Jika Anda sama seperti kami, Anda mungkin kadang-kadang mempunyai masalah ketika melakukan tugas-tugas yang kompleks, seperti mengemudikan mobil ambulance sambil mengirim SMS, misalnya. Tapi hei, paling tidak kebanyakan dari kita kita bisa mengatasi masalah yang paling sederhana yang menghampiri kita hari sehari-hari, kan ?
Kecuali, Anda tahu, sebagian dari hal-hal sederhana yang kita kerjakan sehari-hari, seperti ….
BAB
Apa yang lebih sederhana dari buang air besar? Bahkan bayi-bayi pun bisa melakukannya dengan baik. Namun Anda mungkin terkejut, ketika, mengetahui bahwa mereka yang bisa bersendawa tanpa muntah pun ternyata melakukan hal ini secara salah setiap harinya.
Kemungkinan fasilitas BAB yang ada di dekat Anda adalah toilet duduk (sitting toilet), sebuah penemuan yang reatif baru di mana kotoran bisa lenyap secara mengesankan dengan kemajuan teknologi pemipaan yang dimulai pada abad ke-19. Pemipaan dalam gedung (indoor plumbing) sebagian besar bekerja dengan sangat baik, namun tidak demikian halnya dengan BAB yang yang mengikuti pola pemipaan ini. BAB di atas toilet duduk modern adalah penyebab terbesar ambeien (hemorrhoid), dan bisa pula menyebabkan penyakit divertikuler, sebuah kondisi yang berhubungan dengan usia yang kebanyakan hanya terjadi di belahan dunia di mana toilet duduk digunakan, yang bisa menyebabkan serangkaian pleasantries hingga dan termasuk obstruksi kolonik (colonic obstruction). Dan masalah ini bukannya diatasi. Beberapa dekade terakhir ini toilet “tinggi” ini malah semakin populer dan ketinggiannya dari lantai malah meningkat dua hingga empat inci lebih tinggi dari sebelumnya dan hal ini malah membuat BAB kita yang buruk malah semakin buruk.
toilet di masa depan mungkin akan menjadi pembubuh kita |
Jadi semestinya bagaimana?
Untunglah, ada cara yang cukup sederhana untuk mengatasi dilema ini. sebuah studi pada tahun 2003 meneliti 28 orang yang melakukan BAB dengan tiga posisi: duduk di atas toilet tinggi, duduk di atas toilet rendah dan jongkok seperti catchers dalam permainan baseball (boleh tidak memakai sarung tangan, tapi dianjurkan memakai). Setelah dikira para pekerjaan perusahaan porno Jerman, para peneliti menemukan bahwa BAB lebih lama sekitar satu menit jika dilakukan dengan jongkok dan para partsipan berpendapat cara ini “lebih mudah” (mudah-mudahan mereka dibayar untuk mengatakan ini).
Nyatanya, toilet yang mengharuskan Anda jongkok dengan cara yang seperti itu telah menjadi cara standar dalam sejarah sebagian besar manusia dan masih sering digunakan secara luas di luar negara-negara barat.
dan kaum urban berpusat di dunia barat |
Menurut proktolog, “Manusia sedianya tidak duduk di atas toilet ketika melakukan BAB, kita sedianya jongkok di lapangan.” Ketika Anda dalam posisi duduk atau berdiri, Anda membentuk sebuah sudut antara tempat di mana kotoran berada dan di mana kotoran itu akan keluar. Tubuh kita memiliki otot yang kegunaannya untuk mengencangkan segala sesuatunya ketika kita sedang duduk atau sedang berdiri untuk mencegah kecelakaan. Jongkok memperkencang sudut ini dan menghilangkan cekikan (chokehold).
dan ini adalah pipa es |
Jika jongkok di atas toilet tidak cocok dengan Anda, Anda juga bisa melakukan BAB dengan membentuk sudut yang sama dengan cara meletakkan kaki Anda di atas tumpuan kaki (atau apa saja yang bisa dibawa) dan bungkukkan tubuh bagian atas Anda ke depan. (By C. Coville, Crystal Beran Apr 04, 2011).
seperti yang didemonstrasikan di sini |
Jika Anda tidak yakin dengan terjemahan ini (seperti halnya saya sendiri) silakan cek artikel aslinya di:
0 comments:
Post a Comment