecilan pada masa remajanya.

Dia berencana akan bergabung dengan gang motor Bandidos sebelum seorang rekan satu selnya yang beragama Islam meyakinkan dia untuk masuk Islam pada tahun 1997.

Strom kemudian menghabiskan waktunya dengan orang-orang Islam radikal di Inggris dan Yaman, menikah dengan seorang wanita dari Moroko dan menamai anak pertama mereka Osama mengambil nama pemimpin al-Qaeda Osama bin-Laden.

Dia ingin bergabung dengan perjuangan kaum militan Islam di Somalia tahun 2006 namun mereka menolaknya.

Storm mengatakan kemarahanya atas penolakan tersebut telah menimbulkan keraguan atas agama barunya itu. Lalu dia berubah pikiran sama sekali, dan menawarkan diri membantu agen-agen PET, yang kemudian menghubungkannya dengan rekan-rekan mereka di AS dan Inggris.

Storm mengatakan hubungannya dengan CIA menjadi tidak harmonis setelah dia diberitahu bahwa al-Awlaki tewas dalam sebuah operasi berbeda, yang tidak melibatkan dia.

Dalam sebuah pertemuan di sebuah hotel pinggir laut di Denmark, dia secara diam-diam merekam sebuah percakapan tentang isu tersebut dengan seorang yang dia akui sebagai anggota CIA.

Orang tersebut, yang dikenal Storm sebagai Michael berterima kasih padanya atas usahanya membantu dalam pencarian al-Awlaki, namun dia menambahkan bahwa “ada beberapa proyek lain” yang ditujukan untuk melacak keberadaan al-Awlaki. Michael mengatakan hal itu seperti permainan sepakbola di mana beberapa pemain berada dalam posisi untuk mencetak gol. 

“Seorang pemain bisa mengoper bola pada Anda, tapi itu tidak dia lakukan. Dia menendangnya sendiri, dan dia berhasil,” kata Michael. “Itulah yang terjadi.”

Storm tidak puas dengan penjelasan itu.

Setelah membongkar semua rahasia-rahasianya, Storm mengatakan dia kini menjadi sasaran empuk bukan hanya bagi al-Qaeda, tapi juga bagi CIA.

“Saya kira jika seseorang berpotensi membuat malu institusi, maka paling mudah bagi biro-biro intelijen untuk menyingkirkan agen-agen mereka dan terutama orang-orang seperti saya,” kata Storm pada AP.

Namun dia tidak mempunyai bukti-bukti yang mengisyaratkan bahwa CIA, atau agensi lain, berencana untuk menyakitinya. (By Jan M. Olsen, The Associated Press)

© Copyright (c) The StarPhoenix

http://www.thestarphoenix.com/news/Dane+claims+worked+inside+Qaida/7815187/story.html

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger