by Julie Bort
SEBUAH studi terbaru di University of Colorado telah menemukan bahwa video games baik untuk para karyawan. Ada juga riset terbaru yang menunjukkan bahwa games sama bergunanya dengan aspirin (obat sakit kepala). Kedua proyek penelitian ini diungkap oleh Entertainment Software Association—sebuah organisasi yang bertujuan untuk membuktikan bahwa bermain games adalah sangat, sangat baik untuk Anda.
University of Colorado Denver Business School menemukan bahwa mereka yang menggunakan video games selama masa pelatihan kerja (on-the-job training) “bekerja lebih baik, mempunyai keahlian yang lebih baik dan menyimpan informasi lebih lama daripada para pekerja yang belajar dalam lingkungan yang lebih pasif, kurang interaktif ,” menurut laporan penelitian tersebut.
Traci Sitzmann, Ph.D, seorang asisten professor managemen, menghabiskan waktu selama lebih dari satu tahun mengurai data dari 65 penelitian video training yang melibatkan 6.476 partisipan. Dia menemukan bahwa mereka yang dilatih dengan games mendapat skor hingga 14 persen lebih tinggi dalam pengetahuan umum, skills, dan kemampuan mengingat (retention) daripada para peserta latih yang diajar dengan metode non-game.
“Cold Stone Creamery, setelah mengalami kerugian karena para pekerjanya memberikan terlalu banyak es krim dalam takarannya, menciptakan sebuah video game interaktif yang mengajarkan para pekerja berapa banyak es krim yang harus diberikan dalam satu scoop. Miller Brewing Company sedang mengembangkan sebuah game yang diberi nama Tips on Tap yang menunjukkan pada para bartender bagaimana menuang beer ke dalam gelas secara sempurna. Mereka kehilangan points jika gelas mencapai tap di mana beer bisa terkontaminasi,” kata laporan Sitzmann.
Cold Stone Creamery menjilat kesalahan karyawan menakar scoop dengan sebuah video game. |
Tetapi mengapa berhenti melakukan latihan? Tidak bisakah video games menambah pengalaman kerja sehari-hari seperti halnya sebuah latihan? Mungkin perusahaan-perusahaan itu harus menempatkan sebuah Xbox 360 ke setiap ruangan tempat istirahat, di sebelah coffee pot. Daripada minum kopi pada pukul 3 sore, para pekerja bisa menggunakan Halo break dan kembali ke tempat kerja dalam keadaan sudah terlatih untuk mengikuti rapat tim proyek berikutnya.
Perlu lebih banyak alasan untuk membayar lebih? The American Pain Society pada awal tahun ini menunjukkan dua proyek riset dalam rapat tahunan mereka yang menemukan bahwa video games realitas virtual adalah sama bergunanya dengan obat untuk mengatasi rasa sakit. Jeffrey Gold, Ph.D dan Lynnda Dahlquist, Ph.D, mendiskusikan dua proyek independen ketika itu.
Menggabungkan sebuah Xbox dengan kopi bisa menimbulkan ledakan dalam peningkatan produktifitas |
Penelitian Gold adalah menyenangkan dalam pengertian secara ‘untung bukan saya’ (glad-it's-you-and-not-me kind of way). Dia mendapat banyak relawan untuk bermain racing games, dan kemudian dia menyakiti mereka. Dia mengukur efek-efek pain stimuli pada otak mereka ketika sedang bermain games dibandingkan dengan efek-efek pain stimuli ketika sedang tidak bermain. Tebak mana yang lebih menyakitkan?
Dia menggunakan “thermal pain and cold pressure tests” (juga dikenal sebagai es dan air es). Para partisipan yang bermain games sanggup melupakan rasa sakit lebih lama daripada mereka yang tidak melakukan apa-apa. “Fokusnya ditujukan untuk game bukan untuk rasa sakit atau prosedur medis, sedangkan pengalaman realitas virtual melibatkan indera visual dan indera lainnya,” katanya.
Dahlquist yang meneliti anak-anak, juga mengekspos mereka terhadap rasa dingin. Dia menemukan bahwa mereka yang bermain video games menunjukkan toleransi yang meningkat terhadap air dingin. Mereka yang memakai helm video sanggup melupakan rasa sakit untuk waktu yang secara signifikan lebih lama.
Dia mengatakan penemuan itu menjanjikan bagi anak-anak yang menderita penyakit akut kronis. Video games bisa menjadi bagian dari obat yang diresepkan. “Harapan sejati saya adalah bahwa aktifitas realitas virtual bisa mengatasi rasa cemas akan mendapat rasa sakit dan rasa sakit itu sendiri,” katanya.
Makna dari semua ini adalah, para orang tua, ketika anak-anak Anda sedang sakit, lupakan soal sup ayam, tundalah tugas-tugas pekerjaan. Jangan khawatir, ESA juga mempunyai riset yang membuktikan bahwa video games yang mengandung kekerasan juga aman untuk anak-anak.
0 comments:
Post a Comment