Presiden Obama sedang mengumumkan tewasnya Osama Bin Laden di gedung Puith, Senin / Doug Mills/The New York Times |
WASHINGTON—Osama bin Laden, otak dari sebagian besar serangan ke daratan Amerika dalam abad modern dan orang yang paling banyak diburu di dunia, tewas dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan Amerika Serikat di Pakistan, demikian pengumuman President Obama pada Minggu malam kemarin.
Dalam penampilan tengah malamnya yang dramatis di Ruang Timur Gedung Putih, Mr. Obama mengumumkan bahwa “keadilan telah ditunaikan” sekaligus mengungkapkan bahwa operasi militer Amerika dan C.I.A. akhirnya berhasil memojokkan Bin Laden, pemimpin Al Qaeda yang telah bersembunyi dari mereka selama hampir satu dekade. Pejabat Amerika mengatakan Bin Laden melawan dan tertembak di kepalanya. Dia kemudian dikuburkan di tengah laut.
Berita tersebut memicu emosi yang luarbiasa begitu massa berkumpul di depan Gedung Putih, di Times Square dan di situs Ground Zero, melambai-lambaikan bendera Amerika, bersorak-sorai, tertawa dan menyanyi, “U.S.A., U.S.A.!” Di New York City, massa menyanyikan lagu “The Star-Spangled Banner.” Di pusat kota Washington , para pengemudi menyalakan klakson di tengah malam buta.
“Selama lebih dari dua dekade, Bin Laden telah menjadi pemimpin dan simbol Al Qaeda,” kata presiden Obama dalam sebuah pernyataannya yang disiarkan langsung ke seluruh dunia. “Kematian Bin Laden menandai pencapaian yang paling signifikan hingga saat ini dalam upaya kita untuk mengalahkan Al Qaeda. Tapi kematiannya tidaklah menandai akhir dari perjuangan kita. Tidak diragukan Al Qaeda masih akan terus mengarahkan serangannya pada kita. Kita harus dan akan selalu berhati-hati baik di dalam negeri kita sendiri maupun di luar negeri.”
Kematian Bin Laden adalah merupakan sebuah momen yang menentukan dalam perang melawan terorisme yang dipimin oleh Amerika, sebuah pukulan yang simbolis yang menunjukkan betapa mereka tidak akan menyerah dalam mengejar orang-orang yang terlibat dalam penyerangan New York dan Washington pada tanggal 11 September, 2001 lalu. Masalahnya sekarang adalah, apakah hal ini justru akan membangkitkan semangat baru para pengikut Bin Laden dengan menjadikan dia sebagai suhada, ataukah merupakan sebuah lembaran baru dalam perang Afganistan dan memberikan dorongan lebih lanjut bagi Mr. Obama untuk membawa pulang pasukan Amerika dari sana.
Seberapa jauhkah kematian Osama akan mempengaruhi Al Qaeda masih belum jelas. Selama bertahun-tahun, para pemimpin Amerika telah mengatakan bahwa Osama lebih merupakan sebuah simbol daripada seorang pempimpin yang signifikan secara operasional karena dia berada dalam status pelarian dan dihalangi mengambil peran kepemimpinan yang berarti. Namun demikian, dia masih merupakan wajah yang paling mengancam dalam terorisme internasional dan sebagian teroris yang ikut mengecilkan perannya dalam beberapa tahun terakhir ini tentu ikut senang atas kematiannya.
Mengingat status Bin Laden di antara kaum radikal, pemerintah Amerika menyiapkan diri atas segala kemungkinan pembalasan. Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan pada hari minggu kemarin bahwa pangkalan militer di Amerika serikat dan di seluruh dunia diperintahkan meningkatkan kewaspadaan. Departemen Dalam Negeri AS mengeluarkan travel warning ke seluruh dunia, meminta warga negara AS di seluruh dunia ”membatasi perjalanan mereka ke luar rumah dan hotel dan menghindari tempat-tempat massa berkumpul dan demonstrasi.”
