SPACE.com/Photo By John Armstrong/Geophysical Laboratory, Carnegie Institution of Washington |
Air yang ada di dalam perut Bumi dan
matahari boleh jadi berasal dari sumber yang sama: meteorit jaman purba kala,
kata para ahli.
Temuan tersebut mengisyaratkan bahwa
air boleh jadi telah terdapat di Bumi sebelum terjadinya tumbukan raksasa yang terjadi
pada planet ini, yang telah pula menciptakan bulan, dan bahwa bulan telah memiliki
air sejak masa awal, kata para ahli. Namun mengapa air di bulan tidak hilang
setelah terjadinya tumbukan dahsyat ini bisa
masih merupakan sebuah misteri.
Air adalah vital bagi kehidupan
seperti yang kita ketahui, dengan adanya berbagai organisme yang ditemukan
terdapat di mana saja di setiap tempat yang terdapat air di Bumi ini. Ketika
Bumi tercipta, unsur-unsur dari air planet ini kemungkinan besar terbentuk dari
luar orbit Bumi. Dengan demikian, semua air yang ada di planet ini pasti
berasal dari komet atau meteorit yang masuk dari luar sistem tata surya.
Hingga akhir-akhir ini, para ilmuwan
menduga bagian interior dari bulan sangatlah kering, mengingat bahwa bulan tercipta dari puing-puing yang
meleleh akibat terjadinya benturan raksasa antara sebuah protoplanet seukuran
Mars dengan Bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Panas yang tercipta dari benturan
ini ini telah membakar semua unsur-unsur air yanga ada di bulan. Akan tetapi,
lima tahun lalu, bukti hidrogen pertama ditemukan pada sampel-sampel lunar dari
misi Apollo. Hidrogen adalah unsur utama dari air, bersama-sama dengan oksigen.
[Water on the Moon: The Search in Photos]
Untuk menemukan asal-muasal dari air
ini, para ilmuwan menganalisis kristal-kristal dan butiran-butiran kaca dari
bebatuan bulan yang dibawa ke Bumi oleh misi Apollo 15 dan 17. Kristal-kristal
dan butiran-butiran ini mempunyai serpihan-serpihan serupa kaca yang kecil yang
dianggap menyimpan sejarah geologis bulan.
Para peneliti berfokus pada
isotop-isotop dari hidrogen yang ditemukan di dalam magma lunar ini. semua
isotop-isotop dari sebuah elemen mempunyai jumlah proton yang sama, namun
masing-masing mempunyai jumlah netron yang berbeda. Sebagai contoh, hidrogen
reguler tidak mempunyai netron, sedangkan isotop hidrogen yang dikenal sebagai deuterium mempunyai satu netron. Umumnya,
objek-objek yang ditemukan lebih dekat dengan matahari mempunyai deuterium yang lebih sedikit
dibandingkan dengan benda-benda yang berada lebih jauh.
Rasio deuterium terhadap hidrogen yang terlihat di dalam meteorit yang
dikenal sebagai carbonaceous chondrites (chondrite karbon) adalah
serupa dengan yang ditemukan pada air di Bumi, yang mengisyaratkan bahwa
sebanyak 98 persen dari air Bumi boleh jadi berasal dari bebatuan ruang angkasa,
bukannya komet. Sekarang, para peneliti menemukan rasio deuterium terhadap hidrogen pada bebatuan bulan adalah serupa
dengan rasio yang ditemukan pada air di Bumi tersebut.
Secara keseluruhan, temuan-temuan
ini mengisyaratkan bahwa air di bulan dan Bumi mempunyai asal-usul yang sama dalam
hal carbonaceous chondrites, meteorit
yang ditemuan di dalam sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter yang diperkirakan
merupakan bagian dari objek-objek paling tua dalam sistem tata surya.
“Dengan tingkat kepastian yang cukup
tinggi, kita ketahui bahwa air yang masuk ke bulan dan Bumi berasal dari
meteroit primitif yang sekarang berada di bagian-bagian luar dari sabuk asteroid,”
kata kepala pengarang Alberto Saal, seorang ahli geo kimia pada Brown University. Dia dan para koleganya
merinci hasil-hasil temuan mereka secara online
pada tangal 9 Mei di dalam jurnal Science.
Penjelasan paling sederhana dari
kesamaan antara bulan dengan Bumi ini adalah bahwa “Bumi telah mempunyai air
semenjak lahir,” kata Saas pada SPACE.com.
“Dan air tersebut terbawa ke bulan ketika terjadi tabrakan raksasa dan masih
tersisa hingga sekarang.” Setelah terjadinya benturan yang mengakibatkan
terbentuknya bulan, sekitar 100 juta tahun setelah terbentuknya Bumi tersebut,
planet kita ini tampaknya tidak lagi menerima tambahan air, katanya.
Jika air yang ada di Bumi dan bulan
sudah ada di sana sebelum terjadinya benturan yang menciptakan bulan tersebut, maka pertanyaan mengapa panas
yang tercipta dari benturan raksasa tersebut tidak membakar habis semua air ini
tetap merupakan sebuah misteri. Salah satu kemungkinan adalah bahwa bebatuan
yang menguap akibat benturan tersebut bisa menjebak gas di dalamnya seperti
soda, kata Saal. Faktor ini, bersama dengan gravitasi Bumi, boleh jadi telah
membantu planet ini mempertahankan hidrogen dan dengan demikian pula air.
“Masalahnya dengan ide tersebut adalah
bulan, yang mempunyai massa yang jauh lebih rendah dan demikian pula
gravitasinya,” kata Saal. “Meskipun bulan boleh jadi mengandung air lima hingga
10 kali lebih sedikit dibandingkan Bumi, namun jumlah air yang bertahan di sana
masih signifikan. Inilah masalah yang saya kira belum kita ketahui jawabannya.”
Para ilmuwan lain mempertahankan
pendapat bahwa air Bumi boleh jadi berasal dari komet. Ilmuwan planet Paul
Hartogh dari Max Planck Institute for
Solar System Research di Katlenburg-Lindau, Jerman, dan para koleganya
sebelumnya telah menemukan rasio deuterium
terhadap hidrogen pada komet sangat menyerupai rasio yang ditemukan pada air
Bumi. Jika komet benar-benar telah membawa air ke Bumi, maka komet-komet
tersebut boleh jadi melakukan itu lebih belakangan dari yang diperkirakan oleh Saal dan para koleganya,
yang berarti bahwa Bumi dan bulan tidak mempunyai air di dalam perutnya sejak mereka
lahir.
“Saya bertanya-tanya apakah Saal dan para
koleganya bisa meng-exclude sampel-sampel yang mereka investigasi mengandung
air komet,” kata Hartogh pada SPACE.com.
Misi Badan Ruang Angkasa Eropa Rosetta boleh jadi mampu memecahkan
pertanyaan apakah komet atau meteroit yang merupakan asal-muasal air di Bumi
dan bulan ketika pesawat tersebut mencapai komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada tahun 2014, kata Hartogh. Rosetta, yang diluncurkan bulan Maret
2004, akan menganalisis rasio-rasio isotop komet untuk mengetahui seberapa
mirip dengan rasio-rasio isotop yang ada di Bumi dan bulan. (By Charles Q. Choi | SPACE.com – Thu,
May 9, 2013)
Follow SPACE.com @Spacedotcom.
We're also on Facebook and Google+. Original story on SPACE.com.
- 10 Coolest Moon Discoveries
- How the Moon Evolved - Video Guided Tour
- Asteroid Basics: A Space Rock Quiz
Copyright
2013 SPACE.com,
a TechMediaNetwork company. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten or redistributed.
http://news.yahoo.com/water-earth-moon-may-same-source-180633667.html
0 comments:
Post a Comment