Kavelingan
di neraka tampaknya akan bertambah banyak secara dramatis dalam beberapa dekade
ke depan karena semakin banyak dan semakin banyak lagi orang Amerika yang
memberi tanda pada kotak “none” (tidak punya) dalam survei-survei tentang
agama. Faktanya proporsi penduduk Amerika yang terdiri dari atheis, agnostik,
dan yang secara total berjiwa bebas tanpa terikat pada agama dan kepercayaan
apapun telah meningkat tiga kali lipat semenjak tahun 1990.
Menurut
Pusat Penelitian bagi Mayarakat dan Press Pew, pada tahun 1990, hanya 6% orang
Amerika yang teridentifikasi sebagai
atheis, agnostik, atau tidak beragama. Tapi sekarang, 19% dari penduduk negara itu tidak
peduli dengan ikatan kepercayaan terhadap agama dan kepercayaan apapun. Trend ini menguat terutama di kalangan anak muda,
orang berpendidikan tinggi, dan orang tua yang merasa dongkol jika dicekoki dengan ajaran agama yang
terorganisir dan semua kiasannya. Sementara itu, jumlah keanggotaan dalam agama
Katolik dan Protestan ternyata stagnan atau menurun.
Bahwa tidak
bertuhan dan meragukan tuhan sekarang ini adalah sebuah kebanggaan; Mereka yang
tergolong dalam kelompok tidak menganut apapun (None-ist) cenderung memiliki lebih sedikit anak dibandingkan rekan
mereka yang suka pergi ke gereja, yang artinya bahwa kebanyakan orang yang
tumbuh sebagai atheis atau agnostik tidaklah mesti dilahirkan dalam tradisi
yang bangga jika tidak pergi ke gereja pada hari Minggu—meski ketika saya punya
anak, saya akan mendidik mereka untuk taat menghadiri acara makan di hari
Minggu (brunch) seperti saya, jadi
tolonglah saya Tuhan. Tidak, tampaknya kebanyakan None-ist berasal dari kelompok penganut agama tertentu yang
kemudian meninggalkan keimaman mereka itu ketika mereka menyadari bahwa hal itu
adalah sesuatu yang konyol, ketika mereka sedang duduk dan memikirkan hal itu.
Para ahli
demografi berspekulasi bahwa meski jumlah None-ist
kini meledak seperti jiwa yang terkutuk ketika bertemu Setan, namun pertumbuhan
mereka bisa dikurangi dengan cara menambah jumlah populasi imigran, yang
cenderung lebih religius, dan angka kelahiran di kalangan mereka yang rendah.
Karena apa sih masalahnya?
Sementara
itu, jauh di dasar laut yang paling dalam yang diketahui, Cthulhu terus secara
perlahan merangkak menuju wilayah daratan, yang sama sekali netral bagi
kemanusiaan. (by Erin Gloria
Ryan)
[USAT]
0 comments:
Post a Comment