Serangan tersebut bisa jadi meningkatkan ketegangan dengan Pakistan, yang secara periodik merasa gerah terhadap upaya kontraterorisme oleh Amerika, terbukti Bin Laden ternyata menemukan tempat persembunyian yang aman di negara itu selama hampir satu dekade. Semenjak berkuasa, Mr. Obama telah memerintahkan serangan yang lebih dahsyat terhadap target-target teroris di Pakistan , yang menyebabkan timbulnya kemarahan publik di negara itu dan mendesak pemerintah Pakistan melayangkan protes.
Pada masa akhir hidupnya, Bin Laden ditemukan tidak sedang berada di perkampungan suku terpencil di sepanjang perbatasan Pakistan dengan Afganistan, sebagaimana yang diperkirakan selama ini, namun di sebuah lingkungan yang ramai sekitar satu jam perjalanan ke sebelah utara dari Ibu Kota Pakistan Islamabad. Dia sedang bersembunyi di sebuah kota berukuran menengah Abbottabad, tempat di mana terdapat markas militer Pakistan dan akademi militer Angkatan Darat Pakistan .
Rumah yang berada di ujung sebuah jalan tanah yang sempit tersebut kira-kira delapan kali lebih besar dari ukuran rumah-rumah di sekitarnya, tetapi tidak mempunyai telepon dan koneksi Internet. Ketika pasukan mata-mata Amerika menyerbu rumah tersebut pada hari Minggu kemarin, Bin Laden “melawan pasukan serbu” dan terbunuh di tengah-tengah kontak senjata yang seru, kata seorang pejabat senior, tapi keterangan lebih lengkapnya masih belum ada pada pagi hari Senin.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa para pejabat militer dan intelijen pada musim panas lalu mempelajari bahwa sebuah “target penting” sedang berlindung di lingkungan tersebut dan mulai membuat rencana untuk menyerangnya. Mulai bulan Maret, Mr. Obama memimpin lima pertemuan sekuriti nasional di White House untuk pelaksanaan rencana operasi tersebut dan pada hari Jumat, tepat sebelum meninggalkan Washington untuk meninjau kerusakan akibat tornado di Alabama, memberi perintah terakhir untuk pasukan khusus dan pasukan mata-mata C.I.A. untuk menyerang.
Mr. Obama menyebutnya “operasi yang diberi target,” meskipun para pejabat mengatakan salah satu helikopter mereka hilang karena mengalami kerusakan mesin dan harus dihancurkan agar tidak jatuh ke tangan lawan.
Sebagai tambahan selain Bin Laden, tiga orang lainnya terbunuh selama terjadinya serangan 40 menit tersebut, salah satunya dipercaya merupakan anak Bin Laden dan dua lainnya merupakan kurirnya, menurut seorang pejabat Amerika yang tidak lupa mengingatkan para reporter akan aturan yang berlaku di White House dalam meminta identifikasi lebih jauh. Seorang wanita juga terbunuh ketika dia digunakan sebagai tameng oleh seorang pemberontak laki-laki, kata pejabat tersebut, dan dua lainnya luka-luka.
“Tidak ada orang Amerika yang terluka,” kata Mr. Obama. “Mereka berhati-hati agar tidak menimbulkan korban di pihak sipil. Setelah terjadi kontak senjata, mereka membunuh Osama Bin Laden dan menawan tubuhnya.” Tradisi orang Islam menghendaki pemakaman dilakukan dalam 24 jam setelah kematian, tapi dengan memakamkannya di tengah laut, pemerintah Amerika diperkirakan menghindari makamnya dijadikan keramat oleh para pengikutnya.
Nasib Ayman al-Zawahiri, pemimpin ke-dua Al Qaeda, masih belum jelas hingga Minggu malam kemarin.
0 comments:
Post a Comment