Penelitian Menunjukkan Pria dan Wanita Mengalami Depresi dengan Cara Berbeda

Photo credit: Emma Kim / Getty


Kita sudah sama-sama ketahui bahwa wanita lebih cenderung mengalami depresi dibandingkan pria—faktanya pada usia 15 tahun, anak gadis dua kali lebih besar kemungkinannya akan mengalami penyakit mental.

Tapi kini penelitian dari ahli neurosains di University of Cambridge telah menemukan bahwa kaum wanita tidak hanya meningkat kemungkinannya mengalami depresi tetapi juga cara bagaimana depresi itu timbul.

Stylist.co.uk melaporkan bahwa jenis kelamin pria atau wanita juga bisa memengaruhi bagaimana gangguan tersebut timbul dan konsekuensinya.

“Pria lebih cenderung mengalami depresi berkepanjangan, sedangkan pada wanita depresi cenderung lebih episodik,” kata Jie-Yu Chuang, seorang peneliti di University of Cambridge, dan seorang penulis dalam penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychiatry. “Dibandingkan dengan wanita, pria yang mengalami depresi juga lebih cenderung menderita konsekuensi serius dari depresi yang mereka alami, seperti penggunaan obat-obat terlarang dan bunuh diri.

Chuang dan para koleganya meneliti sekitar 150 adolesen selama penelitian mereka, 106 di antara mereka adalah wanita. Relawan mencakup 82 pasien wanita dan 24 pasien pria yang menderita depresi, dan 24 wanita sehat dan 10 pria sehat.

Para peneliti mengambil gambar otak para adolesen dengan menggunakan pencitraan resonansi, sambil memancarkan kata-kata bahagia, sedih atau kata-kata netral di layar menurut urutan yang spesifik.
Para partisipan diminta memberi respons terhadap seperangkat kata-kata dengan cara menekan tombol, sementara tim memonior bagaimana otak mereka bereaksi terhadap aktivitas tersebut. Mereka memperhatikan bahwa depresi memengaruhi aktivitas otak pada anak laki-laki maupun anak perempuan dengan cara berbeda.

“Temuan kami mengisyaratkan bahwa pada masa awal adolesen, depresi boleh jadi memengaruhi otak dengan cara berbeda pada anak laki-laki dan anak perempuan,” kata Chuang. “Penanganan spesifik menurut jenis kelamin dan strategi-strategi pencegahan depresi harus dipertimbangkan sejak awal masa adolesen. Dengan harapan, intervensi lebih awal ini bisa mengubah trayektori penyakit tersebut sebelum segala sesuatunya menjadi lebih buruk.”

Diperlukan penelitian lebih lanjut, tapi Chuang dan tim-nya berharap penelitian awal ini akan mengubah cara para profesional kesehatan menangani penyakit mental pada jenis kelamin berbeda, dengan harapan hal ini akan lebih efektif.

Jika Anda pikir Anda mungkin sedang “menderita depresi, hubungilah dokter di tempat Anda, atau cari tahu di mana Anda bisa menemukan dukungan dan nasihat dari badan-badan amal kesehatan mental.

You Might Also Like
https://www.yahoo.com/style/research-shows-men-women-experience-085909181.html

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger