Sayuran Organik Vs Non-organik


The organic label indicates that veggies were produced according to National Organic Program guidelines.
Pada tahun 1990, Akta Produksi Makanan Organik (Organic Foods Production Act) berusaha menetapkan standar yang sama bagi makanan-makanan yang menyandang predikat organik dan melimpahkan wewenang pada Departemen Pertanian AS untuk menerbitkan aturan bagi produsen makanan yang ingin menggunakan label organik. Sayuran yang digolongkan sebagai sayuran “organik” harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh USDA (Departemen Pertanian AS) untuk sertifikasi organik dan berbeda dalam beberapa hal pokok dengan sayuran yang diproduksi secara konvensional. (See References 1)

Filosofi Organik

Sebelum kemajuan dalam bidang teknologi tercapai pada abad ke-20, pertanian organik merupakan satu-satunya pilihan. Produsen sayuran membangun tanah yang sehat dan membentuk kelompok-kelompok masyarakat tani untuk membudidayakan tanaman mereka. Munculnya pertanian dengan menggunakan mesin, pupuk sintetis dan pestisida sintetis mengubah semua itu, dan pertanian jadi didominasi oleh monokultur: satu jenis tanaman ditanam di lahan yang luas. Meski pertanian mekanik bisa menghemat tenaga manusia, namun pada sisi lain mempunyai efek merugikan terhadap lingkungan. (See References 2) Pertanian organik kembali ke cara-cara kuno dalam bertani, seperti melaksanakan tumpang gilir (crop rotation) dan membuat kompos, untuk memproduksi tanaman sayu-sayuran. Dengan tidak menerapkan sistem pertanian monokultur yang hanya berfokus pada satu jenis tanaman, para petani organik memicu terciptanya ekosistem yang sehat secara keseluruhan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. (See References 1)

Manajemen Kesuburan Tanah

Sama seperti manusia, tumbuhan juga memerlukan gizi untuk menjalankan fungsi-fungsi dasarnya. Pupuk sintetis menyuplai zat-zat gizi tersebut pada sayuran yang ditanam secara tradisional, tapi zat-zat kimia seperti itu dilarang digunakan oleh USDA untuk sayuran yang ditanam secara organik. (See References 1) Strategi-strategi untuk meningkatkan kesuburan tanah dalam pertanian organik mencakup penggunaan pupuk organik, penggunaan tanaman penutup, penggunaan pupuk kandang (green manures), kompos, dan pemberian mulsa (see References 3). Pupuk organik secara positif menguntungkan baik bagi ekosistem lokal Anda maupun untuk kesehatan masyarakat. Residu dari pupuk konvensional menyebabkan polusi pada air permukaan, menyebabkan ganggang bermunculan dan ikan-ikan mati. Level nitrate yang tinggi dalam air tanah bisa menyebabkan methemoglobinemia atau sindrom blue-baby, sebuah kondisi yang berbahaya bagi anak-anak balita. (See References 4)

Pengendalian Hama

Demikian pula, standar produksi sayuran organik melarang penggunaan pestisida sintetis pada tanaman sayuran. Sebagai gantinya, produksi sayuran organik menggunakan sistem manajemen hama terpadu, sebuah strategi yang berfokus pada kesehatan ekosistem untuk memperbaiki cara melawan hama dan penyakit. Pestisida sintetis mengandung racun dan bisa membahayakan organisme non-hama dan konsumen manusia, di samping bisa menciptakan spesies yang resisten terhadap pestisida. (See References 5) Para petani organik bisa menggunakan pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral, menurut aturan National Organic Program (see References 6). 

Manfaat Kesehatan

Hanya ada sedikit penelitian yang telah dilakukan yang menyangkut manfaat gizi dari produk pertanian organik, meski berbagai penelitian USDA mengungkap bahwa, secara umum, sayuran organik mengandung trace mineral, vitamin C, dan phytonutrients sedikit lebih banyak dibandingkan dengan sayuran konvensional. Analisis data dari USDA mengungkap bahwa residu pestisida pada sayuran organik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan residu pestisida pada sayuran konvensional (see Resources 1) (by Dawn Walls-Thumma, Demand Media)

References
  1. U.S. Department of Agriculture: Organic Production/Organic Food: Information Access Tools
  2. National Sustainable Agriculture Information Service; The History of Food and Agriculture; 2007
  3. National Sustainable Agriculture Information Service; Soil Management: National Organic Program Regulations; Barbara Bellows; 2005
  4. North Carolina State University: Water Quality Problems Related to Nutrient Pollution
  5. National Sustainable Agriculture Information Service; Biointensive Integrated Pest Management (IPM); Rex Dufour; 2001
  6. Electronic Code of Federal Regulations: Part 205 --- National Organic Program, § 205.206

Resources

About the Author

First published in 2000, Dawn Walls-Thumma has served as an editor for Bartleby and Antithesis Common literary magazines. Her work has been published academically and in creative journals. Walls-Thumma writes about education, gardening and sustainable living. She holds a Bachelor of Arts in psychology and writing from University of Maryland and is a graduate student in education at American Public University.

Photo Credits
Polka Dot RF/Polka Dot/Getty Images

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger