Bisakah Bakteria Usus Mempengaruhi Mental Anda?

Perasaan tidak enak di perut (gut) bisa membuat Anda mengambil keputusan yang terburu-buru, tapi salah satu penelitian memandang sistem pencernaan bisa mempengaruhi keadaan mental kita dan juga tingkah laku kita. Hasil penelitian tersebut membantu para ilmuwan memahami bagaimana penyakit radang perut, sindrome perut yang tak nyaman, dan masalah-masalah pencernaan lainnya berhubungan dengan masalah-masalah psikologis yang sering kali menyertainya.  Kecemasan dan depresi umumnya terjadi bersama-sama dengan kondisi perut yang seperti ini.

Para ilmuwan ingin mengetahui apakah bakteria usus tertentu bisa mempengaruhi tingkah laku manusia. Jika bisa, para dokter boleh jadi akan mampu memerangi efek fisik dan psikologis dari bakteria yang bisa menimbulkan penyakit dengan cara mengembangkan treatment seperti asprobiotics. Dalam eksperimen tersebut, para peneliti memperkenalkan antimicrobial kepada tikus melalui air minum untuk mengubah rasio bakteria usus mereka. Lalu, kedua kelompok tikus tersebut ditempatkan di antara dua kotak—satu di dalam gelap, satu di tempat terang, sambil para ilmuwan tersebut mencatat tingkah laku mereka.
Tikus dengan bakteria usus yang diubah (altered digestive bacteria) menunjukkan tanda-tanda kurang nangkap (less apprehension) dan tidak terlalu takut pergi ke kotak yang terang, sebuah gejala yang umum ketika hewan sedang berada di bawah pengaruh obat bius atau sedang sakit.
Para peneliti kemudian meng-euthanasia tikus-tikus tersebut untuk meneliti usus dan otak mereka. Mereka juga menemukan bahwa hippocampus dari tikus yang bakteria ususnya diubah menghasilkan lebih banyak faktor neutrofik turunan dari otak (brain-derived neurotrophic), yang juga disebut BDNF, yang sering kali meningkat jika terjadi stress dan gangguan mood, menurut U.S. National Library of Medicine.

Meskipun dibutuhkan lebih banyak penelitian lagi untuk memperluas penemuan ini pada manusia, tim peneliti menemukan bahwa efek dari ketidakseimbangan bakterial ini adalah reversible (bisa dikembalikan ke keadaan semula) pada tikus, artinya mungkin ada cara untuk melakukan hal yang sama pada manusia di masa yang akan datang. (Analysis by Marianne English) 
The research is featured in the journal Gastroenterology.
PolkaDot/Thinkstock

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger