Gambar ini diambil dari sebuah layar komputer pada hari Kamis, 12 Agustus 2010 di Mexico City, sebagian memperlihatkan sebuah page dari ‘Blog del Narco’ yang memperlihatkan gambar eksklusif mengenai pembunuhan calon gubernur dan orang-orang lain di propinsi sebelah utara Meksiko Tamaulipas pada bulan juni 2010. (AP Photo) |
SEORANG blogger anonim, berusia duapuluhan berhasil mempersembahkan kepada warga Meksiko apa-apa yang tidak bisa diberikan oleh media lain—sebuah tinjauan dari dalam tentang perang narkoba yang melanda negara itu.
Dioperasikan dari belakang sebuah tirai tebal keamanan komputer, Blog del Narco dalam tempo kurang dari enam bulan telah menjadi situs Internet yang ramai dikunjungi orang Meksiko, ketika mainstream media merasa tertekan dan terancam sehingga tidak berani memberitakan masalah tersebut.
Banyak posting-an di blog tersebut, termasuk yang berisi peringatan dan berita soal pemenggalan kepala manusia, tampaknya berasal langsung dari para bandar narkoba. Postingan lainnya menunjukkan adegan-adegan kejahatan yang hanya bisa diakses oleh pihak militer dan polisi.
Adanya konten yang tidak didiferensiasi dalam blog ini menunjukkan bahwa semua pihak menggunakan blog tersebut—gang narkoba menggunakannya untuk memproyeksikan kekuatan mereka, para penegak hukum menggunakannya untuk menunjukkan bahwa mereka juga bisa bermain kasar, dan masyarakat menggunakannya untuk mempelajari insiden-insiden yang oleh media mainstream tampak diabaikan atau dihindari.
Paling tidak satu kali, Blog del Narco telah meyebabkan sebuah penangkapan besar—penangkapan seorang sipir penjara setelah sebuah posting video dalam blog tersebut memberi uraian bagaimana sang sipir membiarkan para napi bebas di malam hari dan melakukan pembunuhan untuk kepentingan sebuah kartel narkoba.
Si blogger misterius tersebut menyembunyikan identitasnya di balik sebuah cyber-screen yang rumit. Associated Press menulis e-mail ke alamat e-mail blog tersebut, dan si blogger kemudian menelepon dari sebuah nomer telepon yang disembunyikan. Dia mengatakan bahwa dia adalah seorang mahasiswa di Meksiko utara dengan jurusan keamanan komputer, dan bahwa dia meluncurkan blog tersebut pada bulan Maret lalu sebagai sebuah “hobi,” dan sekarang blog tersebut telah tumbuh hingga mencapai ratusan postingan setiap hari, dan 3 juta pengunjung seminggu.
“Orang-orang sekarang menginginkan informasi dan jika Anda tidak menerbitkan informasi itu, mereka akan komplain,’ katanya.
Nyatanya, Presiden Felipe Calderon telah mendengar keluhan-keluhan bahwa pemerintahannya tidak memberi informasi yang cukup, yang berguna bagi masyarakat untuk menjaga keamanan dan menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari.
“Anda para penguasa telah menempatkan orang Meksiko di tengah-tengah desingan peluru, sedangkan dari mana peluru itu berasal tidaklah jelas,” kata jurnalis Hector Aguilar Camin dalam sebuah forum baru-baru ini untuk mengevaluasi strategi yang dilakukan pemerintah dalam memerangi kejahatan terorganisir. “Kalau sudah menyangkut masalah informasi, lembaga-lembaga keselamatan publik Meksiko bahkan tidak menembak untuk membela diri,” katanya.
Kekerasan telah membunuh lebih dari 28.000 orang dan membuat Meksiko menjadi salah satu negara paling berbahaya untuk jurnalis, itulah sebabnya Blog del Narco menjaga anonimitasnya dengan sangat ketat.
“Kalau mereka (mass media) berani memberikan detil-detil berita di TV, mereka akan dihadiahi granat dan wartawannya diculik,” kata blogger tersebut. “Dan di sini kami menerbitkan segalanya. Bayangkan apa yang bisa mereka lakukan pada kami.”
Dia antara postingan-postingannya adalah:
-Sebuah video mengenai seorang lelaki dipenggal kepalanya. Ketika itu media hanya melaporkan bahwa polisi telah menemukan sebuah mayat tanpa kepala, video itu memperlihatkan si lelaki mengaku bekerja pada seorang raja narkoba Edgar “La Barbie” Valdez Villareal, yang terjebak dalam pertikaian dengan Beltran Leyza dan kartel Sinaloa.
-Affair si sipir penjara, sebuah video mengenai gang narkoba Zetas yang bertopeng sedang menginterogasi seorang polisi, yang mengungkapkan bahwa para napi yang tergabung dengan kartel Sinaloa diberi senjata dan mobil dan dikirim untuk melakukan pembunuhan. Pada bagian akhir video tersebut, si polisi tersebut ditembak mati.
-Link ke Facebook mengenai para bandar narkoba dan anak-anak mereka, senjata, mobil, dan pesta-pesta;
-Foto-foto bintang-bintang musik pop Meksiko pada sebuah acara ulang tahun putri seorang bandar narkoba di propinsi perbatasan Coahuila, di seberang Texas.
“Si cewek itu menulis pada saya dan mengatakan, dengan nada yang mengancam, agar saya menghapus foto-foto tersebut,” kata sang blogger. “Tetapi sejauh saya tidak mendengar apa-apa dari ayahnya, saya tidak akan menghapus foto tersebut.”
Meski ada banyak sekali blog-blog mengenai perang narkoba di Meksiko, namun Blog del Narco tampaknya adalah blog pertama yang digunakan sendiri oleh para bandar narkoba. Sang blogger mengatakan dia tidak mengenakan sensor, dia mem-posting foto-foto dan video yang dia terima dengan tidak memandang isi atau afiliasi kartel.
Hal itu bisa jadi sangat mencelakakan, tetapi posisinya yang netral telah membantu membangun kredibilitasnya.
“Kami tidak menghinakan mereka, kami tidak mengatakan kelompok tertentu sebagai yang baik atau yang buruk,” katanya.
“kami tidak ingin membangun masalah dengan mereka.”
Para pengamat mengatakan blog itu adalah public relation gratis bagi kartel-kartel narkoba.
“Outlet media mempunyai tanggung jawab sosial dan harus melayani publik,” kata Carlos Lauria, dari Komite untuk Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York. “Ini adalah produk dari seseorang yang yang tidak melakukan itu dari persfektif jurnalistik. Dia melakukan itu tanpa pertimbangan etis,” Katanya.
Postingan pertama Blog del Narco adalah mengenai sebuah berita tembak menambak di sebuah kota kecil di propinsi perbatasan Tamaulipas yang bahkan tidak diakui polisi pernah terjadi, blog tersebut menayangkan sebuah video YouTube mengenai mobil-mobil yang bertabrakan dan mayat-mayat bergelimpangan di sepanjang jalan.
Tak lama setelah itu Blog del Narco mendominasi blog-blog tentang perang narkoba di Meksiko.
Sang blogger tersebut mempunyai sebuah page Facebook dan akun Twitter di mana CNN en Espanol, semua media Meksiko, FBI dan Departemen Pertahanan Meksiko adalah beberapa di antara lebih dari 7.300 pengikutnya. Rusty Payne, jurubicara U.S. Drug Enforcement Administration, mengatakan “kami menyadari sepenuhnya akan hal-hal seperti ini” tetapi dia tidak mengatakan apakah DEA menggunakan informasi yang mereka dapat dari sana dalam investigasinya.
Blog del Narco telah menjadi sebuah tempat pertemuan mereka-mereka yang membutuhkan informasi yang tidak ada dalam media mainstream, misalnya informasi tentang jalan apa yang harus dihindari selama terjadi tembak menembak.
Di Nuevo Laredo, di mana para jurnalis pernah diserang, seorang pemilik toko berusia 26 tahun Claudioa Perez mengatakan dia membaca Blog del Narco untuk mengetahui kapan jalan ditutup, tanpa harus menghadapi resiko terluka.
“Ada kalanya mereka menerbitkan hal-hal yang berguna, seperti jalan apa saja yang diblok,” katanya, “tetapi mereka juga memberi banyak informasi mengenai narkoba dan hal-hal jahat yang mereka lakukan.
Blog del Narco tedaftar sebagai sebuah perusahaan A.S. dan semua yang berhubungan dengan pembayaran blog tersebut dibuat dengan deposito bank, bukan kartu kredit, katanya.
Sang blogger mengatakan bahwa dia menghabiskan waktu sekitar empat jam sehari mengerjakan blog tersebut dan telah merekrut seorang temannya untuk membantunya setelah menerima banyak sekali kiriman berita.
Banyak diantara video-video yang ada dalam blog tersebut dikirim kepadanya oleh para pembaca, yang tahu bahwa blog tersebut mempunyai banyak pemirsa di Meksiko, atau diambil dari YouTube. Dia sering memuat berita dari situs-situs media lain tanpa menyebut sumbernya. Dia mengatakan dahulu media mainstream sering melakukan hal sama dengan konten blog-nya—sampai kemudian televisi nasional Milenio Television network menyiarkan video si sipir penjara tersebut dan menuliskan sumbernya, Blog del Narco.
Hits hariannya mencapi 30 persen.
(Washington Post)
0 comments:
Post a Comment