Sains gila
Kucing bersinar dalam
gelap? Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, tapi kenyataannya memang sudah ada kucing
yang bisa bersinar dalam gelap sejak beberapa tahun lalu. Kol yang menghasilkan
racun kalajengking? Sudah ada pula. Oh, dan ketika lain kali Anda membutuhkan
vaksin, mungkin dokter akan memberi Anda sebuah pisang.
Hewan dan tumbuhan di
atas dan organisme lain yang dimodifikasi secara genetik bisa eksis sekarang
ini karena DNA mereka telah diubah dan digabungkan dengan DNA lain untuk
menciptakan seperangkat gen yang sama sekali baru. Anda boleh jadi tidak
menyadarinya, namun banyak di antara organisme yang dimodifikasi secara genetik
ini telah menjadi bagian dari kehidupan Anda sehari-hari—dan makanan Anda
sehari-hari. Sekarang ini, 45 persen dari jagung di AS dan 85 persen dari kedelai
AS direkasaya secara genetik, dan diperkirakan 70 hingga 75 persen dari makanan
olahan yang tersedia di toko-toko kebutuhan sehari-hari mengandung muatan yang
direkayasa secara genetik.
Di
bawah ini adalah hewan dan tumbuhan yang paling aneh yang direkayasa secara
genetik yang sudah ada—dan banyak lagi yang akan segera menyusul. (Text:
Laura Moss)
Kucing yang bersinar
dalam gelap
Pada tahun 2007, ilmuwan
Korea Selatan mengubah DNA seekor kucing untuk membuat kucing tersebut bersinar
di dalam gelap dan kemudian mereka mengambil DNA tersebut dan menggunakannya
untuk meng-clone kucing-kucing
lain—menciptakan sekelompok kucing yang berbulu halus, yang bersinar dalam
gelap. Beginilah cara mereka melakukannya: Para peneliti mengambil sel-sel
kulit dari beberapa ekor kucing Angora Turki berjenis kelamin betina dan
menggunakan sebuah virus untuk memasukkan instruksi-instruksi genetik untuk
menciptakan protein yang bisa menimbulkan cahaya yang berwarna merah. Kemudian
mereka meletakkan nuclei yang gen-nya
sudah diubah tersebut ke dalam sel telur untuk melakukan cloning, dan embrio-embrio yang sudah di-clone tersebut diimplantasikan kembali pada kucing-kucing donor
tersebut—sehingga membuat kucing-kucing tersebut menjadi ibu pengganti bagi clones mereka sendiri.
Apa gunanya menciptakan
hewan peliharaan yang bisa bersinar dalam gelap? Para ilmuwan mengatakan
kemampuan merekayasa hewan dengan protein-protein yang bisa bersinar (fluorescent) akan membuat mereka mampu
untuk secara artifisial menciptakan hewan-hewan dengan penyakit-penyakit
genetik manusia.
Perhatikan apa yang
terjadi pada kucing-kucing ini ketika lampu dimatikan:
Enviropig
Enviropig,
or “Frankenswine,” sebagaimana kritikus menyebutnya, adalah seekor babi yang
telah diubah secara genetik untuk mencerna dan memproses fosfor dengan lebih
baik. Kotoran babi kaya akan phytate,
salah satu bentuk fosfor, sehingga ketika para petani menggunakan kotoran babi
tersebut sebagai pupuk, maka zat kimia tersebut akan hanyut bersama air dan
menyebabkan ganggang berkembang biak hingga bisa menghabiskan oksigen di dalam
air dan bisa membunuh kehidupan laut.
Jadi para ilmuwan menambahkan
bakteri E. Coli dan DNA tikus pada embrio seekor babi. Modifikasi ini bisa mengurangi
keluaran fosfor dari seekor babi hingga sebanyak 70 persen—sehingga membuat
babi tersebut menjadi lebih ramah lingkungan.
Tanaman untuk melawan
polusi
Ilmuwan di Universitas
Washington kini sedang merekayasa pohon-pohon hawar (poplar) agar bisa membersihkan tempat-tempat yang terkena
kontaminasi dengan cara menyerap polutan air tanah melalui akarnya. Pohon-pohon
tersebut kemudian memecah polutan-polutan tersebut menjadi produk-produk
samping yang aman yang menyatu dengan akar, batang, dan daun-daun pohon-pohon
tersebut, atau dilepas ke udara.
Dalam test laboratorium,
tanaman-tanaman transgenik tersebut mampu membuang sebanyak 91 persen trichloroethylene—kontaminan air tanah
yang paling umum terdapat di situs-situs Superfund, AS—dari sebuah larutan
cair. Pohon hawar biasa hanya mampu membuang 3 persen kontaminan.
Kol beracun
Para ilmuwan baru-baru
ini telah mengambil gen yang bertugas memprogram racun pada ekor kalajengking
dan mencari cara untuk menggabungkannya dengan kol. Mengapa mereka mau
menciptakan kol beracun? Untuk mengurangi penggunaan pestisida sekaligus
mencegah ulat merusak tanaman kol. Kol yang dimodifikasi secara genetik ini
akan memproduksi racun kalajengking yang bisa membunuh ulat ketika ulat-ulat
tersebut menggigit daunnya—namun racun tersebut telah dimodifikasi sehingga
tidak membahayakan manusia.
Kambing pembuat jaring laba-laba
Serat laba-laba yang
kuat dan fleksibel adalah salah satu material yang paling berharga di alam, dan
bisa digunakan untuk menciptakan serangkaian produk—mulai dari ligamen buatan hingga
tali parasut (parachute cords)—jika
saja kita bisa memproduksinya dalam skala komersial. Pada tahun 2000, Nexia Biotechnologies mengumumkan bahwa
mereka telah mendapatkan jawabannya: seekor kambing yang bisa memproduksi jaring
laba-laba dalam susunya.
Para peneliti memasukkan
gen sutera pembuat jaring dari seekor laba-laba ke dalam DNA kambing tersebut
dengan cara sedemikian rupa sehingga kambing tersebut akan memproduksi protein
sutera tersebut hanya di dalam susu mereka. “Susu sutera” ini kemudian bisa
digunakan untuk membuat material seperti jaring yang disebut Biosteel.
Ikan salmon yang cepat
besar
Ikan salmon milik AquaBounty
yang dimodifikasi secara genetik tumbuh dua kali lipat lebih cepat dibandingkan
ikan salmon varietas konvensional—foto ini menunjukkan dua ekor ikan salmon
yang berusia sama, yang di sebelah belakang telah diubah secara genetik.
Perusahaan tersebut mengatakan ikan tersebut mempunyai rasa, warna, dan bau yang
sama, dengan ikan salmon biasa; akan tetapi, perdebatan masih berlanjut tentang
apakah ikan tersebut aman dimakan.
Ikan salmon Atlantik
yang direkayasa secara genetik mempunyai hormon pertumbuhan tambahan yang berasal
dari ikan salmon Chinook sehingga memungkinkan ikan tersebut memproduksi hormon
pertumbuhan sepanjang tahun. Para ilmuwan mampu membuat hormon tersebut tetap
aktif dengan cara menggunakan sebuah gen yang berasal dari seekor ikan yang
menyerupai belut yang dinamakan ocean
pout, yang berfungsi sebagai sebuah “saklar” bagi hormon tersebut.
Jika FDA menyetujui
penjualan ikan salmon tersebut, maka ini akan menjadi kali pertamanya pemerintah
mengijinkan hewan yang dimodifikasi dipasarkan untuk konsumsi manusia. Menurut
pedoman pemerintah federal, ikan tersebut tidak akan diberi label sebagai ikan
yang dimodifikasi secara genetik.
Tomat Flavr Savr
Tomat Flavr Savr adalah makanan yang
direkayasa secara genetik yang pertama yang ditanam secara komersial yang akan
diberi ijin untuk dikonsumsi manusia. Dengan menambahkan sebuah gen antisense, perusahaan yang berbasis di
California, Calgene, berharap bisa memperlambat proses pematangan tomat
tersebut untuk mencegahnya menjadi lembek dan busuk, dengan tetap menjaga tomat
tersebut tetap memiliki warna dan rasa yang alami.
FDA telah menyetujui Falvr Savr pada tahun 1994; akan tetapi,
tomat tersebut saat itu sangat lembek sehingga tidak mudah diangkut, dan pada
tahun 1997 tomat tersebut menghilang
dari pasaran. Di samping masalah produksi dan pengangkutan tersebut,
tomat-tomat tersebut juga dilaporkan mempunyai rasa yang hambar: “Rasa hambar pada
tomat Flavr Savr berasal dari
varietas asal tomat tersebut. Hanya ada sedikit sekali rasa yang bisa
dipertahankan,” kata Christ Watkins, seorang profesor hortikultura pada Cornell University.
Vaksin pisang
Boleh jadi tidak lama
lagi kita akan diberi vaksin untuk penyakit-penyakit seperti hepatitis B dan
kolera dengan cara memakan segigit pisang. Para peneliti telah berhasil merekayasa
pisang, tomat, selada, wortel, dan tembakau untuk memproduksi vaksin, namun
mereka mengatakan pisang merupakan kendaraan pengangkut dan produksi yang
ideal.
Jika sebentuk virus yang
telah diubah disuntikkan ke dalam sebatang pohon anak pisang, maka material
genetik dari virus tersebut dengan cepat menjadi sebuah bagian permanen dari
sel-sel tanaman tersebut. Dan ketika tanaman tersebut tumbuh, sel-selnya
memproduksi protein-protein dari virus tersebut—namun tidak memproduksi bagian
virus tersebut yang bisa menular (infectious).
Ketika kita memakan segigit pisang yang direkayasa secara genetik, yang sudah
penuh dengan protein-protein virus, maka sistem imun kita akan menciptakan
antibodi-antibodi untuk memerangi penyakit tersebut—sama seperti vaksin
tradisional.
