Konsumsi Terlalu Banyak Ekstasi Bisa Sebabkan Kerusakan Otak Permanen


Thumbnail image for edc glow sticks caesar sebastian.JPG
Ceasar Sebastian
Stereotipe dari e-tard yang berbunyi bahwa raver, (penggila pil Ecstasy) yang mengkonsumsi begitu banyak pil Ecstasy, akan  menjadi cacat secara mental, boleh jadi memang berdasarkan fakta.
Seorang profesor psikiatri dari Universitas Vanderbilt menyimpulkan dalam penelitian terbarunya bahwa MDMA, obat yang banyak digunakan di pesta-pesta di dalam laporannya yang berjudul rave capital of the nation, “menyebabkan perubahan jangka panjang di dalam otak,” menurut sebuah pernyataan sekolah.
Dan perubahan-perubahan itu, tampaknya, tidak baik. Vanderbilt mengatakan:
Temuan tersebut, yang dilaporkan secara online pada tanggal 5 Desember dalam Archives of General Psychiatry, menambahkan bukti baru bahwa pil Ecstasy menimbulkan serotonin neurotoxicity jangka panjang pada manusia …. Berita tersebut timbul ketika riset tentang apakah obat-obatan psikedelik, termasuk ekstasi, bisa bermanfaat bagi pengobatan penyakit medis (legit medical ailments) sedang marak-maraknya. The Santa Cruz-based Multidisciplinary Association for Psychedelic Studies (MAPS) telah melakukan penggalangan dana dan melobi permintaan penyelidikan tentang hal ini selama beberapa dekade. (Penulis peneltian ini telah menulis tentang hal ini sejak tahun 1990).
Kelompok tersebut kini sedang melakukan penelitian tentang manfaat penggunaan MDMA untuk mengobati gangguan stress pasca traumatik pada veteran perang.
Ronald Cowan, seorang M.D. pada Vanderbilt yang berada di belakang studi yang mencari bahaya Ecstasy, mengatakan sekarang telah tiba saatnya untuk menentukan dosis pil ekstasi yang bisa menyebabkan gangguan otak permanen.

Adalah esensial bagi kita untuk memahami resiko yang berhubungan dengan penggunaan pil Ecstasy. Jika semakin banyak berita bahwa  MDAM sedang diuji secara terapeutis dan dinyatakan aman, maka akan semakin banyak orang yang mengkonsumsi obat ini secara sendiri-sendiri. Dengan demikian kita perlu tahu pada dosis berapa obat ini bisa menjadi racun.
Pekerjaannya adalah memastikan bahwa penggunaan obat tersebut secara terus menerus tampaknya bisa menguras level serotonin, atau seperti yang dinyatakan oleh Vanderbilt, pil Ecstasy “ bisa mengakibatkan serotonin neurotoxicity jangka panjang.”
Kami suka menyebut serotonin kimia pada otak sebagai jus kebahagiaan, dan bukanlah kebetulan jika para pengguna ekstasi sering mengeluh akan adanya depresi yang bersifat melemahkan dan kehilangan memori yang serius.
Vanderbilt mencatat bahwa serotonin mengendalikan “mood, napsu makan, tidur, kemampuan belajar dan meori.”
Jadi, hati-hatilah bocah. Kebahagiaan yang ditimbulkan oleh Ecstasy bisa menimbulkan kesedihan nantinya. Menggunakan Ecstasy berarti menghabiskan persediaan jus kebahagiaan Anda. Cowan berkata:
Penelitian kami mengisyaratkan bahwa jika Anda menggunakan Ecstasy secara rekreasional, maka semakin banyak yang Anda gunakan, semakin banyak pula perubahan pada otak yang akan Anda alami. (  

Tags:


comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger