Photo by iStockphoto/Thinkstock. |
Penelitian-penelitian medis mengisyaratkan bahwa minum minuman
beralkohol dalam jumlah yang “moderat,” biasanya didefinisikan sebagai tidak
lebih dari satu kali minum per hari bagi wanita dan dua kali minum bagi pria,
bisa menyebabkan umur lebih panjang. Salah seorang pembaca Explainer bertanya-tanya: Mengapa wanita dianjurkan minum dalam
jumlah yang jauh lebih sedikit?
Kanker payudara, sebagai
salah satu contoh. Dalam studi-studi epidemiologi, sebuah lengkungan
“berbentuk-J” (“J-shaped” curve) menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol dalam
jumlah sedang (moderat) adalah menguntungkan bagi kesehatan, sedangkan konsumsi
alkohol yang berlebihan bisa merugikan kesehatan. Namun hal itu tidak berlaku
bagi semua penyakit. Bahkan konsumsi alkohol
dalam jumlah yang moderat sekalipun bisa meningkatkan resiko terkena penyakit
sirosis liver, hipertensi, dan berbagai jenis kanker. Yang paling problematik d
antaranya adalah kanker payudara, yang menyerang hampir sebanyak 230.000 wanita
Amerika per tahun dan membunuh hampir 40.000 di antaranya. Sebagian penelitian
telah memberi isyarat bahwa bahkan minum minuman beralkohol dalam jumlah yang
moderat sekalipun bisa meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita sepanjang
hidupnya sebanyak 50 hingga 100 persen. Banyak dokter berpendapat bahwa berdasarkan
perbedaan ini saja kiranya sudah cukup untuk membuat rekomendasi yang berbeda
pada pria dan wanita dalam hal konsumsi minuman beralkohol.
Dalam kebanyakan studi yang menunjukkan bahwa minum minuman
beralkohol dalam jumlah sedang itu bermanfaat, ditemukan bahwa hasil yang
positif itu tidak tampak pada wanita dibandingkan dengan pria. Dua kali minum
sehari bisa mengurangi resiko diabetes, penyakit jantung, atau kematian pada
pria, sebagai contoh, namun efek yang berlawanan berlaku bagi wanita. Perbedaan
tersebut tetap ada meski para peneliti memasukkan faktor berat tubuh dalam perhitungannya.
Para dokter masih mencoba mencari tahu mengapa tubuh wanita memberi
toleransi berbeda pada alkohol dibandingkan dengan pria. Salah satu teori mengatakan
karena tubuh wanita mengandung lebih sedikit air per pond-nya dibandingkan dengan pria, sehingga jumlah alkohol yang
sama bisa menimbulkan kosenstrasi yang lebih tinggi di dalam darah pada wanita.
Di samping itu, enzim perut yang me-metabolisme alkohol tampaknya bekerja
kurang efisien pada tubuh wanita, sehingga kebanyakan alkohol yang dikonsumsi
wanita langsung menuju aliran darah. Sebagian peneliti juga percaya bahwa
estrogen berinteraksi dengan alkohol dengan cara yang bisa meningkatkan
kerusakan pada liver. Ada indikasi-indikasi bahwa perubahan hormonal yang
terjadi selama siklus menstruasi juga bisa mempengaruhi metabolisme alkohol,
namun observasi ini masih menjadi kontroversi.
Rekomendasi untuk minum minuman beralkohol sebanyak dua kali
sehari bagi pria dan satu kali bagi wanita tidaklah berasal dari jaman dahulu
kala, meski tampaknya demikian. Dokter Inggris dari abad ke-19 Francis Anstie
merekomendasikan agar para pasien tetap minum di bawah “tiga atau empat gelas port wine sehari.” Dia tidak membuat
rekomendasi terpisah bagi pria dan wanita. Pada tahun 1979, para Psikiater di Royal College Inggris mencatat bahwa
minum bir “empat pint per hari (1 pint = 473,176 mililiter), untuk meningkatkan
dosis sebanyak dua kali lipat, atau satu botol anggur ukuran standar, adalah
anjuran yang bisa diterima.” Dewan Penelitian Medis dan Kesehatan Nasional
Australia merekomendasikan pada tahun 1987 agar pria minum tidak lebih dari
empat porsi minuman beralkohol per hari, jumlah yang lebih banyak dari negara-negara
berbahasa Inggris lainnya, namun mereka sependapat bahwa wanita seharusnya
hanya minum dua porsi atau kurang. Pada tahun 2001, dewan tersebut mengubah
anjuran mereka, dengan merekomendaskan tidak lebih dari dua porsi minuman baik
bagi pria maupun bagi wanita. (By Brian Palmer| Posted Tuesday, Oct. 16, 2012, at 4:40 PM ET)
Got a question about today’s news? Ask the Explainer.
Explainer thanks reader Sean McKee for asking the question.
0 comments:
Post a Comment