Pria Berkaki Besar Tidak Berarti Anunya Besar


[Image credit: Flickr user FallenPegasus]

Kita semua pernah mendengarnya: Klaim bahwa ukuran kaki seorang pria bisa menunjukkan ukuran dari organ reproduktifnya. Kadang kala hal ini sama meragukannya dengan pernyataan bahwa “jika ukuran sepatunya besar=celananya besar pula,” dan kadang kala pula sama tepatnya dengan algoritma yang kompleks yang dianggap mampu menunjukkan ukuran panjang alat vital seseorang, dalam inci, dilihat dari ukuran sepatunya.

Sementara, semua orang yang mempercayai hal-hal seperti ini dan mereka yang membantahnya harus berhadapan dengan bukti yang anecdotal. Semua “bukti” baik dari pihak yang setuju maupun yang tidak setuju berakhir pada pernyataan, “ya, well, saya dulu biasa kencan dengan pria yang (menyetujui/membantah) seperti yang Anda ceritakan.

Syurkurlah, kita mempunyai ahli urologi, pria dan wanita pemberani yang terang-terangan mengeksplorasi wilayah-wilayah ilmiah bagian bawah ini yang kebanyakan dari kita tidak berani melakukannya. Dalam setumpuk penelitian, mereka telah menelusuri bukti-bukti empiris dari hubungan antara ukuran kaki dengan penis dan mereka menyimpulkan, ehem, tidak ada hubungan yang kuat.

Ayo kita ukur dengan pita …


Pada tahun 1993, dua orang dokter Kanada mengukur tinggi, ukuran kaki dan ukuran panjang penis yang dalam keadaan agak sedikit ereksi (slightly stretch) dari 63 orang pria. Panjang penis dihubungkan dengan tinggi badan dan ukuran kaki, namun mereka menemukan bahwa korelasinya cukup lemah. Para peneliti tersebut, yang memenangkan Hadiah Nobel lg 1998 bidang Statistik dari penelitian tersebut, mengingatkan bahwa tidak ada “kegunaan praktis” dari menebak-nebak ukuran penis berdasarkan ukuran tinggi badan dan kaki seperti tersebut.
*

Pada tahun 1999, para peneliti Korea mengukur panjang dan lingkar dari penis yang tidak dalam keadaaan ereksi (flaccid) dari 655 pria, dan juga ukuran kaki, panjang jari kaki dan jari tangan, ukuran telinga, mulut, dan bahkan jumlah rambut di kepala mereka. Mereka menemukan sebuah korelasi yang lemah antara panjang penis dan ukuran lingkar penis (tiga ukuran tersebut terbukti  proporsional), tetapi tidak dengan ukuran-ukuran yang lain. Ukuran lingkar penis juga mempunyai korelasi yang rendah dengan tinggi badan, berat badan, dan panjang jari kaki yang ke-tiga dan ke-dua (dalam urutan kekuatan), tetapi tidak cukup bagi para ilmuwan untuk dapat menyimpulkan lebih dari “ukuran atau karakteristik dari bagian tubuh tidak cukup untuk menebak ukuran penis.”

*

Satu tahun kemudian, Richard Edwards, di dalam edisi yang ke-enam dari Survei Ukuran Penis Definitif (“Definitve Penis Size Survey”) online miliknya, menemukan bahwa tidak ada korelasi antara ukuran penis dan ukuran sepatu, tetapi ada korelasi yang kuat antara ukuran penis dengan ukuran tinggi badan. Namun meski ukuran tinggi tubuh seseorang bertambah, ukuran penisnya tidaklah banyak berbeda. (Tentu kita harus ingat bahwa semua pengukuran di atas laporannya diterbitkan sendiri oleh para pembuat survei tersebut, yang tentu saja bisa mempengaruhi hasil.)
*

Pada tahun 2002, sebuah penelitian di University College Hospitals di London mengukur penis dan kaki dari 104 pria dan tidak menemukan korelasi apapun. Meski hasil penelitian ini boleh jadi yang paling mengecewakan bagi pria yang suka membanggakan ukuran sepatunya, namun penelitian tersebut mempunyai salah satu pengantar yang terbaik dari semua laporan hasil penelitian yang pernah saya baca selama saya menulis tentang sains: “Penis secara virtual muncul dalam semua aspek kehidupan.” (by Matt Soniak - December 13, 2011 - 12:06 PM)

http://www.mentalfloss.com/blogs/archives/108720

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger