Apakah Resiko Kanker Itu Karena Gen, Gaya Hidup, atau Hanya Karena Kesialan Semata?

Is Cancer Risk Mostly Affected By Genes, Lifestyle, Or Just Plain Bad Luck?
Para ahli mengatakan temuan tersebut menggarisbawahi “arti penting pencegahan sekunder (secondary prevention), seperti pendeteksian dini.”  (Photo: Getty Images)

Meski kanker bisa menyerang siapa saja—muda atau tua, sehat atau tidak sehat—tapi kami punya sedikit ide tentang apa saja yang bisa menimbulkan resiko terkena kanker. Genetika sering kali memainkan peran, sebagai contoh, dan juga kebiasaan gaya hidup. Tapi menurut sebuah penelitian terbaru dari para peneliti Johns Hopkins University, banyak resiko kanker yang disebabkan oleh kebetulan semata.

Kanker berkembang ketika sel-sel inti (stem cells) dari sebuah tisu tertentu membuat kesalahan secara acak, bermutasi secara tak terkendali setelah salah satu huruf kimia dari DNA tertukar satu sama lain secara salah—ekuivalen dari sebuah sel “oops.” Hal ini terjadi tanpa peringatan, seperti terhentinya gerakan tubuh si orang mati (like the body’s roll of the die).  

Tujuan penelitian terbaru tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Science, adalah bahwa para peneliti ingin mengetahui seberapa jauh resiko kanker secara keseluruhan disebabkan oleh mutasi acak yang tak terhindari ini, terlepas dari faktor-faktor lain seperti keturunan dan gaya hidup.

“Adalah pertanyaan ini yang fundamental dalam penelitian tentang kanker: Seberapa jauhkan kanker disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan, dan seberapa jauh disebabkan oleh faktor-faktor keturunan?” kata Cristian Tomasetti, Ph.D, seorang ahli bio matematika dan asisten profesor onkologi di Hopkins University School of Medicine dan Bloomberg School of Public Health, pada Yahoo Health, “Akan tetapi, untuk menjawab pertanyaan itu, timbul ide bahwa adalah penting untuk terlebih dahulu menentukan seberapa jauhkan kanker disebabkan oleh adanya ‘replicative chance’” (peluang replikatif)

Related: The New Health Threats You’ll Be Seeing In 2015

Untuk mengukur ini, para peneliti menentukan jumlah divisi sel inti dalam 31 jenis tisu di sepanjang hidup seseorang dibandingkan dengan resiko terkena kanker pada tisu tertentu di sepanjang hidup orang tersebut. Berdasarkan pemetaan ini, para ilmuwan tersebut mampu melihat korelasi antara jumlah divisi dan resiko kanker—dan dari korelasi tersebut, para peneliti bisa menentukan insiden kanker dalam tisu tertentu disebabkan replicative chance

Akhirnya, para peneliti menemukan bahwa tidak kurang dari dua pertiga dari insiden kanker disebabkan oleh replicative chance ini, atau hanya karena faktor “kesialan” semata. (Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa para peneliti tidak meneliti sejumlah kenker, seperti kanker payudara dan kanker prostat, karena kurangnya informasi tentang sel inti yang bisa digunakan.)

Tapi jangan menduga Anda hanya bisa berserah pada nasip belaka. Setelah melakukan beberapa analisis tambahan, para peneliti menemukan bahwa dari 31 jenis kanker yang diteliti, 22 di antaranya bisa dijelaskan dengan faktor “kesialan”—tapi bagi sembilan lainnya, ada faktor lain selain dari faktor kesialan yang tampaknya berkontribusi terhadap kanker tersebut.

Hal ini tampaknya karena faktor lingkungan dan faktor-faktor keturunan memainkan peran dalam perkembangan penyakit kanker. “Ada banyak kanker di mana pencegahan primer mempunyai dampak positif yang besar, seperti vaksin melawan agen-agen infeksi, menghentikan merokok atau perubahan gaya hidup lainnya,” kata Tomasetti.

Secara kebetulan, kanker-kanker yang resikonya bisa diturunkan dengan melakukan pencegahan-pencegahan primer adalah kanker yang mungkin akan menyerang Anda—penyakit-penyakit seperti kanker kulit, di mana membatasi sinar matahari bisa menurunkan resikonya, dan juga kanker paru-paru, di mana menghindari merokok merupakan kuncinya.

Related: How I Got A Starring Role In My Own Cancer Movie

Namun demikian, Tomasetti mengatakan kita masih bisa menurunkan resiko terkena kanker dalam setiap dan semua kasus, khususnya dengan perkembangan riset preventif yang semakin maju sekarang ini. Analisis mereka hanya mengidentifikasi bahwa, bagi banyak jenis kanker, pencegahan primer seperti kebiasaan hidup sehat saja juga tidak berhasil. “Akan tetapi ini sama sekali tidak berarti bahwa tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mencegah kanker-kanker tersebut,” katanya. “Ini hanya menggarisbawahi arti pentingnya pencegahan sekunder, seperti pendeteksian dini.

Karena demikian banyak resiko kanker yang berdasarkan divisi sel secara acak, maka mengidentifikasi sebuah mutasi sebelum replikasi terjadi secara tak terkendali di seluruh tubuh adalah, dan akan selalu, esensial. “Kiranya masih fundamental untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan dalam hal pencegahan primer untuk menghindari terkena kanker, tapi sekarang kita semakin paham apa yang bisa menyebabkan kanker dan betapa relevannya komponen ‘kesialan’ itu, karena kita punya alat untuk mengukur itu,” kata Tomasetti menjelaskan. “Penelitian ini mengatakan pada kita bahwa faktor keacakan (randomness) memainkan sebuah peran penting dalam penyakit kanker, mungkin jauh lebih penting dari yang kita kira sebelumnya. Dan oleh karena itu pendeteksian dini menjadi lebih penting kiranya.”

Namun Anda juga bisa memandang penelitian terbaru ini dengan cara pandang berbeda, menurut Tomasetti. “Pada satu sisi, penelitian ini sebenarnya menambah arti pentingnya level individual untuk menghindari gaya hidup yang beresiko,” katanya menjelaskan. “Jika kedua orang tua saya merokok di sepanjang hidup mereka dan mereka tidak terkena kanker paru-paru, itu mungkin bukan karena keluarga kami mempunyai gen yang baik, tapi semata hanya karena mereka beruntung.

“Saya sedang memainkan sebuah permainan berbahaya jika saya merokok,” kata Tomasetti. Paham? Kebiasaan hidup sehat ternyata menentukan.
(By Jenna Birch)

Your Next Read: Why Health Doesn’t Have To Be Hereditary

https://www.yahoo.com/health/is-cancer-risk-mostly-affected-by-genes-106664147472.html

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger