Ilmuwan Menyisir Permukaan Bulan untuk Mencari Sisa-sisa Pesawat Ruang Angkasa yang Hilang

Scientists Search Lunar Landscape for Lost Moon Probes
Pesawat Ruang Angkasa Uni Soviet Luna 9 adalah pesawat ruang angkasa pertama yang berhasil mendarat dengan mulus di Bulan, dan berhasil mengirim sinyal-sinyal transimisi ke Bumi.

Bulan adalah tempat istirahat akhir bagi sejumlah besar pesawat ruang angkasa baik yang mendarat dengan selamat atau yang jatuh, banyak di antaranya telah berhasil ditemukan akhir-akhir ini oleh para ilmuwan pencari jejak.

Dengan menggunakan pengamatan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter yang bermata tajam milik NASA, sebagai contoh, para peneliti telah berhasil menemukan lokasi dan membuat gambar dari sisa-sisa pendaratan pesawat Apollo di bulan, pesawat ruang angkasa era-Soviet dan, yang lebih baru, tempat jatuhnya pesawat ruang angkasa Grail kembar milik NASA yang secara sengaja ditabrakkan ke sebuah gunung di dekat kutub utara bulan.

Namun pencarian masih berlangsung untuk menemukan lokasi dari beberapa pesawat yang pertama kali mendarat di bulan. [The Moon: Space Programs' Dumping Ground (Infographic)]

Kurang beruntung 

“Kami masih mencari [pesawat Uni Soviet] Luna 9 dan 13,” kata Jeff Plesca, seorang ilmuwan ruang angkasa di The Johns Hopkins University's Applied Physics Laboratory di Laurel, Md.

“Pesawat ruang angkasa tersebut berbentuk seperti ‘bola pantai’ yang kecil.” Kata Plescia pada SPACE.com “Bola pantai tersebut boleh jadi sulit ditemukan, namun pesawat tersebut turun dengan menumpang pada sebuah pesawat yang lebih besar yang bertugas meluncurkan si bola pantai tersebut.”

Plescia mengatakan bahwa dia menganggap tempat pendaratan Luna 9 dan 13 masih bisa ditemukan  dengan cara mencari tanda-tanda albedo—sebuah perubahan pada ketajaman cahaya permukaan bulan  akibat dari turunnya mesin pesawat tersebut.

Plescia diajak bergabung dalam pencarian tersebut oleh Mark Robinson dari Arizona University, kepala investigasi untuk Lunar Reconnaissance Orbiter Camera, atau LROC.

“Kami berdua sudah melakukan pencarian, tapi belum beruntung,” kata Plescia.

Pencarian lain dilakukan untuk mencari tempat jatuhnya pelontar naik (ascent stages) dari pesawat lunar Apollo, yang dijatuhkan begitu para awak pesawat yang sedang melayang-layang sudah nyaman berdiam di dalam pesawat induk mereka masing-masing. Ascent stages secara sengaja dijatuhkan ke permukaan bulan sebagai bagian dari Percobaan Seismik Pasif Apollo (Apollo Passive Seismic Experiment) yang mempelajari perambatan gelombang seismik di bulan untuk mendapatkan gambaran rinci tentang struktur internal bulan. [New Views of Apollo Moon Landing Sites (Photos)]

“Mengingat kami telah menemukan tempat-tempat jatuhnya pesawat dari Grail, Anda pasti mengira kami bisa menemukan kawah-kawah tempat jatuhnya pesawat tersebut, namun, sekali lagi, kami belum beruntung,” kata Plescia. Kawah-kawah ini, seperti halnya kawah-kawah yang tercipta dari tahap ketiga dari roket bulan saturnus V (Saturn V moon rocket) milik NASA, “adalah penting untuk menentukan lokasi untuk memahami seberapa besar sebuah kawah bisa tercipta dan untuk menentukan koordinat dengan tepat sehingga pengukuran crustal velocity era Apollo lama itu bisa dikaji ulang.”

Silent Surveyor

Para ilmuwan berharap bisa menemukan pesawat ruang angkasa lunar yang hilang lainnya, termasuk pesawat Surveyor 4 milik NASA. Hilangnya kontak dengan pesawat ruang angkasa tanpa awak tersebut terjadi ketika pesawat tersebut turun ke bulan pada tanggal 14 Juli, 1967.

“Ada dua opsi,” kata Plescia. “Pesawat tersebut gagal sama sekali dan kemudian jauh menabrak bulan, yang kemudian membentuk sebuah kawah, atau pesawat tersebut hilang komunikasi dan terus melakukan operasi dan berhasil mendarat. Dalam kasus terakhir, pesawat tersebut akan mendarat di bulan dalam keadaan utuh. Dua tempat yang dengan lokasi yang berbeda diduga merupakan tempat jatuhnya pesawat ini. Saya pernah melakukan beberapa pencarian pendahuluan beberapa waktu yang lalu, namun masih belum selesai.”

Rencana Plescia lainnya adalah mencari Luna 18, sebuah pesawat misi ulang-alik percobaan milik Soviet yang gagal pada tahun 1971. Lagi-lagi, komunikasi hilang; pesawat tersebut boleh jadi telah mendarat dengan aman atau hancur menabrak bulan.

Kawah-kawah di bulan yang tercipta dari berbagai benda orbit yang jatuh bisa jadi target pencarian juga. Lubang-lubang kawah yang tercipta dari misi-misi terdahulu boleh jadi sulit ditemukan. Namun koordinat tersedia untuk satelit-satelit seperti SMART 1 milik Eropa dan Kaguya milik Jepang, namun tidak ada pencarian serius yang telah diupayakan sejauh ini, kata Plescia.

“Bagi Grail ini mudah saja, karena kami mempunyai gambar-gambar sebelum dan sesudahnya, sehingga mudah mengetahui perubahannya,” katanya.

Nasib pesawat ruang angkasa yang gagal

Mengapa perlu mencurahkan perhatian pada pada sampah di bulan?

“Boleh jadi ada beberapa hal yang berharga di sini,” kata Philip Stooke, seorang associate professor pada Jurusan Geografi di Universitas Western Ontario di Kanada. “Salah satunya adalah sebuah kisah detektif,” katanya. Dia menekankan bahwa gambar-gambar tersebut boleh jadi akan membantu memecahkan teka-teki tentang nasib pesawat ruang angkasa yang gagal.

Salah satu contoh yang baik adalah pesawat Luna 23 milik Uni Soviet, yang mendarat di bulan dan sempat mengirim transmisi selama beberapa hari pada tahun 1974 namun gagal mengambil sampel dan membawa sampel tersebut kembali ke Bumi sebagaimana yang direncanakan.

“Ketika itu orang ramai mengatakan bahwa pesawat tersebut mendarat dengan membentur dan menyebabkan alat pengebor sampel-nya rusak. Sekarang orang-orang memperkirakan pesawat tersebut jatuh pada bagian sampingnya duluan, dan gambar-gambar ILO tampaknya mendukung dugaan tersebut,” kata Stooke.

“Apakah pesawat Surveyor 4 milik NASA gagal sebelum atau setelah mendarat? Jika kami bisa mencarinya, yang belum kami lakukan hingga saat ini, maka kami akan bisa membedakan antara pesawat yang mendarat dengan utuh (intact lander) dengan sebuah reruntuhan bekas sebuah pesawat (debris field).”

Situs-situs heritage

Hal berharga yang kedua ada hubungannya dengan perlindungan situs-situs “heritage,” khususnya jika tim yang ikut serta dalam Google Lunar X Prize—yang telah mencetuskan sebuah lomba robot menuju bulan yang didanai oleh swasta—berhasil mendapat sebagian dari situs-situs ini, kata Stooke pada SPACE.com.

“Kami sudah mengetahui banyak tentang lokasi pesawat Apollo (Apollo spacecraft), namun target-target lain boleh jadi sulit ditemukan,” kata Stooke. “Jika ada orang yang ingin mendarat di dekat bekas pesawat Luna 9 milik Uni Soveit, tidak bisa, karena kami tidak tahu di mana tempatnya.”

Jika situs tersebut bisa ditemukan di dalam gambar-gambar LROC,” katanya menambahkan, “maka bukan hanya kita akan tahu di mana letak situs tersebut, namun juga kita bisa merancang sebuah rencana perlindungan heritage (heritage protection plan).

Sebagai contoh, rencana perlindungan heritage tersebut bisa memerintahkan agar pesawat-pesawat lunar yang akan mendarat  di bulan mengambil tempat pendaratan yang bermil-mil jauhnya, sehingga jika terjadi kecelakaan dalam pendaratan tidak akan merusak pesawat-pesawat tua yang sudah ada di sana. Sebuah pesawat penjelajah (rover) bisa dikerahkan untuk memeriksa pesawat tua yang ada di sana dan descent stage yang ada di dekatnya, kata Stooke.

“Jadi ini berlaku pada Surveyor 4 juga, dan benda-benda seperti satelit Chandrayaan Moon Impact Probe milik India di dekat kutub selatan,” katanya.

Akhirnya, Stooke mengakui bahwa mencari pesawat ruang angkasa di bulan mungkin adalah sebuah pekerjaan yang selfish.

“Ini karena saya merupakan seorang kartografer. Bagi seorang kartografer, bisa menunjukkan sebuah titik di peta dan berkata, ‘Inilah tempatnya’ adalah sesuatu yang memuaskan. Akhirnya, apapun yang akan terjadi  dalam eksplorasi ruang angkasa di masa yang akan datang, kita semestinya bisa membuat dokumentasi dari aspek capaian manusia yang satu ini, di mana kita telah banyak sekali mengeluarkan biaya,” kata Stooke. (Leonard David June 28, 2013)

Leonard David has been reporting on the space industry for more than five decades. He is former director of research for the National Commission on Space and is co-author of Buzz Aldrin's new book "Mission to Mars – My Vision for Space Exploration" published by National Geographic. Follow us @Spacedotcom, Facebook or Google+. Originally published on SPACE.com.

http://news.yahoo.com/scientists-search-lunar-landscape-lost-moon-probes-112355911.html

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger