Akan tetapi, tidak semua Facebooker tahu atau menyadari perlunya pengaturan pembatasan seperti itu, karena sebelumnya tidak demikian. Peraturan ini baru diberlakukan Desember kemarin. Sebelum peraturan baru ini diberlakukan, gambar-gambar dalam profil kita tidak bisa diketahui oleh orang lain yang bukan teman kita.
Cobalah Anda buka akun Facebook Anda. Klik nama-nama yang telah meng-add friend Anda yang belum Anda konfirmasi, atau cari nama siapa saja yang belum jadi teman Anda. Kalau orang tersebut belum mengatur privacy setting-nya, maka Anda bisa melihat segala informasi tentang dia, termasuk foto-foto.
Dengan adanya perubahan ini, memungkinkan segala informasi yang ada di dalam profil kita diketahui oleh orang lain. Inilah yang sekarang sedang menjadi pangkal keributan di dunia new media. Mark Zuckerberg pendiri Facebook dituding sebagai penyebab semua ini. Apalagi, pernah terbetik kabar, Mark Zuckerberg sendiri pernah berkata bahwa dia mempunyai akses ke semua privasi pengguna Facebook, dan mengatakan bahwa para pengguna Facebook ‘tolol’ karena telah mempercayainya.
Serangan media, terutama komunitas media teknologi, ke arah Zuckerberg gencar. Mereka menyalahkan Zuckerberg dengan adanya perubahan yang tidak bersahabat ini. Bahkan ada sebuah film yang dibuat khusus untuk menggambarkan Zuckerberg. Film yang sengaja dibuat untuk menyerang Zuckerberg ini menggambarkan Zuckerberg dengan segala kegilaannya. Dalam film besutan Aaron Surkin ini Zuckerberg digambarkan sebagai seorang penderita autis parah, dan tidak lebih dari seorang penipu licik yang tak berperasaan.
Saatnya Meninggalkan Facebook(?)
Dalam bulan-bulan terakhir ini, saya perhatikan semangat para pengguna Facebook sepertinya mulai menurun. Dulu, waktu teman Fb saya masih kurang dari seribu orang, setiap harinya ada seratusan lebih teman yang terdaftar dalam tab chat, atau yang bisa diajak chatting. Kini, dengan jumlah teman Fb hampir mencapai 2.500 orang, jumlah teman dalam tab chat pun masih tetap sama. Apakah teman-teman mulai jenuh dengan Facebook, atau kecewa dengan kebijaksanaan Facebook seperti yang dikeluhkan Pak Iskandar di sini. atau teman-teman sudah menemukan situs pertemanan yang lain yang lebih menarik (Kompasiana, misalnya).***
0 comments:
Post a Comment