Sapi dengan kandungan
gas yang lebih sedikit
Sapi memproduksi methane dalam jumlah yang banyak sebagai
hasil dari proses pencernaan mereka—methane
tersebut dihasilkan oleh sebuah bakterium yang merupakan produk samping dari
makanan sapi yang mengandung selulosa tinggi yang termasuk rumput dan jerami. Methane merupakan kontributor
utama—kedua setelah karbon dioksida—bagi efek rumah kaca, sehingga para ilmuwan
telah bekerja untuk melakukan rekayasa genetik pada seekor sapi agar bisa
memproduksi lebih sedikit methane.
Para ilmuwan riset agrikultur
di Universitas Alberta telah mengidentifikasi bakteria yang bertanggung jawab
dalam produksi methane dan telah
merancang serangkaian sapi yang bisa menciptakan methane 25 persen lebih sedikit daripada sapi biasa.
Pohon-pohon yang dimodifikasi
secara genetik
Pohon-pohon kini diubah
secara genetik untuk membuatnya tumbuh lebih cepat, menghasilkan kayu yang
lebih baik dan bahkan bisa mendeteksi serangan biologis. Para proponen dari
pohon-pohon yang direkayasa secara genetik mengatakan bahwa bioteknologi bisa
membantu mengembalikan hutan yang gundul sekaligus memenuhi kebutuhan akan kayu
dan produk-produk kertas. Sebagai contoh, pohon-pohon eucalyptus Australia telah diubah agar bisa bertahan dalam
temperatur yang membeku, dan pohon pinus loblolly
telah dibuat agar lebih sedikit mengandung lignin,
zat yang memberi ketegaran pada pohon. Pada tahun 2003, Pentagon bahkan telah
memberi hadiah sebesar $500.000 bagi para peneliti dari negara bagian Colorado untuk
mengembangkan pohon-pohon pinus yang bisa berubah warna ketika terkena serangan
biologis atau serangan kimia.
Akan tetapi, para kritikus
bersikukuh bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang efek dari
pohon-pohon yang direkayasa tersebut terhadap lingkungan sekitarnya—pohon-pohon
tersebut bisa menyebarkan gen mereka pada pohon-pohon alami atau meningkatkan resiko
kebakaran hutan adalah sebagian dari kekurangannya. Namun, USDA pada bulan Juni lalu
telah memberi persetujuan pada ArborGen, sebuah perusahaan bioteknologi, untuk memulai
percobaan lapangan bagi 250.000 pohon di tujuh negara bagian AS di sebelah
selatan.
Telur obat
Para ilmuwan Inggris
telah menciptakan benih ayam betina yang direkayasa secara genetik agar bisa memproduksi
obat-obat untuk melawan kanker di dalam telur-telur mereka. Hewan-hewan
tersebut telah diberi gen manusia yang ditambahkan ke dalam DNA mereka sehingga
protein manusia kemudian disekresikan ke dalam bagian putih dari telur mereka,
bersama-sama dengan protein-protein obat yang kompleks yang serupa dengan
obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker kulit dan penyakit lainnya.
Apa sebenarnya yang
terkandung dalam telur yang bisa melawan penyakit ini? Ayam betina tersebut memproduksi
telur yang mengandung miR24, sebuah molekul yang mengandung kekuatan untuk
memerangi penyakit melanoma yang ganas dan arthritis, dan interferon manusia
b-1a, sebuah obat antivirus yang menyerupai pengobatan modern bagi sklerosis
ganda (multiple sclerosis).
Tanaman penjerat super carbon
Manusia menyumbang
sekitar sembilan gigaton karbon ke atmosfir setiap tahunnya, dan tanaman dan
pohon menyerap sekitar lima gigaton dari sembilan gigaton tersebut. Sisanya
yang empat ton berkontribusi terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global,
namun para ilmuwan kini sedang bekerja untuk menciptakan tanaman-tanaman dan
pohon-pohon yang direkayasa secara genetik yang bisa diandalkan untuk menangkap
sisa-sisa karbon ini.
Karbon bisa berdiam di
dalam daun-daun, cabang-cabang, biji-biji dan bunga-bunga dari tanaman selama
beberapa dekade; akan tetapi, karbon yang berdiam di akar pohon bisa tetap berada
di sana berabad-abad. Oleh karena itu, para peneliti berharap bisa menciptakan
tumbuhan bioenergi yang mempunyai sistem akar yang besar yang bisa menangkap
dan menyimpan karbon di bawah tanah. Para imuwan kini tengah bekerja untuk melakukan
modifikasi genetik pada tanaman tahunan seperti
switchgrass dan Miscanthus karena sistem akar tanaman tersebut ekstensif.
4 comments:
terimakasih infonya bermanfaat
Kerenn!! Jadi tertarik dengan rekayasa genetik
sangat bermanfaat gan
oke
Post a Comment