Olga dan KPI


Presenter Olga Syahputra diadukan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) oleh Helga Worotijan dari Lentera Indonesia, support group korban pemerkosaan, Jumat, 16 Desember 2011.

Helga melaporkan Olga ke KPI sebagai tindak peduli terhadap korban pemerkosaan dan terhadap Olga secara pribadi. Pasalnya, saat mengisi acara Dekade, HUT Trans-Corp, Kamis (15 Desember 2011) malam, Olga dianggap mengeluarkan candaan yang tak pantas. Ketika Sule bertanya, “Olga, kenapa lu jadi suster ngesot,” Olga menjawab, “Sepele, diperkosa sopir angkot.”

Menurut Helga, bukan kali ini saja candaan Olga menyinggung orang lain. Sebelumnya Olga juga pernah bermasalah dengan KPI karena menyinggung orang yang cacat mental. Demikian berita Lampung Post, Selasa, 20 Desember 2011.

Tindakan Helga melaporkan Olga di atas sangat tepat, apalagi bukan kali ini saja Olga menyinggung perasaan orang lain dengan leluconnya yang tidak cerdas.  Lagi pula apa yang kita dapat dari meononton lelucon seperti Olga karena di samping tidak lucu, baik perkataan maupun tingkah lakunya tidak ada yang mendidik. Menonton lelucon seperti Olga tidak akan mengasah kecerdasan berpikir dan tidak memberi contoh yang lebih baik  bagi generasi muda.

Tapi mengherankan mengapa Olga, dan juga para pelawak lain yang sekelas dengan dia dibiarkan merajalela di layar kaca, menjadi santapan sehari-hari anak-anak dan generasi muda kita.

Komisi Penyiaran Indonesia seharusnya mengambil tindakan membatasi lawak-lawakan yang tidak lucu seperti ini. Bila tidak berhak melarang, KPI hendaknya diberi hak untuk memberangus acara-acara atau para artis dan pelawak secara perorangan yang telah diberi peringatan sebanyak tiga kali.

Pemerintah harus berani mengambil tindakan dalam bidang penyiaran karena penyiaran adalah bagian dari pendidikan. Kalau tidak demikian, maka segala daya upaya pemerintah selama ini untuk memajukan pendidikan akan banyak mengalami hambatan.

Jangan seperti selama ini, pemerintah melalui TVRI dan TV edukasi berusaha keras mendidik bangsa ini melaui siaran pendidikan, tapi di pihak lain stasiun-staisun TV swasta diabiarkan menyiarkan sinetron sampah dan lawakan yang tidak lucu.   

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger