Mengenal Keunikan 'Ghepong' Damar Krui



KALAU Anda ke Krui, Lampung Barat, jangan lupa mengunjungi hutan damar. Anda akan terpesona dengan keunikan hutan ini. Berbeda dengan hutan alami, hutan damar ini ditanam dan dikelola oleh masyarakat, bukan hutan belantara yang lebat yang terdiri dari semak belukar dan pohon-pohon yang tinggi besar. Hutan damar ini hutan asri yang teduh dan rindang. Hutan damar yang oleh masyarakat setempat disebut ghepong damar ini menarik untuk dikunjungi, sebagai salah satu jenis wisata alam. 


Dalam ghepong damar ini Anda bukan saja akan menemui pohon damar, tetapi juga pohon duku, durian, petai, dll. Jika sedang musim durian atau duku, ghepong damar ini juga berfungsi sebagai sentra buah-buahan tersebut. Sementara ini, di Krui, belum ada sentra durian dan duku yang dikelola tersendiri, terpisah dari ghepong damar.


Sekilas hutan damar atau ghepong damar ini terlihat seperti hutan alami.Jika Anda mengunjungi hutan damar Krui, untuk pertama kalinya, Anda akan terkesima, mengira bahwa itu adalah hutan alami yang dikelola oleh manusia, padahal itu adalah sebuah agroforest, yang ditanam dan dikembangkan oleh masyarakat Krui mulai lebih dari satu abad yang lalu.

Ghepong damar ini bercampur dengan hutan alami, yang oleh masyarakat krui disebut pulan, membentuk sebuah mozaik yang menutupi gugusan perbukitan sepanjang pesisir Barat provinsi Lampung hingga ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), di sebelah Utara dan Timur Laut. Luas hamparan hijau yang dominan berupa ghepong damar itu ditaksir telah melampaui 10.000 hektar, dan menghasilkan resin damar sekitar 10.000 ton pada tahun 1994. (Zulkifli Lubis, Repong Damar: Kajian tentang Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan Lahan Hutan di Pesisir Krui, Lampung Barat, 1977).

Ghepong damar tumbuh bersama masyarakat Krui. Bukan hanya sekedar perkebunan yang bernilai ekonomis, ghepong damar adalah juga bagian dari identitas masyarakat Krui. Jika orang berbicara tentang masyarakat Krui tradisonal, mereka pasti berbicara tentang ghepong damar. Status sosial sebuah keluarga acapkali dilihat dari berapa luas ghepong damar yang mereka miliki.

Mengapa masyarakat Krui mengelola ghepong damar, dan mengapa ghepong damar tetap eksis, hal itu tak lepas dari keunikan pandangan masyarakat Krui mengenai pengelolaan lahan hutan. Zulkifli Lubis, dalam penelitiannya menyimpulkan,

Proses pengelolaan hutan di pesisir Krui, Lampung Barat, biasanya terdiri dari tiga tahapan, yaitu dimulai dari ladang, kebun dan berakhir dengan repong (ghepong) damar. Kajian ini menunjukkan peranan faktor-faktor ekonomi, ekologi, dan sosial budaya dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan para petani Krui dalam konteks pengelolaan lahan hutan. Kesinambungan pengelolaan hutan secara lestari dengan sistem repong (ghepong) damar (damar agroforest) tergantung kepada respon petani Krui terhadap dinamika hubungan antara empat faktor tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka


Ngunduh Damar
Dari sisi ekonomi, ghepong damar adalah andalan perekonomian masyarakat Krui tradisional. Masyarakat tani tradisonal pengelola ghepong damar nyaris sebagian besar mengandalkan ghepong damar ini untuk memuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebuah keluarga tradisional yang mengelola sekitar satu hektar ghepong damar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dari sini, termasuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Dengan memiliki ghepong damar, mereka mempunyai tempat berpaling andalan apabila mereka butuh uang sewaktu-waktu. Kapan saja mereka bisa mengunduh getah damar tersebut untuk dijadikan uang.

Idealnya, getah damar di-unduh (dipanen) satu bulan sekali, untuk mendapatkan hasil terbaik. Dalam usia satu bulan getah damar sudah dalam kondisi ideal; keras dan tidak lengket. Dalam kondisi seperti inilah getah damar mendapatkan harga tertingginya. Getah damar usia kurang dari satu bulan umumnya kurang keras dan lengket, dalam kondisi seperti ini, biasanya getah damar tersebut dihargai murah. Namun karena desakan ekonomi, kadang-kadang petani mengunduh damarnya pada usia muda.

Jika harga sedang baik satu kilo gram damar bisa mencapai harga Rp.10.000. Jika satu hektar bisa menghasilkan sebanyak 2 kuintal, maka petani bisa mengantongi penghasilan sebesar Rp.2 juta. Jumlah itu sudah sangat berarti mengingat damar bukan satu-satunya sumber penghasilan mereka. Dalam kondisi seperti inilah, masyarakat tani pengelola ghepong damar memandang nilai ekonomi ghepong damar mereka.

Ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1977-1978, para petani pengelola ghepong damar justru memperoleh nikmat karena, pada saat itu, harga damar satu kilo gram mencapai Rp.15.000. pada saat krisis tersebut, petani pengelola ghepong damar relatif tidak merasakan imbasnya. Mereka malah bisa berpoya-poya menikmati harga damar yang tinggi. Pada waktu itu, justru lebih banyak petani damar yang membeli sepeda motor baru, dibandingkan saat ini.

Sedangkan faktor ekologi yang dilibatkan dalam sistem pengelolaan ghepong damar ini adalah bahwa ghepong damar berfungsi sebagai penanda kepemilikan (hak) atas lahan hutan yang sudah dibuka. Jika lahan kebun tidak ditanami damar (tidak dijadikan ghepong damar) maka lahan tersebut kembali menjadi hutan, dengan status yang demikian, lahan tersebut bisa diambil oleh orang lain. Boleh jadi petani pengelola ghepong damar tidak menanam damar demi untuk mempertahankan fungsi ekologi pohon-pohon tersebut, tetapi tindakan mereka, secara tidak langsung, mencerminkan hal itu.
***
http://indonetwork.net
Damar adalah sejenis getah berwarna putih kekuningan yang dihasilkan oleh pohon damar (shorea javanica). Pohon damar tergolong pada family Diptocarpacea. Krui adalah penghasil damar jenis Shorea Javanica terbesar di dunia. Damar Krui disebut juga damar mata kucing, karena warnanya yang bening seperti mata kucing. Damar mata kucing ini diekspor ke Singapura. Di Singapura, damar ini diproses dan diekspor kembali kenegara-negara industri dalam bentuk kemenyan, atau sebagai bahan dasar membuat minyak, cat,  tinta, dan pernis.

Pohon damar bisa tumbuh dan berkembang sampai ratusan tahun, jika dipelihara dengan baik, dan tidak tumbang oleh angin kencang. Dalam jumlah besar, pohon-pohon damar ini membentuk hutan tersendiri yang serupa dengan hutan alami, cuma bedanya hutan damar ini bersih dari semak-semak karena selalu dibersihkan oleh pemiliknya. Hutan damar ini, dengan demikian, juga berguna untuk menjaga keseimbangan ekosistem, atau sebagai konservasi alam. Kalau dijaga sampai nanti, hutan damar ini akan sangat berguna bagi pelestarian alam. Menyadari betapa pentingnya arti hutan damar ini, pemerintah telah memberi hadiah Kalpataru untuk masyarakat krui pengelola hutan damar pada tahun 1997.

Tapi sayang, belakangan ini, kesadaran masyarakat Krui untuk melestarikan ghepong damar mereka makin menipis. Luas hutan damar pun perlahan menyusut. Karena terdorong oleh kepentingan sesaat, dan juga oleh kenyataan bahwa harga damar saat ini tidak sebanding dengan meroketnya harga kebutuhan hidup sehari-hari, banyak masyarakat pemilik ghepong memilih jalan pintas, menebang pohon-pohon damar mereka yang masih produktif untuk dijual kayunya.

Kalau Anda duduk-duduk di tepi jalan raya di Pasar Krui, Anda akan menyaksikan bertruk-truk kayu damar diangkut dari hutan menuju tempat pengolahan kayu, setiap harinya. Sebagai orang yang peduli terhadap lingkungan seharusnya kita miris menyaksikan hal ini.

Keadaan ini sudah berlangsung lama dan belum tampak tanda-tada akan berhenti. Jika ini tidak dihentikan segera, dikhawatirkan, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, hutan damar Krui akan punah. Untuk itu, pemerintah harus bertindak mengatasi hal ini. Pemerintah harus berbuat sesuatu, misalnya melarang pengusaha kayu mengolah kayu damar, atau membatasi jumlah pengusaha kayu (logging) yang belakangan ini justru semakin banyak.

Tindakan masyarakat menebang pohon-pohon damar ini juga tak lepas dari kebijakan pemerintah, dalam hal ini Departemen Kehutanan, tentang adanya kemudahan pemanfaatan dan penebangan kayu dari hutan rakyat, berdasarkan Permenhut dan Surat Edaran Menhut.

Sangat disayangkan jika kebijakan ini juga diberlakukan pada ghepong damar. Ghepong damar seharusnya, karena keunikannya, tidak diberlakukan sama dengan hutan rakyat lainnya. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Lampung Arinal Djunaidi, wilayah ghepong damar di Lampung Barat merupakan daerah yang spesifik. Sehingga dibutuhkan pengecualian agar wilayah ini dapat berfungsi sebagai penyangga (buffer zone) dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). “Saya segera menyurati Menteri Kehutanan untuk meminta pengecualian terhadap surat edaran sebelumnya”, katanya.

Arinal juga mengharapkan agar pemerintah pusat dapat memberikan kompensasi kepada petani ghepong damar dengan memberikan imbal jasa lingkungan yang berasal dari sistem perdagangan karbon (carbon trade®MDBU¯) kepada petani. Juga memberikan fasilitasi pemasaran kayu damar (yang sudah tidak produktif) untuk mendapatkan sertifikat green product.***

Referensi

Damar Mata Kucing Harus Dipertahankan
Repong Damar: Kajian tentang Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan Lahan Hutan di Pesisir Krui, Lampung Barat


comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger