Fakta-Fakta tentang Menstruasi


Dokter KB dari Seattle Deborah Oyer secara rutin bertanya pada pasien wanitanya yang baru, “Berapa sering Anda menginginkan menstruasi? Sebulan sekali? Tiga bulan sekali? Atau tidak sama sekali?” Sebelum dia menanyakan itu, sebagian dari mereka tidak tahu kalau mereka punya pilihan. Seperti halnya aspek-aspek kesehatan reproduktif yang lain, menstruasi adalah sebuah topik yang luas. Seorang wanita yang secara aktif mengatur menstruasinya berarti dia memegang kendali akan kesuburannya; dalam cerita rakyat Kristen Yahudi, berarti dia sedang mengakali kutukan Hawa. Bahkan membicarakan menstruasi saja adalah tabu. Sehingga, kebanyakan dari kita secara mengejutkan kurang tahu tentang salah satu sisi kewanitaan yang ada pada setiap orang yang memiliki uterus atau mencintai seseorang yang mempunyai uterus.

Sebagai contoh apakah Anda tahu bahwa:
·         Wanita Barat modern mengalami menstruasi empat kali lebih banyak sepanjang hidupnya dibandingkan nenek moyang kita dari jaman berburu dan mengumpul dahulu dan tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita seratus tahun yang lalu. Dengan kata lain, apa yang tampak “alami” sekarang adalah jauh berbeda dengan apa yang secara historis telah didukung oleh tubuh kita atau yang tubuh kita telah berevolusi untuk mendukungnya.
·         Dalam Abad ke-19 ada jarak sepanjang hampir lima tahun antara masa ketika wanita mulai mengalami menstruasi dengan usia ketika mereka menikah; sekarang jarak tersebut hampir mendekati limabelas tahun, karena banyak wanita yang mulai mengalaminya sejak di  sekolah dasar.
·         Gadis yang mengalami menstruasi lebih awal lebih cenderung mengalami sakit kram dan pendarahan hebat.
·         Kontraksi yang terjadi ketika menstruasi (menstrual contraction) bisa jadi sama sakitnya dengan tanda-tanda awal persalinan (early labor) dan bisa menyebabkan muntah-muntah dan pingsan. 
·         Sakit akibat menstruasi (menstrual symptoms) menyebabkan lebih dari 100 juta jam kerja hilang setiap tahunnya bagi wanita Amerika; ini adalah alasan nomer satu mengapa wanita muda meninggalkan sekolah atau pekerjaan. Di Negara-negara berkembang menstruasi merupakan sebuah penyebab bagi gadis-gadis remaja keluar dari sekolah.
·         Seorang wanita sekarang bisa memilih mengatur menstruasinya dengan menggunakan kontraseptif yang bekerja sementara seperti pil atau cincin (rings) atau sebuah metode yang berjangka lama seperti IUD atau injeksi.
·         Ketika diberi pilihan, sekitar sepertiga wanita memilih tetap menjalankan menstruasi mereka; duapertiga sisanya memilih menghindarinya.
·         Tidak ada konsekuensi kesehatan jangka panjang yang diketahui akibat pengaturan  menstruasi atau supresi pada wanita yang sehat.
·         IUD (yang sama efektifnya dengan sterilisasi dari sudut pandang kontraseptif) baru-baru ini telah disetujui oleh FDA untuk mengurangi gejala penyakit akibat menstruasi dan endemetriosis dan dengan cepat menjadi cara pengobatan utama bagi banyak masalah menstruasi.
·         IUD hormonal mengurangi pendarahan menstruasi sebanyak rata-rata 90% dan banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi pada akhir tahun pertama – dan bisa mendapatkan kembali menstruasi dan kesuburannya dalam satu siklus setelah pengangkatan (removal) dilakukan.
·         Peneliti Italia menemukan bahwa sakit akibat menstruasi dan ketidakhadiran yang berhubungan menstruasi menyumbang sebanyak hampir 15% dari perbedaan upah dan promosi jabatan antara pria dan wanita.
Selama berabad-abad, banyak pemuka agama yang mengajarkan bahwa wanita diciptakan untuk melahirkan anak, dan sebagian, yang dikenal sebagai kaum complementarians, masih menyandang posisi seperti itu sekarang. Untunglah, hanya sedikit yang mengambil langkah sejauh yang pernah dikatakan oleh bapak Reformasi Martin Luther: Jika seorang wanita menjadi lemah dan, pada akhirnya, tewas karena melahirkan, tidak apa-apa. Biarkan dia tewas karena melahirkan; itulah tugas wanita. Penganut Complementarian benar dalam satu hal: tubuh kita dirancang untuk menciptakan keturunan yang selamat dalam jumlah yang terbesar, meski kita harus menanggung akibatnya dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan yang lain. Dalam beberapa abad silam hal ini berarti tingginya angka kematian ibu dan bayi. Secara historis, seorang wanita tewas dalam setiap seratus kehamilan. Jika angka itu dikalikan dengan angka kehamilan tradisional per wanita, maka akan didapat  angka rata-rata kematian ibu melahirkan hampir sepuluh persen, serupa dengan yang terjadi di Afganistan sekarang. Secara global, setengah juta wanita tewas setiap tahun akibat masalah kehamilan dan melahirkan. AlterNet/ By Valerie Tarico

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger