Getty Images
Memilih telur tidaklah semudah yang Anda kira. Lagi pula, berat rata-rata telur sekitar 2 ons. Berapa banyak keputusan yang harus Anda buat untuk sesuatu yang begitu kecil dan tampak sederhana itu?Well, coba perhatikan apa yang Anda pertimbangkan: Coklat atau putih? Besar atau kecil? Organik atau non-organik?
Dan keputusan-keputusan itu hanyalah puncak gunung es. Karton wadah telur bisa saja distempeli berbagai merk. Beberapa di antara merk-merk itu mengandung arti yang penting, sedangkan yang lainnya tidak teralu penting.
Tidaklah terlalu mudah untuk memisahkan antara fakta dan fiksi, ketika kita memilih telur. Di bawah ini adalah salah pengertian yang paling umum terjadi.
Mitos: Telur coklat berbeda dengan telur putih
Fakta: Satu-satunya perbedaan antara telur coklat dan telur putih adalah warna cangkangnya, yang sebenarnya hanya merefleksikan benih ayam tersebut. Pada umumnya, tapi tidak selalu, ayam dengan bulu putih dan telinga putih menghasilkan telur berwarna putih, dan ayam yang bulunya berwarna gelap dan bertelinga merah menghasilkan telur berwarna coklat.
Salah satunya (yang coklat atau yang putih) tidaklah lebih sehat, atau lebih “alami”, atau lebih ramah-lingkungan dari yang lain. Tidak ada beda sama sekali dalam kualitas nutrisi, cita rasa, atau karakteristik masakannya.
Mitos: Telur ayam berkeliaran bebas (free-range eggs) berasal dari induk ayam yang berkeliaran bebas di pekarangan.
Fakta: Klaim itu tidak berlaku untuk telur, menurut Consumer Reports. Jadi, tidak ada jaminan bahwa ayam yang menghasilkan telur tersebut pernah terkena cahaya matahari. Tentu saja, ayam itu pernah ke luar kandang, akan tetapi label ‘free range’ tidak berarti apa-apa. Label-label berikut ini juga tidak berarti apa-apa terhadap telur: : “free roaming,” “hormone free,” dan “raised without antibiotics.”
Mitos: Telur organik lebih sehat
Fakta: Mungkin saja begitu, tetapi itu semua tergantung pada makanan si ayam. Telur organik berasal dari ayam yang diberi makanan 100% organik. Akan tetapi, masalah yang sebenarnya mengenai nutrisi adalah apakah ayam itu dipelihara di perladangan atau tidak. Penelitian, seperti yang dilakukan oleh Penn State University dan oleh Mother Earth News, menemukan bahwa telur-telur yang berasal dari ayam yang makan rumput atau serangga mengandung lemak omega-3 yang lebih tinggi, dan mengandung vitamin E, A, dan kadang-kadang vitamin D.
Jika Anda menghendaki telur dari ayam yang dipelihara di perladangan, atau dari ayam yang menghabiskan banyak waktunya di luar kandang, maka Anda harus mencarinya ke petani yang Anda percaya, di pasar para petani.
Mitos: Telur pengganti adalah sama dengan telur (atau putih telur) tanpa cangkang.
Fakta: Kebanyakan produk telur pengganti telah menambahkan stabilizers, thickeners, vitamin, karotein, dan kadang-kadang, bumbu, menurut Marion Nestle pengarang buku What to Eat. Dia juga menekankan bahwa telur pengganti tersebut berharga dua kali lipat dari telur yang sebenarnya. (Satu pond telur pengganti lebih ringan timbangannya daripada selusin telur asli kecil).
Tentu saja, jika Anda tidak bisa makan kuning telur karena alasan kesehatan atau merasa tidak perlu, telur pengganti adalah pilihan yang baik, dan kebanyakan produk telur pengganti mempunyai zat additif dalam persentase yang kecil. Bacalah labelnya sebelum menggunakan.***
(Lori Bongiorno/ Yahoo! Green)
0 comments:
Post a Comment