http://sosbud.kompasiana.com |
SAYA terheran-heran ketika seorang turis mancanegara mengatakan betapa dia jarang sekali menemukan penyandang cacat di Indonesia ini. Di setiap negara yang pernah dia kunjungi, katanya, banyak orang cacat terlihat di tempat-tempat umum.
Benarkah jumlah penyandang cacat di Indonesia ini sedikit sekali dibandingkan dengan dengan negara-negara lain, ataukah mereka tidak terlihat di tempat umum karena mereka memang tidak bisa berpergian ke tempat-tempat umum, atau karena akses menuju tempat-tempat umum itu sangat terbatas, kalau tidak mau dikatakan tidak ada. Mungkin saja demikian.
Mungkin juga jumlah penyandang cacat di Indonesia ini memang sedikit. Di kota saya, sebuah kota kecamatan kecil dengan penduduk sekitar 45.000 orang, jarang sekali ditemukan penyandang cacat di tempat umum.
Tapi tidak tertutup kemungkinan pula karena akses para penyandang cacat tersebut memang masih langka. Seperti yang banyak dikeluhkan oleh para pengamat, fasilitas umum di negara kita seperti bus, KA, taksi, dan tempat-tempat berkumpul seperti pasar, taman, atau stadion olahraga tidak menyediakan tempat khusus untuk penyandang cacat, sehingga mereka kesulitan untuk berada di sana.
Penyandang cacat tentu punya keinginan yang sama dengan kita yang normal; mereka ingin bergaul, ingin mengembangkan diri, dan ingin mengaktualisasikan diri seperti kita. Penyandang cacat juga menyimpan potensi diri yang sama dengan manusia normal, kalaupun ada yang membedakan tentu itu adalah kesempatan.
Selama ini perhatian kita terhadap penyandang cacat mungkin masih rendah. Urusan merawat dan memelihara penyandang cacat lebih banyak kita serahkan pada keluarga mereka masing-masing. Sedangkan kita, orang normal yang tidak mempunyai keluarga yang menyandang cacat nyaris tidak peduli atau tidak tahu sama sekali. Kita hanya teringat dan tergugah pada mereka ketika mendengar berita tentang Hari Penyandang Cacat sedunia, yang jatuh oada tanggal 3 Desember.
Seperti yang dikatakan Kordinator aksi Forum Penyandang Cacat Sulawesi Selatan, Rahman, dalam aksi damai memperingati Hari Penyandang Cacat Sedunia di Makassar, Rabu 3 Desember 2008, bahwa perhatian pemerintah terhadap para penyandang cacat sudah ada, namun pemerintah belum memiliki kebijakan yang pro penyandang cacat. “Perhatian sudah ada, tapi wujud dari perhatian itu seperti apa?,” katanya. (vivanews.com/Rabu, 3 Desember 2008)
Dengan memperingati Hari Penyandang Cacat Sedunia 2010 ini, alangkah baiknya kalau kita lebih meningkatkan lagi perhatian pada mereka yang menyandang cacat.***
0 comments:
Post a Comment