* Tahun 2011 adalah salah satu dari 15 tahun yang paling panas secara global - U.S. agency
* Terjadinya cuaca ektrem menunjukkan adanya pengaruh dari perubahan iklim
* Level gas rumah kaca di atmosfer telah mencapai tingkat ketinggian baru
By Deborah Zabarenko
WASHINGTON, July 10 (Reuters) - Perubahan iklim meningkatkan peluang terjadinya jenis cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun 2011, tahun dimana terjadi panas yang teramat sangat di Texas, panas yang tak biasa di Inggris dan merupakan salah satu dari 15 tahun paling panas yang pernah tercatat, menurut laporan para ilmuwan pada hari Selasa kemarin.
Secara keseluruhan, tahun 2011 merupakan tahun kejadian-kejadian ekstrem—mulai dari terjadinya kekeringan historis di Afrika Timur, Meksiko bagian utara dan AS bagian selatan hingga terjadinya musim cyclone yang di atas rata-rata di Atlantik Utara dan terjadinya periode dua tahun musim yang paling dingin di ujung Australia yang pernah ada, kata para ilmuwan dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration and the United Kingdom's Met Office.
Dalam laporan “Keadaan Iklim” tahunan yang ke-22, para ahli juga menemukan bahwa Arktik menjadi hangat dengan rata-rata sekitar dua kali lipat lebih cepat dari wilayah lain dalam planet ini, di mana es Arktik menciut hingga mencapai ukuran paling kecil kedua yang pernah tercatat.
Konsenstrasi gas rumah kaca yang menjebak panas—karbon dioksida, methane dan oksida nitrat di antaranya—terus meningkat tahun lalu, dan konsenstrasi atmosferik rata-rata global untuk karbon dioksida mencapai lebih dari 390 bagian per juta untuk pertama kalinya, sebuah peningkatan sebanyak 2,1 ppm pada tahun 2010.
“Setiap peristiwa cuaca yang terjadi sekarang terjadi dalam konteks lingkungan global yang berubah,” kata Deputi NOAA Administrator Kathryn Sullivan dalam sebuah pernyataannya. “Laporan tahunan ini menyediakan sebuah analisis tentang apa yang terjadi baik bagi ilmuwan maupun masyarakat sehingga kita bisa bersiap-siap menyambut apa yang akan terjadi.”
Di samping mengukur apa yang terjadi pada tahun 2011, tim ilmuwan internasional bermaksud memulai menjawab sebuah pertanyaan yang telah ditanyakan oleh para pengamat cuaca selama bertahun-tahun; bisakah perubahan iklim mempengaruhi peristiwa-peristiwa cuaca tertentu?
MENINGKATKAN PELUANG
Para ahli iklim mengakui bahwa ilmu atribusi (attribution science), sebagaimana dia disebut, kini masih berada dalam tahap awal.
“Akhir-akhir ini, atribusi dari setiap peristiwa-peristiwa ekstrem terhadap perubahan iklim antropegenik masih menjadi teka-teki, “Peterson, Scott, dan ilmuwan lainnya menulis dalam sebuah studi yang diterbitkan di dalam Bulletin of the American Meteorological Society.
Atribusi itu memungkinkan, kata mereka, selama dia berada dalam kerangka kemungkinan, bukannya kepastian. Jadi daripada mengatakan perubahan iklim menyebabkan gelombang panas, para peneliti bisa mengukur seberapa besar lebih kurangnya kemungkinan gelombang panas berada di tempat di mana perubahan iklim itu terjadi.
Sebagai contoh, baik Texas maupun Inggris merasakan efek pemanasan dari pola cuaca La Nina namun perubahan iklim memaksa pengaruh-pengaruh ini sampai ke tingkat ekstrem, kata Scott.
La Nina, sebuah jalur rutin dari air dingin di wilayah Pasifik ekuatorial yang bergantian dengan fenomena air hangat El Nino, akan secara khas menyebar hawa panas ke Texas, kata para peneliti dalam sebuah pengarahan yang dilakukan secara online.
La Nina digabungkan dengan perubahan iklim membuat gelombang panas di Texas 20 kali lipat lebih memungkinkan dibandingkan dengan 50 tahun lalu, kata Peter Stott dari Met Office. Dipandang dari beberapa segi, tahun 2011 adalah tahun yang paling panas, musim tanam paling kering di Texas sepanjang sejarah mencatat, kata Scott.
Di Inggris, bulan November 2011 adalah bulan paling dingin ke-dua dari temperatur Inggris bagian tengah setelah tahun 1659 menurut catatan yang ada , dan perubahan iklim kini membuat temperatur yang ekstrem tinggi rata-rata 60 kali lebih besar kemungkinan terjadi daripada kemungkinan pada tahun 1960, menurut temuan para peneliti.
Sebaliknya, banjir maut di Thailand tahun lalu tidak bisa disalahkan pada perubahan iklim, kata tim ilmiah.
Laporan
pada hari Kamis yang diterima satu hari setelah NOAA mengumumkan data statistik
bagi AS kontinental, yang menunjukkan bahwa 12 bulan terakhir ini merupakan
priode yang paling panas dari periode yang sama yang pernah tercatat sepanjang
sejarah dan enam bulan pertama pada tahun 2012 adalah periode enam bulan paling
panas yang pernah tercatat, di mana rekor waktu terpanas sepanjang sejarah
lebih dari 170 terpecahkan dan terlampaui.
The full report is available online at http://www.ncdc.noaa.gov/bams-state-of-the-climate/2011.php .
Highlights are at http://www.climatewatch.noaa.gov/article/2012/state-of-the-climate-in-2011-highlights/2 . (Reporting By Deborah Zabarenko; Editing by Bill Trott)
RELATED
ON HUFFPOST:
0 comments:
Post a Comment