Dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Senin,
kelompok advokasi tersebut memperkirakan bahwa 552 juta orang bisa mengalami
diabetes dalam tempo dua dekade ke depan berdasarkan faktor-faktor seperti usia
dan perubahan demografi. Baru-baru ini, kelompok tersebut mengatakan bahwa satu
dari dari 13 orang dewasa mengalami diabetes.
Angka tersebut sudah mencakup dua tipe diabetes
yang ada dan juga kasus-kasus yang tak terdiagnosis. Kelompok tersebut
memperkirakan jumlah kasus diabetes akan
melompat naik sebanyak 90 persen di Afrika, di mana penyakit menular telah dikenal
sebagai pembunuh nomer satu. Tanpa memasukkan dampak dari obesitas yang kian
meningkat, Federasi Diabetes Internasional mengatakan bahwa angka tersebut
bersifat konservatif.
Menurut WHO, ada sekitar 346 juta orang di
seluruh dunia yang menderita dabetes, dengan lebih dari 80 persen kematian
terjadi di negara-negara berkembang. Lembaga tersebut memproyeksikan kematian
karena diabetes akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030 dan mengatakan
bahwa apa yang dikatakan oleh Federasi Diabetes Internasional tersebut bukanlah
sesuatu yang tidak mungkin.
“Itu bukanlah angka yang kredibel,” kata Gojka
Roglic, kepala unit diabetes WHO. “Tapi kami tidak bisa mengatakan apakah angka
tersebut tepat atau tidak.”
Roglic mengatakan kemungkinan peningkatan jumlah
penderita diabetes di masa yang akan datang lebih disebabkan karena faktor usia
daripada epidemi obesitas. Kebanyakan kasus diabetes tipe 2, jenis diabetes
yang kebanyakan menyerang orang setengah baya, berhubungan dengan peningkatan
berat tubuh dan pola hidup yang sedentary
(sering duduk).
Roglic mengatakan jumlah substansial penderita diabetes
di masa yang akan datang sesungguhnya bisa dicegah. “Hal ini mengkhawatirkan
karena orang yang terkena diabetes akan menderita penyakit yang serius,
melemahkan, dan memperpendek usia mereka,” katanya. “Tapi ini tidak akan
terjadi jika kita bisa mencegahnya.”
0 comments:
Post a Comment