Ghepong damar Krui adalah sejenis kebun atau sepetak kebun yang terdiri dari mayoritas pohon damar. Kata ghepong berarti kebun dengan mayoritas tanaman tertentu. Dalam sebuah ghepong damar, tanaman damar mendominasi, dengan diselingi oleh tanaman tahunan lainnya misalnya durian, duku, petai, dll. Jika dalam sebuah kebun, tanaman durian (pohon durian) mendominasi, maka disebut ghepong durian, jika tanaman duku mendominasi, disebut ghepong duku, dll.
Damar adalah sejenis getah berwarna putih kekuningan yang dihasilkan oleh pohon damar (shorea javanica). Pohon damar tergolong pada family Diptocarpacea. Krui adalah penghasil damar jenis Shorea Javanica terbesar di dunia. Damar Krui disebut juga damar mata kucing, karena warnanya yang bening seperti mata kucing. Damar mata kucing ini diekspor ke Singapura. Di Singapura, damar ini diproses dan diekspor kembali kenegara-negara industri dalam bentuk kemenyan, atau sebagai bahan dasar membuat minyak, cat, tinta, dan pernis.
Pohon damar bisa tumbuh dan berkembang sampai ratusan tahun, jika dipelihara dengan baik, dan tidak tumbang oleh angin kencang. Dalam jumlah besar, pohon-pohon damar ini membentuk hutan tersendiri yang serupa dengan hutan alami; dalam istilah perkebunan disebut agroforest. Hutan damar ini, dengan demikian, juga berguna untuk menjaga keseimbangan ekosistem, atau sebagai konservasi alam. Kalau dijaga sampai nanti, hutan damar ini akan sangat berguna bagi pelestarian alam. Menyadari betapa pentingnya arti hutan damar ini, pemerintah telah memberi hadiah Kalpataru untuk masyarakat krui pengelola hutan damar pada tahun 1997.
Jika Anda mengunjungi hutan damar Krui, untuk pertama kalinya, Anda akan terkesima, mengira bahwa itu adalah hutan alami yang dikelola oleh manusia, padahal itu adalah sebuah agroforest, yang ditanam dan dikembangka oleh orang Krui selama lebih dari satu abad.
***
Tapi sayang, belakangan ini, kesadaran masyarakat Krui untuk melestarikan ghepong damar mereka makin menipis. Luas hutan damar pun perlahan menyusut. Karena terdorong oleh kepentingan sesaat, dan juga oleh kenyataan bahwa harga damar saat ini tidak sebanding dengan meroketnya harga kebutuhan hidup sehari-hari, banyak masyarakat pemilik ghepong memilih jalan pintas, menebang pohon-pohon damar mereka untuk dijual kayunya.
Keadaan ini sudah berlangsung lama dan belum tampak tanda-tada akan berhenti. Jika ini tidak dihentikan segera, dikhawatirkan, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, hutan damar Krui akan punah. Untuk itu, pemerintah harus bertindak mengatasi hal ini. Pemerintah harus berbuat sesuatu, misalnya melarang pengusaha kayu mengolah kayu damar, atau membatasi jumlah pengusaha kayu (logging) yang belakangan ini justru semakin banyak.***
1 comments:
Kita bersyukur dan berterima kasih pada pendahulu-pendahulu masyarakat Krui yang telah menanam pohon Damar hingga kini mungkin berusia ratusan tahun, dan kita sekarang yang menikmatinya dengan memiliki pesonanya secara tidak langsung. Penghargaan berupa kalpataru, saya rasa merupakan apresiasi cukup baik. pembatasan alih fungsi hutan damar juga baik. Tetapi saya rasa perlu ada tindakan apresiasi yang betul-betul nyata dapat mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat pemilik yang sesungguhnya dari hutan damat itu sendiri, sebagai timbal balik atas jasanya memberikan hutan damar itu kepada kita dan juga dunia tentunya.... Karena alasan taraf hidup itulah alh fungsi lahan hutan damar terjadi.
Post a Comment