APAKAH tujuan buka puasa bersama, selain untuk kebersamaan itu sendiri. Atau adakah dalil yang mengatakan bahwa buka puasa bersama lebih baik daripada buka puasa sendiri-sendiri, misalnya, atau adakah anjuran dari Rasululllah agar buka puasa sebaiknya dilakukan bersama-sama.
Buka puasa bersama yang saya ikuti, di tempat saya bekerja, ditujukan untuk menjalin kebersamaan (walaupun sehari-harinya kami sudah bersama-sama), keakraban (padahal kami tidak kurang akrab), dan tentu saja makan bersama (yang ini memang jarang kami lakukan). Jadi tujuan buka bersama yang kami lakukan adalah untuk makan bersama, dengan berdo’a bersama, sebelumnya. Mungkin yang membedakan acara buka bersama dengan makan bersama yang pernah kami lakukan adalah adanya do’a bersama itu, dan kuliah singkat (kultum) menjelang berbuka.
Betapa tidak, saya tahu persis, di antara teman-teman saya peserta acara buka bersama itu, ada beberapa yang tidak puasa. Tentu mereka menghadiri acara itu karena menghormati penyelenggara acara, di samping menjunjung tinggi kebersamaan yang seringkali ditekan-tekankan itu, dan tentu saja, karena mereka malu jika dianggap, atau ketahuan, tidak puasa.
Maka bisik-bisik di belakang jadi ramai, saling tuding satu sama lain. Tentu tidak ada yang mau dianggap tidak puasa di depan forum yang terhormat seperti itu, walaupun yang menuding adalah teman sendiri, orang yang menyaksikan dia tidak puasa, apalagi orang yang menuding tu juga tidak puasa. Ikut acara buka puasa bersama padahal kita tidak puasa adalah sebuah anomaly. Tapi, ya, siapa yang tahu seseorang puasa atau tidak. tudingan-tudingan semacam itu hanya dianggap guyonan semata-mata, pelepas kelelahan menjelang berbuka. Maka ketika kultum dimulai, sekitar 15 menit menjelang berbuka, suasana jadi khidmat, mendengarkan uraian si penceramah, sembari pasang muka seolah-olah lemah dan lesu, seolah-olah berpuasa. Dan ketika waktu berbuka tiba, mereka menyerbu makanan pembuka, sama dengan yang lain, yang benar-benar puasa.
Acara buka puasa bersama bagi yang puasa memang nikmat dan mempunyai kesan tersendiri, apalagi makanan yang dihidangkan berbeda dengan makanan yang sehari-hari didapat di rumah. Tetapi bagi yang tidak puasa, acara buka bersama adalah sebuah guyonan, sebuah tempat untuk mentertawakan diri sendiri di dalam hati, sebuah kepura-puraan yang memalukan.
Karena malu dianggap tidak puasa, mereka datang menghadiri acara buka puasa bersama, karena, toh, siapa yang tahu seseorang tidak puasa. Keadaan puasa atau tidak puasa memang bisa disembunyikan, hingga tidak bisa diketahui oleh seorang pun. Tetapi hendaklah disadari, menghadiri acara buka puasa bersama bagi yang tidak puasa adalah hal yang memalukan, yang tidak sesuai dengan norma kepatutan, yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang terhormat. Kalau alasannya karena malu dianggap tidak puasa sebenarnya tidak tepat, karena di samping itu, masih banyak alasan-alasan lain yang menyebabkan orang tidak dapat menghadiri acara buka puasa bersama, meskipun dia puasa.***
0 comments:
Post a Comment