Test yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur radiasi yang diserap seseorang akibat pemakaian HP boleh jadi telah meremehkan
level radiasi yang terekspose pada orang dewasa dan anak-anak, kata sekelompok
dokter dan peneliti yang misi resminya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan
resiko kesehatan akibat lingkungan yang mereka percaya akan mengarah pada
penyakit kanker.
Alasan bagi diskrepansi ini,
menurut kelompok tersebut, adalah bahwa proses untuk menentukan eskposure
radiasi dari HP menggunakan model boneka mannequin
yang menurut mereka mendekati ukuran seseorang yang setinggi 6 kaki 2 inci, dan
seberat 220 pond. Karena model tersebut hanya merepresentasikan sekitar 3
persen dari populasi, kata para penulis tersebut, maka test tersebut tidak bisa
disebut akurat dalam memprediksi eksposure radiasi pada 97 persen populasi lainnya,
termasuk anak-anak. Kelompok tersebut mendesak dilakukan sebuah sistem baru
untuk mengukur eksposure radiasi pada konsumen dalam skala yang lebih besar.
“Standar teknologi HP dikembangkan
berdasarkan pada ilmu lama dan model-model lama dan asumsi-asumsi lama tentang
cara penggunaan HP, itulah sebabnya ini perlu diubah,” kata Dr. Deyra Davis,
bekas penasehat senior pada Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di
bawah pemerintahan Clinton
yang juga merupakan salah satu dari penulis laporan tersebut.
Sebuah studi berbeda yang
dikutip dalam laporan tersebut mengatakan sumsum tulang seorang anak menyerap
radiasi 10 kali lebih banyak daripada orang dewasa. Para
penulis dalam penelitian tersebut juga mengemukakan pertanyaan tentang efek
samping jangka panjang, seperti ketidaksuburan pada pria yang membawa HP di
dalam kantong mereka, sebuah eksposure yang tidak diperhitungkan dalam proses
sertifikasi yang tradisional.
“Apa yang dilakukan oleh
‘Virtual Family’ tersebut adalah menggunakan model-model yang didasarkan pada
anatomi yang merefleksikan fakta bahwa otak anak-anak adalah lebih rentan
daripada otak orang dewasa,” kata Davis .
Environmental Health Trust adalah sebuah lembaga
nonprofit dengan anggota para ilmuwan yang juga
pernah meneliti dampak lingkungan yang lainnya seperti dampak penggunaan
asbes, asap tembakau dan radiasi dari peralatan diagnostik medis. Selain Davis,
kelompok tersebut juga mencatat di antara para anggotanya, Dr. Ronald
Herberman, direktur Jurusan Kanker pada Universitas Pittsburg, dan Om Gandhi,
seorang bekas ilmuwan pada Motorola yang juga merupakan orang pertama yang pernah
melakukan penelitian untuk menetapkan standar radiasi yang bisa diterima.
Keduanya juga merupakan penulis pada penelitian tersebut.
Tapi apakah level radiasi
yang rendah dari HP bisa menyebabkan kanker adalah sebuah pertanyaan yang harus
dijawab. “Tidak ada bukti ilmiah yang baru-baru ini yang membuktikan adanya
hubungan antara (HP) dan kanker dan penyakit lainnya,” kata FCC dalam website-nya.
Ilmuwan independen juga
mengatakan belum ada studi yang konklusif yang membuktikan bahwa radiasi HP
bisa menyebabkan kanker.
Dalam bulan Mei, Agensi
Internasional WHO bidang Kanker menempatkan HP dalam kategori yang sama dengan
timbal dan gas buangan mesin, dengan mengatakan bahwa ada kemungkinan eksposure
terhadap HP bisa menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang. Namun 30
penelitian yang telah dilakukan sejauh ini tidak bisa membuktikan adanya
hubungan yang konklusif.
Salah satu studi tahun lalu
menemukan adanya sebuah peningkatan resiko yang kecil, yang secara statistik
tidak signifikan akan penyakit kanker otak yang langka yang dinamakan glioma di
antara para pengguna HP. Studi lain yang
dilakukan oleh Institut Nasional bidang Penelitian Kesehatan menemukan bahwa HP
berhubungan dengan meningkatnya aktifitas otak. Tapi apakah hal ini berhubungan
dengan meningkatnya resiko terkena kanker masih perlu dibuktikan.
Penelitian Belum Menunjukkan Adanya Bahaya
Radiasi dari HP
“Meski bukti eksperimental
dan studi kemanusiaan yang terbatas mengisyaratkan bahwa kita harus
berhati-hati, namun kita harus pula menyadari bahwa setiap hari kita terekspose
pada banyak hal yang oleh IARC juga diklasifikasikan sebagai kemungkinan
karsinogenik,” kata Dr. Peter Shields, kepala jurusan epedemilogi dan genetika
kanker pada Rumah Sakit Universitas Georgetown di Washington, D.C., pada ABC News bulan Mei lalu. “Klasifikasi
yang digunakan oleh IARC untuk HP adalah yang terendah dari semua kelas
karsinogen, dan resiko menggunakan HP tidak boleh disamakan dengan menggunakan
asbes dan merokok.”
0 comments:
Post a Comment