Obama dan Osama itu sama saja. Kedua-duanya adalah teroris. Kedua-duanya sama-sama tidak menghormati kemanusiaan. Kedua-duanya sama-sama melanggar HAM,” begitulah kata Amien Rais dalam wawancara jarak jauhnya dengan TV-One, Rabu, 4 April, 2011. (Amien Rais tidak mengatakannya dengan urutan yang persis seperti itu, tetapi itulah intinya. Saya tidak mempunyai rekaman perkataan Amien Rais. Saya hanya menyimpulkannya).
Menurut Amien Rais, sama seperti Osama, Obama juga menebar teror dengan mengirimkan pasukan Amerika ke mana-mana, ke seluruh dunia. Obama tergolong state terrorist, atau teroris yang didukung oleh negara.
Tetapi Amien Rais juga tidak membenarkan apa yang dilakukan Osama dengan apa yang dia sebut gerakan jihad. Apa yang dilakukan Osama tidak sesuai dengan kitab suci. Menurut kitab suci, kalau ingin melawan kebathilan, bangunlah manusianya, bangunlah ilmu, bangunlah sumber daya alam secara perlahan-lahan, sehingga lama-kelamaan terbentuk sebuah kekuatan yang signifikan. Kita tidak bisa membangun kekuatan dengan cara yang instan seperti mendirikan kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda.
“Tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan kekerasan. Tidak ada ajaran Islam yang membenarkan membunuh orang yang tidak bersalah dengan alasan perjuangan,” demikian intisari perkataan Amien Rais yang bisa saya tangkap. Lebih kurangnya adalah perkataan saya sendiri karena saya tidak bisa menangkap semua perkataan Amien Rais tersebut dengan pasti.
Menarik sekali apa yang dikatakan Amien Rais di atas. Kalau kita amati, Osama dengan Obama memang mempunyai kemiripan. (Bukankah nama keduanya pun mirip, hanya berbeda huruf ke-duanya, kan ?). Osama beragama Islam, Obama pun memiliki latar belakang Islam karena Bapaknya beragama Islam. Bahkan, khabarnya, ketika kecil Obama juga sempat mempraktikkan ajaran Islam di Indonesia.
Obama dipandang sebagai pahlawan karena dia berhasil membunuh Osama. Tapi di negara lain, Obama justru dipandang sebagai teroris, oleh mereka-mereka yang merasa tertindas oleh pasukan negara itu dan kebijakan luar negerinya. Apa yang dilakukan Amerika Serikat di Timur Tengah, sejauh ini, dituding sebagi usaha untuk menguasai minyak di negara-negara tersebut. Untuk itu Amerika Serikat telah melakukan banyak sekali tindak kekerasan.
Oleh orang-orang yang merasakan betapa pedihnya serangan 11/9, baik mereka menjadi korban secara langsung atau tidak, Osama adalah teroris. Dan memanglah nyata, aksi serangan 11/9 tersebut adalah sebuah terror. Siapapun, termasuk umat Islam, memandang serangan 9/11 adalah terror. Tidak ada satu pun ajaran dalam agama Islam yang membenarkan membunuh orang yang tidak bersalah, apalagi dalam jumlah banyak, seperti yang terjadi dalam serangan 9/11 tersebut.
Baik Osama maupun Obama mungkin mempunyai satu sisi yang sama. Tetapi dalam tindakannya, Obama lebih banyak menerima pembenaran dan dukungan.
Kalau Obama disebut teroris, itu pasti karena ada sistem yang membentuknya menjadi seorang teroris. Dan dalam sistem tersebut terdapat banyak sekali pembenaran yang universal. Obama tidak bisa dengan serta merta diseret ke meja hijau dengan tuduhan terorisme karena dia hanya merupakan bagian dari sebuah sistem yang penuh dengan pembenaran-pembenaran yang universal, yang berlaku di mana-mana.
Lain halnya Osama. Osama dengan kekuatan uangnya membangun sistem sendiri, kebijakan sendiri, dan bertindak sendiri. Osama adalah sistem itu sendiri. Dan dia benar untuk dirinya sendiri, bukan kebenaran yang universal. Apa yang dia lakukan adalah tanggung jawabnya sendiri. Maka ketika ada ancaman, dia harus menghadapinya sendiri. Wallahualam ….
0 comments:
Post a Comment